22:: Back To London

1.9K 109 12
                                    


Author POV

Aleandra berusaha menahan tangisnya sambil menatap orang orang yang ia sayangi satu per satu. Wanita itu maju, lalu memeluk kedua sosok orang tuanya secara bersamaan. Sandra yang tak kuat menahan pun akhirnya menangis dipelukan anaknya.

"Nanti mommy akan sering sering ke London buat ketemu kamu dan Ken." Ucap Sandra setelah pelukan mereka terlepas. Aleandra mengangguk.

"Jangan sampai lost contact kayak 8 tahun yang lalu Ale. Selalu telpon kita minimal dua hari sekali, oke?"

"Oke dad. Ale ngerti."

Setelah itu Aleadra beralih pada Alex yang nampak tersenyum hangat kepadanya. Ya, senyum itu yang ia butuhkan. Alex maju dan memeluk adik kembarnya erat. Sebenarnya, ia tidak rela jika Aleandra harus pergi lagi. Namun demi kebaikan adiknya, ia rela menghilangkan egonya itu.

"Alex sayang Lexa. Lexa jangan lama lama perginya, ya? Inget Alex terus."

Aleandra ingat kalimat itu! Kalimat perpisahan yang dulu diucapkan Alex kecil saat Alexa kecil harus pergi ke London dan tinggal di sana. Saat kedua kakak beradik itu masih terlalu polos untuk mengerti apa arti perpisahan yang sesungguhnya.

"Jangan kayak anak kecil deh!" Aleandra tertawa geli sambil memukul pundak Alex keras. 

Ingat, pukulan Aleandra itu bukan pukulan biasa. Alex pun meringis dibuatnya.

Setelah puas berpelukan, Aleandra menghampiri Devira dan Jessi yang juga turut menemani Aleandra di bandara. Mereka pun saling berpelukan.

"Jangan lama lama." Ucap Devira yang tidak dibalas oleh Aleandra. Wanita itu bahkan tidak tahu apakah ia akan memilih untuk menetap di sana atau pulang suatu saat nanti.

"Pokoknya jangan lupain kita ya?" Ucap Jessi yang dibalas anggukan oleh Aleandra.

"Ingat pesen aku ya yang kemarin." Aleandra melepaskan pelukan mereka sambil tersenyum tipis. Devira dan Jessi pun mengangguk setuju.

Tiba tiba Aleandra merasakan sepasang tangan mungil menyentuh kakinya. Aleandra melihat Rio yang nampak ingin memeluk dirinya juga. Ya, Rio ada di sini. Devira yang membawa Rio kemari dari papanya dengan alasan ingin mengajak Rio jalan jalan bersama David anaknya.

Aleandra menggendong Rio yang hanya diam sambil menatap Aleandra dalam. 

"Rio, kamu marah sama mama?" Tanya Aleandra kawatir. Aleandra menghembuskan nafasnya lega saat melihat Rio menggelengkan kepalanya, lalu memeluk lehernya erat.

"Mama jangan lupa telpon Rio terus. Videocall aja! Papa kan udah beliin Rio tablet!" Ucap Rio memanggil Aleandra dengan panggilan mama. Aleandra pun terharu mendengarnya.

"Iya sayang, iya. Pokoknya Rio harus ingat, mama sayang Rio. Mama akan selalu ingat Rio dan akan selalu mantau Rio dari jauh. Rio jangan kawatir ya? Dan Rio juga nggak boleh lupain mama."

****

"Ini rumah almarhum grandma grandpa kamu, Ale?" Tanya Ken sambil menggeret koper hitamnya. Meskipun Ken dan Aleandra adalah sepupu, kakek dan nenek mereka berbeda karena mereka hanyalah sepupu jauh. 

Mata ken tak lepas dari sebuah rumah yang berukuran sedang. Dari luar saja Ken bisa merasakan aura kehangatan yang berasal dari rumah itu.

"Ya, ini rumahnya. Kenapa? Takjub sama kehangatannya?" Aleandra tertawa geli melihat ekspresi Ken.

Aleandra memang memutuskan untuk tinggal di rumah peninggalan kakek dan neneknya. Rumah yang termasuk dalam rumah impian yang ingin Aleandra miliki nantinya.

Her Old Pain (COMPLETED)Where stories live. Discover now