Part 30

1.3K 41 4
                                    

Mau ngingetin buat yang gak srek sama cerita amburadul ini mending gausah lanjut bacanya daripada kalian julid dibelakang.

Gausah ngeyel kalau ga suka yaudah gausah dibaca.

Aku gak maksa buat kalian baca loh yaa jadi jangan nyesel kalo ceritanya amburadul gini. :)

.
.
.

Ada yang sedang berjuang tapi bukan Pahlawan?

Ardho Adipura Wijaya💕

------------------

Disinilah fania berada duduk diapit oleh ke-6 temannya yang memandanginyaa menuntut penjelasan lebih perihal kejadiaan diruang meeting tadi.

Setelah rapat tadi di akhiri dengan secara tidak etisnya fania langsung diseret  oleh Rino dan Revan ke kantin kantor dilantai 3. Yupss mereka ber-6 adalah Rino, Revan, Ardhi, Ardho, Renata, dan Maudhi yang menggantikan posisi orang tua mereka untuk menghadiri rapat tadi.

Hmm pantasaja mereka semua tidak terlihat batang hidungnya disekolah seharian ini, ternyata ngumpul disini semua.

Khhmm

Deheman dari Ardho tadi membuat fania harus menghela nafas berat sebelum berbicara. Mungkin ini saat yang tepat untuk ia menceritakan masalah ini ke teman temannya.

Satu persatu rahasia yang fania tutupi selama ini perlahan terungkap.

“jadi gimana beb?” pertanyaan dari revan yang terkesan centil itu membuat Arho dan Rino yang duduk didekatnya berlagak mau muntah mendengarnya- jijikk

“Ya seperti yang lo pada tau semuanya tadi. Ini perusahaan punya gue. Tap—

“APPAAAA” seketika fania menutup kupingnya rapat, mungkin setelah ini ia akan pergi ke THT untuk memeriksa gendang telinganya akibat teriakan ke-6 orang tersebut yang tidak tanggung tanggung. Penampilan saja yang mencerminkan kedewasaan mereka tapi tidak dengan tingkah lakunya

“Biasa aja dong ekspresinya” jengah fania melihat ke-6 nya menganga lebar

“Eh hehe abisnya kita kaget banget tau. Gue kira tuh sekertaris mau nge-prank kita semua” ujar Ardho ngelantur yang diangguki mereka semua

“Terus gimana cerita lengkapnya dek. Kok bisa gue gatau sih”

“Jadi gini. Waktu gue pindah dulu disana gue gaada kerjaan kan selain sekolah. Mungkin taun pertama disana gue fine-fine aja ngejalaninya tapi ditahun pertama itu juga gue ambil keputusan untuk nyelesaiin sekolah gue dan lulus duluan sebelum waktunya—

“Jadi lo udah lulus dong” potong Ata yang dibalas anggukan singkat fania membuat mereka semua kagum. Tidak perlu diragukan lagi sih kecerdasan fania kan emang diluar kepala manusia

“Jangan jangan lo reinkarnasinya Albert Einstein ya fan?” celetuk Ardho diikuti kekehannya

“Ngawur” balas fania seadanya

“Lanjut” ujar Ardhi yang sedari tadi diam menyimak

“ya gitu, tahun kedua kan gue gaada kerjaan disana. Terus gue buat coba berbisnis kecil kecilan dari duit hasil lomba yang gue dapet ditambah uang jajan gue selama itu dengan menyewa tempat di pusat kota LA untuk dijadiin cafe kecil gitu tempat nongkrong--

--Tapi 3 bulan setelah cafe gue buka pengunjung tiap hari tambah banyak buat omset gue naik drastis, dari situ gue udah bisa beli tempat itu bahkan dengan tempat disampingnya untuk gue memperluas cafe gue. Di tahun pertama juga waktu itu gue udah bisa buka cabang hampir keseluruh benua Amerika walaupun tempatnya Cuma kecil tapi itu semua hasil jerih payah gue sendiri. Tahun berikutnya usaha gue lancar hingga ditahun ke-tiga gue disana gue coba untuk ikut investasi disebuah perusahaan terkenal dikota New York yang bentar lagi akan bangkrut. Dan betul aja setahun kemudian perusahaan itu bangkrut dan menjual aset berharga mereka ke gue dengan harga yang lumayan lah, tanpa pikir panjang gue langsung beli itu semua aset perusahaan mereka dan gue olah lagi dari awal”

[1] MBGF [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora