23:: Because of Him

1.9K 99 6
                                    

Author POV

Sudah satu minggu sejak Aleandra pergi ke London secara diam diam, Alex mulai merasa rindu dengan adiknya itu. Sayangnya pekerjaannya di sini tidak mau ditinggalkan. Alex juga harus sesekali membantu Irwan yang mengurusi pekerjaan yang Aleandra tinggal di sini. Meskpiun begitu, Alex tidak akan membiarkan daddynya yang sudah tua itu kelelahan karena mengatasi urusan perusahaan di bagian Indonesia kan?

"Hai Lex!" Suara lembut itu masuk ke pendengaran Alex. 

Selama ini, Jessi lah yang selalu menenangkan dan membantunya lepas dari stres. Setidaknya Jessi tetap setia untuk menemaninya yang terkadang uring uringan ini.

"Apa yang kamu bawa sayang?"

Alex terkekeh geli saat melihat pipi Jessi yang bersemu merah. Meskipun sudah bertahun tahun menjalin hubungan, Jessi masih belum terbiasa dengan panggilan sayang seperti itu.

"Aku bawa makan siang buat kamu." Jessi duduk di sofa yang tersedia di ruangan Alex. Alex pun segera merapikan kertas kertas yang berserakan di meja kerjanya, lalu menghampiri Jessi.

"Kamu masak sendiri?"

"Iya. Aku kan udah mulai belajar masak. Pas aku coba tadi, ternyata lumayan enak, jadi aku bawain buat kamu." Ucap Jessi.

Sebelumnya Jessi memang tidak bisa memasak. Setiap kali ia memasak, pasti rasanya hancur. Tapi beberapa hari ini Jessi fokus untuk belajar memasak. Dia harus bisa membuat Alex bangga dengannya. Dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan. Sekarang masakannya bisa dikatakan enak untuk pemula sepertinya.

Dengan antusias, Alex membuka kotak makan yang Jessi bawa. Benar saja, harum memabukkan menyebar kemana mana saat kotak makan itu terbua. Alex yakin, kali ini masakan Jessi benar benar enak.

"Aku cobain ya?"

"Iya."

Jessi menatap Alex yang tengah mengunyah dengan tatapan ingin tahu. Ia takut masakannya itu tidak disukai Alex.

"Enak sayang! Enak banget!" Alex tersenyum lebar sambil mengajukan jempolnya ke arah Jessi. Jessi pun ikut tersenyum lebar karena senang.

"Sering sering kamu masakin makanan buat aku ya. Beneran, ini enak kok." Jessi mengangguk semangat. Latihan memasaknya selama beberapa hari ini tidak sia sia. 

"Oh iya, kamu udah ada waktu kosong buat ngunjungin Ale ke London?" Tanya Jessi.

"Ada sih waktu kosong. Cuman aku harus lembur banget besok. Jadi waktu hari Jumat sampai Senin aku bisa ke London. Kamu bisa temenin aku kan ke London?"

"Bisa kok. Lagi pula aku nggak ada jadwal sampai tujuh hari ke depan. Besok aku temenin kamu lembur di sini ya? Kasihan aku sama kamu kalau lembur sendirian."

Ini yang Alex suka dari Jessi. Jika ada waktu kosong, kekasihnya ini akan menemaninya di kantor. Hingga berjam jam pun Jessi tidak pernah mengeluh. Dia tetap setia menemani Alex.

"Kalau kamu maunya istirahat, nggak usah nemenin aku nggak apa apa. Aku kan udah biasa lembur, sayang." Alex juga tahu, pekerjaan Jessi itu juga sama melelahkannya dengan dirinya. Alex yakin, diam diam Jessi juga kelelahan. Tapi kekasihnya ini tetap peduli padanya.

"Nggak kok. Udah gak usah bantah, besok pokoknya aku temenin kamu."

"Makasih sayang." Alex tersenyum manis. Sangat manis hingga Jessi terpesona oleh Alex untuk yang kesekian kalinya.

****

Sudah satu minggu ini Nathan dibuat gila karena hilangnya Aleandra. Parahnya, Aleandra hilang tanpa jejak. Bahkan penthouse Aleandra  kosong tidak ada orang. Tidak ada baju baju dan barang barang penting Aleandra di sana. Anehnya, saat Nathan datang ke mansion keluarga Linsker, dirinya tidak diperbolehkan masuk.

Her Old Pain (COMPLETED)Where stories live. Discover now