Part 46.1

492 20 20
                                    

Part gak direvisi dan langsung aku up. Kalau nemu typo bisa komen :v

Selamat membaca....

Voment jan lupa

-----------------

Pagi yang cerah dihari Minggu sesuai dengan kondisi hati dari seorang Dilfania Anastasya Sander, ahh ralat sekarang marga itu sudah bukan miliknya lagi. Pagi ini Fania sudah kembali menjadi dirinya yang dulu, terbukti karena sekarang ia sedang tertawa bersama Mala yang baru saja tiba tadi malam.

"Adem bener ya liat istri istriku akur begini"

Fania dan Mala menoleh serentak melihat Rendy yang tengah meringis didepan pintu kamarnya. "istri pala lo lima" sengit Mala

Rendy terkekeh, lantas ikut duduk bergabung dengan mereka didepan tv. Btw mereka masih di Bandung. "James kemana gue gak nampak batang idungnya?" tanya rendy

"Keluar bentar tadi, katanya ada urusan" jawab fania yang diangguki rendy.

"Eh bos gimana?" mala menghadap Fania dengan menaik turunkan alisnya

"liat besok ajalah gimana" jawab fania

Mala mendegus agak kecewa. "Yah.. padahal gue udah gemes banget sama tuh orang" jawabnya

"Biarin aja dulu. Liat seberapa jauh usaha mereka"

Rendy memandang keduanya bergantian, bingung dengan apa yang mereka bicarakan. "Lo pada ngomongin apaan sih njir, gue ga paham"

"Diem Ren. Lo masih belum cukup umur" jawab mala sembari melempar pilus kewajah Rendy

"Sialan" umpat Rendy yang membuat fania dan mala tertawa

"Taulah gue ngambek sama kalian yang main rahasia rahasiaan begini. Mending gue sususlin tuh james" ucap Rendy kemudian pergi keluar

"lah ngambek beneran tuh anak" kekeh mala

Fania hanya terkekeh melihat tingkah rendy, emang belakangan ini Rendy moodmaker banget buat fania. fania bersyukur sekali masih memiliki sahabat yang sudah ia anggap keluarga seperti mereka dikala ia sedang terpuruk setelah keluarga dan sahabat aslinya membuangnya. Adanya mereka membuat Fania jadi lebih kuat dalam menjalani kehidupan. Mereka selalu mendukung apa yang fania lakukan.

"Mau kemana bos?" tanya Mala

Fania yang barusaja kembali dari kamarnya menghentikan langkahnya, "Pergi" jawabnya. Mala mengangguk, toh dia tidak kepo juga bos-nya itu mau kemana.

Fania melangkah keluar dari mansion mewahnya. Ia berdiri didepan taman yang ada didepan mansion, menghirup udara segar dengan rilax. Huh rasaya pagi hari dibandung sangat damai.

Tinn tin..

Fania yang sedang memejamkan matanya lantas membuka matanya dan melihat sebuah mobil yang baru saja memasuki pekarangan mansionnya. Fania tersenyum dengan cerah melihat siapa yang barusaja tiba.

"Pagi sayang" sapanya pada fania

Fania berlari kecil menghampiri sosok tersebut, "Pagi juga" jawabnya "aku pikir kamu gak jadi kesini"

"ya mana mungkin aku ingkar janji buat pacar aku ini sih"

Fania terseyum tipis. "Apaan sih van"

Revan tertawa pelan, "haha, lucu banget sih malu malu gitu" tangannya bergerak mengacak-acak rambut Fania yang berada didepannya

"Ishh kamu mah kebiasaan" Fania merenggut, menepis tangan revan pada rambutnya

"Iya iya maaf. Yuk langsung berangkat keburu macet nanti" ajak Revan. Bisa kalian bayangkan, Revan jauh jauh dari jakarta ke bandung hanya untuk menjemput gadisnya? Sosweet sekali :)

[1] MBGF [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora