20

4.4K 449 93
                                    

Revisi 28.10.19

Spam komen gais!


[Jika Ada kesamaan dengan cerita lain nana minta maaf. Happy reading, vote and Komen gais!]





"Aku ingin meraihnya tapi dia terlalu jauh untuk ku gapai, aku selalu merindukan dia yang sebenarnya tak akan pernah bisa ku rasakan, dan dia terlalu menyesakkan bila ku paksakan. Apa kamu tau apa itu?" -Na Jaemin

---------------------------------






"Ayahhhh" bocah kecil itu berlari menghampiri sosok yang sibuk bergelut dengan kumpulan pekerjaannya.

Panggilan si kecil sontak saja menghentikan kegiatannya, ditatapnya sang anak yang nampak ngos-ngosan.

"Ayah." Panggilnya dengan dada naik turunnya.

"Ada apa jagoan?" Jawab lucas, setelah berjongkok menyeimbangi tinggi sang anak.

"Itu mereka berantem hiks abang- abang hiks." Belum sempat si kecil menyelesaikan kalimatnya terlebih dulu isakan keluar dari bibir mungilnya.

Lucas mengerutkan keningnya mencoba mencerna ucapan anaknya, "Dimana? Sudah jangan menangis, jagoan ga boleh nangis" kekeh Lucas sembari mengusap ujung kepala anaknya. Kenapa anak bungsunya bisa selucu ini meski sedang menangis?

Mimpi apa istrinya saat sedang mengandung?

"Di taman depan."

"Ayah..." Cicitnya sembari meremas jari-jemarinya.

"Iya jagoan ada apa?"

"Jangan marahi abang hiks, abang cuma bela Jim hiks, Jim yang salah ayah hiks, semua gala-gala lobot ini." Ia menunjukkan robot-robotannya kepada sang ayah.

Nampak robot itu sudah rusak menjadi beberapa bagian.

Lucas mengusap lembut pipi basah anaknya "buat apa ayah marah? Abang, kakak dan Jim kan tiga jagoan ayah, Mana berani ayah marah sama ketiga anak ayah yang hebat ini." Lucas tersenyum simpul.

"Janji ayah jangan malahin abang?" Bocah kecil itu mengulurkan jari kelingkingnya.

Tak menunggu lama jari kelingking itu telah tertaut sebagimana lazimnya "Janji." Jaemin tersenyum menunjukka deretan gigi putihnya.

Imut sekali.

"Maaf." Bocah berambut hitam itu menunduk disampinya telah berdiri dua bocah seperantaranya.

Namun Ada yang berbeda dari mereka. Wajah mereka terdapat bekas merah serta air mata tak henti-hentinya mengalir dari mata sembab kedua bocah bertubuh gendut itu.

"Kenapa kamu melakukan hal seperti ini sama mereka?"

Bocah itu mendongak, Tak ada rasa takut yang tersirat di netra hitamnya "mereka yang mulai duluan, mereka ganggu adik aku yah, mereka jahilin Jim sampai buat Jim nangis." Selanya cepat.

Lelaki itu nampak menghela nafasnya, sudah bisa di tebak akan semarah apa anak pertamanya jika menyangkut adiknya apalagi saat dia melihat adiknya menangis.

"Tapi apa sampai seperti ini? Ayah gak pernah ngajarin kelakuan Kaya gini ke abang kan?" Bocah itu mengangguk "lalu kenapa abang memukul teman abang seperti ini?"

Mistake √NaJaeminOnde histórias criam vida. Descubra agora