02

14.2K 1K 88
                                    

Revisi 28/05/20, jgn lupa selalu meninggalkan komentar😊

Aku menulis semua ini hanya karena rindu. Aku harap kamu juga sempat merindukanku walaupun hanya semalam. Setidaknya kamu mengingat bagaimana aku tertawa dan menangis. Setidaknya kamu mengingat susahnya berusaha dan mudahnya menyerah. 

Cerita ini untuk kalian yang selalu merasa paling tidak berharga. Cerita ini untuk kalian yang selalu merasa dunia tidak pernah lagi ramah.

°°°°°°°


Mei 2007

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan perpisahan pastilah menyisakan kepedihan. Lalu yang tersisa dalam hati hanyalah sekumpulan kenangan. Kebahagian yang belum sempat diraih terpaksa pupus dan hanya menjadi angan-angan semata.

Seringkali kita tenggelam dalam rasa memiliki sehingga kita lupa bahwa segala yang di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi. Itulah mengapa kita kerap kali merasakan kekecewaan. Kematian, tidak ada yang bisa menghalangin itu semua.

Kehilangan adalah siklus yang pasti. Dan saat ini siklus itu sedang di alami oleh sosok wanita yang sejak tadi menangis tiada henti. 

"Hiks...hiks...hiks..." Tangis sedu wanita itu membuat orang-orang yang menyaksikan hal tersebut ikut berlarut merasakan kesedihan yang di rasakan wanita itu. Tak sedikit dari mereka yang ikut menitihkan air mata. Segala prosesi pemakaman telah usai beberapa menit yang lalu. Perlahan para pelayat mulai beranjak pergi.

Menyisakan wanita yang masih tersedu di samping pusara yang masih segar tertutup bunga. Sang suami dan sang anak masih setia menemani wanita itu, sesakali mereka usap lembut punggung serta bisikan lembut yang menguatkan sang istri dari segala duka dan kesedihannya.

"Ara... Anak bunda." Ia usap nisan putih bertuliskan 'Jung Ara' . Kembali air mata mengaliri pipi putih pucat wanita bernama Yoona itu.

Melihat sang istri yang semakin larut dalam duka, Jaehyun pun merangkul pundak sang istri diajaknya untuk berdiri.

"Sudah Ma, ikhlaskan Ara. Jangan seperti ini Ma, kasian Ara kita, biarkan Putri kita tenang di sana Ma. Kita pulang ya Ma, sebentar lagi mau hujan." Ajaknya dengan suara lembutnya, sekuat tenaga ia sembunyikan rasa sedih akibat kehilangan putri semata wayangnya. Bukan saatnya ia ikut terpukul, saat ini ia lah yang harus berdiri tegap untuk keluarganya.

"Tapi Mas, anak ku disini sendirian, ara-" suara Yoona terasa tercekat tubuhnya tiba-tiba melemas lalu limbung ke samping dekapan sang suami.

"Bunda... Ayah bunda kenapa?" Panik sang putra melihat tubuh sang bunda yang tiba-tiba terkulai lemas.

"Jeno tenang. Bunda gak apa-apa." Jaehyun berusaha menenangkan sang putra. "Astagfirullah ma." Ucapnya dengan suara terlirihnya. 

"Sekarang kamu bantu ayah bawa payung, ayo kita pulang." Ucap Jaehyun sembari mengangkat tubuh lemas istrinya.

°°°°

Mobil sedan putih itu melaju dengan kecepatan sedang saat memasuki kawasan rumah bergaya modern itu. Di samping kanan dan kiri pagar rumah masih terpasang bendera kuning kecil. Setelah memasuki area garasi, Jaehyun keluar dari balik kursi kemudi. Lalu membuka pintu kemudi.

Mistake √NaJaeminWhere stories live. Discover now