Mistake 12

4.4K 475 97
                                    

"Aku tidak tau apakah kehidupan yang aku jalani ini akan berakhir bahagia atau hanya nestapa, yang aku tahu hanyalah aku hidup dalam tawa di balik luka, dan yang selama ini aku lakukan hanyalah setia mempertahankan tawa itu, aku berusaha terlihat kuat meski kenyataannya aku tidak sekuat itu, entah sampai kapan tawa itu akan padam?"

-Na Jaemin












Upacara bendera setiap Senin rutin di adakan di SMA Tunggal Putra. Suasana khitmat saat pemimpin upacara memimpin jalannya upacara. Dapat ia lihat sang kakak yang terlihat begitu tampan dengan setelan baju paskibraka. Suara yang berat, tegas dan lantangnya membuat siapa saja diam. Kepala sekolah mulai memberikan pidatonya.

Jaemin berada di barisan paling belakang, dengan sedikit adu mulut dengan jeno akhirnya jaemin di izinkan untuk bersekolah kembali, padahal niat awalnya dia akan di pindahkan ke sekolah lamanya. Ia dengar bisik-bisik para siswi yang diam-diam sedang memuji ketampanan wajahnya, bahkan ada yang menjadikannya sebagai  kriteria pacar idaman. Jaemin memang memiliki wajah tampan dan manis dalam satu paket, meski terdapat bekas luka di sekitar area rahangnya tapi tak mengurangi tingkat ketampananya. Tapi banyak juga di antara mereka yang mencibir kondisi fisiknya yang tidak sempurna.

"Cihh sejak kapan sekolah kita menerima bocah cacat??" cibir salah satu siswi satu baris dengan jaemin.

"Palingan juga anak beasiswa." timpal siswa lainnya

Jaemin memilih diam toh memang kenyataannya beginilah dirinya, apa di dunia ini manusia bisa memilih ia terlahir dengan takdiri seperti apa? Tidak bukan? Jaemin juga ingin terlahir sempurna, dia juga ingin berjalan, berlari seperti anak lainnya. Apa terlahir dengan fisik yang tidak sempurna terlalu menjijikkan?

Dan mengenai masalah pembullyannya pihak sekolah telah bertindak tegas dengan mengeluarkan yuta dan antek-anteknya, untunglah di dunia ini masih berlaku keadilan untuk jaemin.









----------------






"Bapak harap kalian memperlakukan Jaemin dengan baik, dan Jaemin kamu boleh melaporkan ke bapak kalau mereka berbuat macem-macem sama kamu, bapak tinggal dulu, kamu silakan pilih kursi yang masih kosong." Jelas Pak Sehun, guru BK.

Jaemin menatap isi kelas barunya, bersih dan wangi, bahkan disini terdapat tiga buah AC serta jejeran loker dan almari. Dan mengenai penghuninya kelihatannya sangat friendly, terbukti dari senyum yang mengembang saat ia memasuki kelas. Jaemin memilih duduk di bangku belakang yang memang hanya tersisa satu bangku kosong. Tak apalah jika ia sendirian tak punya teman sebangku. Toh dirinya sudah biasa sendirian.

"Emm hai!! kanalin gue Park JiSung, ketua kelas 11MIPA3." cowok berambut pirang dengan penampilan seragam rapi itu menghampiri Jaemin mengajaknya berkenalan.

"Na Jaemin." Jaemin menerima uluran tangan Jisung.

"Lo tenang aja, kita disini gak bakal ngapa-ngapain lo kok, disini anak nya baik-baik kok, beruntung lo masuk ke kelas kita." Sahut cowok berambut hitam legam yang duduk di depan meja Jaemin.

"Bener tuh, kita juga bisa ngerti kok keadaan lo, jadi gak usah ngerasa kecil hati, semua manusia sama kan?" Jisung tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit tak terlihat. Lucu sekali seperti kakaknya saat sedang tertawa.

Mistake √NaJaeminWhere stories live. Discover now