03 회

14.9K 2.6K 295
                                    

"Sampai jumpa, dokter Lee!"

Taeyong hanya mengangguk dan tersenyum simpul sebagai respon atas ucapan dari rekan kerjanya di klinik. Kejadian dimana Jaehyun bersikap dingin padanya sore tadi membuat semangat hidup Taeyong seolah sirna seketika.

Lelaki berparas bak anime itu berjalan lesu menuju halte yang tak jauh dari kliniknya. Hari ini ia benar-benar kacau, Lee Minhyung sang adik tak bisa menjemputnya malam ini. Ada kegiatan kampus yang mengharuskan adiknya itu pulang tengah malam. Taeyong yang paham dengan dunia perkuliahan pun hanya bisa mengiyakan alasan adiknya.

Menghela nafas, Taeyong memerhatikan jam tangannya. Masih lama, pikirnya saat melihat jadwal bus menuju halte yang dekat dari rumahnya akan datang dua puluh menit lagi.

"Butuh tumpangan, manis?"

Taeyong terkejut bukan main saat sebuah mobil terparkir tepat dihadapannya yang tengah duduk di halte. Matanya terbelalak saat menyadari jika sosok yang baru saja mengajaknya berbicara adalah si keparat yang membuatnya jatuh cinta dan tergila-gila, Jung Jaehyun.

Jika mengingat kejadian sore tadi, rasanya Taeyong tak ingin merespon ucapan Jaehyun saat ini. Namun ia tak boleh lalai, pikirnya.

Tetap elegan, Taeyong.

Jaehyun turun dari mobilnya, menghampiri Taeyong yang sama sekali tak berkutik. Ia pun duduk disebelah sang dokter hewan berwajah rupawan.

"Kau baru pulang dari klinik, Taeyong-ssi?"

Taeyong tersenyum tipis lalu mengangguk mengiyakan, "Benar, Jaehyun-ssi." Ia melirik kearah mobil Jaehyun sekilas, "Ngomong-ngomong kau ingin kemana? Kenapa kau tiba-tiba lewat didepan halte ini?"

"Aku ingin kesini."

"Kesini?" Taeyong mengulang ucapan Jaehyun, "Ke halte ini?" Tanyanya dan dibalas anggukan oleh pria berlesung pipi itu.

Mengerutkan kening, Taeyong kembali bersuara, "Untuk apa kau kesini?"

"Untuk menjemput seseorang."

Kuharap itu aku.

"Ah, begitu." Taeyong menoleh kearah lain sejenak, "Tapi sedari tadi tak ada orang lain kecuali aku. Apa orang yang kau tunggu akan berhenti di halte ini sebentar lagi?"

Bohong, padahal ia baru saja sampai di halte. Taeyong hanya ingin memancing Jaehyun, rasa penasaran dan percaya dirinya kian bertambah. Tapi Taeyong juga tak ingin kecewa.

"Orang itu sudah ada disini," Jaehyun tersenyum manis, "Dia berada di sampingku."

"Aku?" Taeyong tertawa pelan, "Jangan bercanda, Jaehyun-ssi."

"Aku serius, Taeyong."

Hati Taeyong bergetar kala mendengar Jaehyun baru saja memanggilnya tanpa embel-embel formal dibelakang namanya.

Jaehyun merentangkan lengannya diatas kursi halte dimana Taeyong tengah duduk saat ini. Merasakan tangan pria berlesung pipi itu menyentuh punggungnya, Taeyong sedikit bergerak tak enak.

"Apa kau sudah makan malam?" Tanya Jaehyun tanpa melepas tatapan lamatnya pada Taeyong.

Menggeleng, Taeyong menoleh lalu tersenyum pada sosok disampingnya, "Belum, aku akan makan malam di rumah."

"Padahal aku belum mengajakmu makan malam, tapi sepertinya kau sudah lebih dulu menolak." Ucap Jaehyun dengan nada sedikit kecewa.

Lebih tepatnya kecewa yang dilebih-lebihkan hanya demi mendapat perhatian.

"Kenapa kau tidak mengak Jihyo, Jaehyun-ssi?" Tanya Taeyong sembari memerhatikan mimik wajah Jaehyun.

Pria berlesung pipi itu terkekeh, membalas tatapan Taeyong hingga pandangan keduanya terkunci lalu berucap, "Terkadang makan malam dengan sesama pria jauh lebih menyenangkan."

Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now