22

5.3K 399 113
                                    

Cek yang nunggu update-an ☝️

"Bu-- bunuh Jaemin sekarang Bun..." Tanpa sadar kalimat singkat itu keluar dari bibir pucatnya.

Suasana rumah itu semakin bertambah tegang setelah kalimat lirih penuh kefrustasian itu terucap. Jaemin ingin menghentikan waktu sebentar, ia ingin lebih lama memandang wajah sosok yang menghadirkannya di dunia ini. Jikapun ini akhir dari hidupnya maka ia ikhlas. Asalkan dengan ia pergi dendam dihati sang bunda padanya dapat hilang maka ia akan melakukan itu. Dia pun sudah lelah hidup seperti ini, kehidupan seperti ini begitu menyesakkan, ia memiliki orang tua tapi tidak dengan cinta dan kasih sayang mereka. Hidup diliputi kebencian dan di asingkan begitu menyakitkan jika kalian lupa.

Prang!!

Bunyi keras pecahan gelas menggema memecah ketegangan malam. Dengan tak manusianya Yoona melemparkan gelas kaca ke kepala Jaemin, apa ia lupa bahwa ia seorang ibu? Itu anak mu, anak yang engkau pertaruhkan dengan nyawamu sendiri kini dengan kasarnya malah diperlakukan layaknya binatang.

"Katanya kamu cerdas, tapi hari ini saya semakin yakin bahwa kamu sangat bodoh! Berotak dengkul! Lebih baik otak kamu terkena kanker daripada tidak kamu manfaatkan sama sekali? Tau seperti ini sejak dalam kandungan saya musnahkan kamu saja sialan! Apa kamu bilang tadi? Bunuh? Dimana pikiran kamu bodoh! Kamu sengaja kan menjebak saya agar masuk penjara? Cihh rubah licik!" Kalimat panjang serta pedas terlontar dari bibir Yoona. Entah dimana hati nuraninya saat ini, apa dia tidak bisa melihat didepan sana anaknya sedang mati-matian menghalau rasa sakit dari perkataannya? Anak mana yang tidak kecewa akan perilaku orang tua seperti Yoona?

Lemah! Mungkin sebagian orang akan menganggapnya seperti itu, harusnya ia melawan tapi dia malah diam saja. Yang dia lakukan hanyalah berdiri sambil terus memegang sisi kanan dahinya yang bersayat akibat benturan dengan gelas, bisa dipastikan luka itu cukup dalam terbukti dari sebanyak darah yang mengalir keluar. Rasanya sangat perih apalagi rasa pening di kepala belakangnya tiba-tiba kembali berdenyut.

"Kenapa aku selalu salah dimata bunda? Aku- aku lelah bunda, kenapa kalian semua selalu menyalahkan ku? Kalian egois." Ungkapnya penuh kekecewaan.

"Karena kamu telah membangun luka dihati saya, kamu telah membuat anak saya pergi dari kehidupan saya, gara-gara kamu rumah tangga saya diambang kehancuran, pembawa sial! Jangan harap dengan air mata buaya mu itu saya akan luluh apalagi mengasihani mu, jangan pernah berharap!" Setelah melontarkan kata-kata pedasnya yoona bergegas pergi sebelum emosinya semakin tak terkendali, mengingat saat ini ada calon kehidupan didalam tubuhnya.

"Kakak--- kakak yang menyebabkan adik pergi bun, Jim hanya dijebak bun, aku- aku--"

PLAK!!

Wajah pemuda itu terhembas setelah tamparan keras mengenai sebelah wajah. Sudut bibirnya pun sobek mengeluarkan darah.

"Berani-beraninya kamu menyalahkan anak saya dengan mulut pendosamu itu sialan! Jelas-jelas kamulah yang membuat Ara saya pergi bahkan semua itu jelas ada saksinya, jelas-jelas salah masih saja mengelak dasar tak tau malu.

"Mereka menyebakku bun, papa dan kakak mereka--akkkkhh!!"

Belum sempat ia menuntaskan ucapannya terlebih dulu tubuh itu limbung karena tendangan keras tulang keringnya rasakan.

"Sekarang kamu juga menyalahkan suami saya!! Benar-benar tidak tau balas budi, harusnya kamu berterima kasih jika bukan karena suami dan jeno sudah dari dulu saya buang kamu dari rumah saya. Dan sekarang dengan mudahnya kamu menyalahkan mereka, benar-benar tidak tau balas budi, manusia hina seperti kamu harusnya mat--"

"Apa bunda lebih percaya kepada orang asing dibanding darah daging bunda sendiri?" Tanyanya dengan mata basahnya yang menyiratkan banyak rasa kesedihan.

Mistake √NaJaeminWhere stories live. Discover now