26:: Mysterious Letter

2K 105 9
                                    


Author POV

"Goodbye, twin." Aleandra memeluk Alex erat.

"Enough Ale. Kamu sudah memeluk ku lama sekali." Alex melepaskan pelukan mereka sambil berdecak.

"Aku kan tidak ingin kamu pulang secepat ini." Aleandra mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kalau begitu kamu saja yang pulang." Ucap Alex dengan nada santai. Mata biru gelapnya itu mengawasi ekspresi Aleandra yang berubah.

Adiknya itu masih enggan pulang.

"Hei, jangan sedih. Dua bulan lagi mungkin aku bisa kemari." Alex berusaha menghibur Aleandra.

"Hmmm, ajak Jessi juga ya?"

"Kalau ibu hamil itu mau oke?"

"Ya ya ya."

Setelah bercakap beberapa saat, panggilan yang menandakan Alex harus segera pergi terdengar. Mau tak mau Aleandra harus melepaskan kakaknya itu.

Entah kenapa kali ini Aleandra merasa enggan ditinggalkan Alex. Ada perasaan gusar di hatinya. Namun Aleandra tahu, ini akibatnya jika tinggal jauh dari rumah dan keluarga.

Aleandra menghembuskan nafasnya kasar, lalu mulai berjalan keluar dari bandara. Masih ada pekerjaan kantor yang membutuhkannya. Tentu saja karena akhir akhir ini kesibukan melanda kantornya. Tidak hanya dirinya yang sibuk, Ken pun juga.

"Apa jadwal ku setelah ini Jack?" Tanya Aleandra saat dirinya baru saja masuk ke dalam ruangannya.

"Akan ada rapat dengan beberapa petinggi perusahaan bersama Mr. Ken, miss." Jawab Jack dengan penuh kesopanan. Seperti biasa, dirinya yang terlatih untuk mengendalikan raut wajahnya itu tengah mendatarkan raut wajahnya.

"Ada surat penting untuk ku?"

"Ada beberapa surat yang sudah saya letakkan di meja anda, miss."

"Baiklah, kamu boleh kembali ke ruangan mu. Ah, jangan lupa untuk menyiapkan data data penting untuk meeting nanti. Jangan sampai ada kesalahan Jack."

"Yes miss."

Setelah Jack pergi, Aleandra memperhatikan lima surat yang tertata rapi di ujung meja kerjanya. Aleandra dapat melihat ada satu kertas yang berbeda dari yang lain. Warnanya krem pucat, tidak seperti warna surat resmi yang biasanya Aleandra dapatkan.

Karena penasaran, surat itu lah yang pertama kali Aleandra buka. Benar dugaannya, ini bukan surat resmi.

London, a beautiful city. Nice choice Aleandra.

Hanya itu. Hanya dua kalimat ambigu itu yang tertera di sana. Tidak ada alamat pengirim atau pun nama pengirim.

Aleandra menggeram dalam hati. Dirinya merasa bahwa pengirim surat ini begitu mengganggu. Jika hanya orang iseng, bagaimana bisa surat ini sampai di tangan Jack yang sangat teliti itu?

Dengan segera Aleandra menghubungi Jack dengan telpon kantor yang tersedia di ruangannya.

"Jack, come here. I need your help."

Beberapa saat setelahnya, Jack masuk ke dalam ruangannya. Tanpa basa basi lagi, Aleandra menunjukkan surat berwarna krem itu pada Jack.

"Kamu tahu siapa yang mengirim surat ini?"

Dapat Aleandra lihat Jack tengah mengerutkan keningnya seakan tengah berpikir. Melihat dari ekspresi Jack, Aleandra menduga bahwa pria itu tidak mengetahui adanya surat berwarna krem itu.

"Maaf miss, setelah saya lihat sekarang anda mendapatkan lima surat. Sementara saya hanya meletakkan empat surat di meja anda, miss. Dan di antaranya tidak ada surat berwarna krem seperti ini. Semuanya berwarna putih." Jelas Jack panjang lebar.

Her Old Pain (COMPLETED)Where stories live. Discover now