Mistake 09

4.3K 494 97
                                    

Happy reading!!!





Cuaca pada pagi hari ini sangat cerah membuat siapa saja lebih bersemangat untuk mengawali aktivitas pagi dengan penuh keceriaan. Tetapi berbeda dengan lelaki di balik balutan selimut putih nan tebalnya. Seperti biasa Jeno, pemuda itu masih bergelut dengan selimut tebalnya dan tentu saja enggan untuk membuka matanya. Waktu sudah mrenunjukkan pukul 06.25 pagi dan cahaya mentari telah memenuhi ruang kamar bernuansa abu-abu itu, tapi lihat si pemilik sama sekali tak merasa terganggu, bahkan suara itu pun dihiraukan.

"Den bangun den, den Jeno bangun den," ucap bi han sambil mengguncang tubuh jeno.

"Astagfirullah den jeno ngeselin banget ya, ayo den bangun udah siang den, bisa gawat nih kalau nyonya dan tuan tau, ayo den jeno teh bangun, jangan kaya kebo mulu atuh den" gumam Bi Han yang terus menerus mengguncang tubuh Jeno.

Tapi jeno tetaplah jeno, salah satu kebiasaan buruk jeno adalah sangat susah di bangunkan, meski suasana ramai tapi tetap saja sama sekali tidak mengganggu tidur pulasnya. Jika jeno susah sekali dibangunkan berbeda dengan jaemin yang selalu mudah di bangunkan.

"Kakak belum bangun bu?" Tanya jaemin yang tiba-tiba muncul dari balik pintu lengkap dengan baju santainya, kaos hitam dengan celana bahan selutut.

"Belum den, aden tau sendiri kan den jeno kaya apa kalau tidur, susah banget di bangunin."  Kesal bi han.

Jaemin berdecak "kakak gak bakal bangun kalau ibu yang bangunin, beda ceritanya kalau yang ngebangunin  bunda" jawab santai jaemin, mata itu kembali menyendu saat ingatannya berputar mengingat bagaimana suara lembut sang bunda lengkap dengan panggilan sayangnya saat membangukan si tukang tidur, bisa dikatakan jaemin sangat iri dengan kakaknya, keberuntungan yang sangat besar bagi sang kakak yang selalu di limpahi kasih sayang kedua orang tuanya, berbeda dengannya, semua seakan mengucilkan kemudian menganggapnya bagai makhluk tak kasat mata.

"Dialusin makin gak bangun bu, harus pakai cara kasar buat bangunin si kebo"  ucap jaemin dengan tangan kanan yang sudah membawa gayung berisi air dari kamar mandi di kamar jeno.

Dengan senyum smrik-nya jaemin menaiki ranjang jeno dan tentu saja mengamati wajah damai kakaknya. Langsung saja jaemin menyiram air segayung itu ke wajah damai kakaknya.

"Hujan ... Hujan bunda kamar jeno bocor" teriak jeno gelagapan sambil menyilangkan kedua tanganya di depan wajahnya yang basah kuyup. Jaemin yang melihat kejadian itu pun tertawa lepas.

Bi han pun tertawa melihat tingkah kedua saudara yang nampak lucu di matanya, suatu moment yang sangat langka terjadi.

"Lihat bu, begini caranya kalau bangunin kebo, jangan cuma di elus gak bakal bangun" ujar jaemin masih dengan tawanya, jeno yang sudah bangun merasa kesal, bagaimana tidak sedang enak-enaknya bermimpi malah tiba-tiba tsunami dadakan menghampirinya.

"Sialan lo emang gue apaan pake di gebyur segala? Emang gue kucing?" Kesal jeno sembari menendang tubuh adiknya.

"Cieeee marah ni ceritanya? Hahaha awas nanti gantengnya keselip ama kegantengan gue lho, eh kan emang masih gantengan gue kemana-mana, ah ciee yang lagi mimpi tsunami dadakan, enak gak rasanya kak?" jaemin mencolek dagu jeno yang masih menatapnya tajam.

"Udah atuh den jangan di usilin terus den jeno-nya" lerai bi han.

"Kakak kalau marah lucu tau bu, kaya lee mineral, manis-manis gimana gitu bu bikin candu."

Mistake √NaJaeminWhere stories live. Discover now