25 회

10K 1.9K 166
                                    

"Apa kau tak memberitahu Taeyong jika aku dan Jaehyun akan datang?"

Jung Yunho yang tengah sibuk melahap Jajangmyeon buatan Taeyong mengangkat alis sejenak. Menunggu jawaban dari lelaki dihadapannya yang terlihat tengah memikirkan sesuatu. Tak lama berselang, kedua anak mereka berjalan masuk ke ruang makan. Hal itu pun membuat Jaejoong tersadar dari lamunannya.

"Paman?" Jaehyun mengangkat alis tak percaya, "Paman yang waktu itu datang di rapat rutin kantor kan?"

Mengangguk pelan, Jaejoong menyunggingkan senyum tipisnya, "Benar, nak." Ucapnya, "Duduklah, makan bersama Ayahmu." Katanya lalu melirik Taeyong, "Dimana Mark? Panggil ia bergabung juga."

"Aku disini."

Baru saja Taeyong hendak berbalik untuk memanggil sang adik di ruang tengah, namun lelaki itu sudah berjalan dengan langkah lesu ke meja makan. Ia menggeleng pelan, Mark begitu fokus ketika tengah mengerjakan tugas hingga terkadang lupa untuk makan. Namun ketika adiknya itu telah selesai dengan kegiatannya didepan kertas atau laptop, maka Mark sudah seperti anak kecil kelaparan yang merengek untuk di beri asupan.

"Kedua anakmu tumbuh menjadi lelaki tampan, Jaejoong-ah."

Jung Yunho berdecak kagum melihat Mark juga Taeyong duduk berdampingan di kursi seberang. Matanya kemudian terfokus pada anak tertua lelaki itu, "Taeyong lebih mirip denganmu, sedangkan adiknya sangat mirip dengan Ibu mereka."

"Kupikir hanya mataku yang salah menduga," timpal Jaehyun, "Saat melihat Paman Jaejoong di ruang rapat aku refleks mengingat Taeyong. Kalian sangat mirip."

Jaejoong terkekeh pelan, "Sejak kapan kalian saling mengenal?"

Taeyong yang mendengar pertanyaan sang Ayah tersentak. Baru kali ini pria paruh baya itu cukup penasaran dengan kehidupan pribadinya. Padahal biasanya sosok itu akan acuh tak acuh dengan teman bahkan kekasihnya.

"Sudah cukup lama, Paman." Jawab Jaehyun lalu melirik Taeyong sekilas, diikuti senyum tipis, "Aku sering berkunjung ke kliniknya."

"Ah, begitu."

Keadaan hening sejenak. Hanya suara dentingan sumpit dan mangkuk yang menjadi perantara. Hingga tak terasa kelima orang di meja makan pun telah selesai dengan kegiatan mereka. Taeyong tersenyum puas melihat Jaehyun begitu lahap saat memakan masakannya tadi. Oh, ia berharap dapat melihat wajah lelaki itu setiap hari di meja makan.

Segera nikahi aku, Jung.

"Mark-ya, tolong antar Paman Yunho dan Jaehyun ke kamar tamu." Ucap Jaejoong pada anak bungsunya, "Kalian harus beristirahat, pasti perjalanan ke Jeju sangat melelahkan."

"Terima kasih, Jaejoong-ah," Yunho menepuk pundak lelaki paruh baya itu, "Sampai jumpa besok." Katanya sebelum mengikuti langkah kaki Mark yang menuntunnya ke kamar.

Jaehyun membungkuk sopan dihadapan Jaejoong, "Selamat malam, Paman." Ucapnya lalu melirik sekilas kearah dapur dimana Taeyong tengah sibuk membereskan sisa-sisa makan malam tadi. Ia pun menyusul sang Ayah juga Mark yang telah menaiki tangga berbahan kayu rumah bernuansa Korea klasikㅡtempatnya beristirahat sekarang.

"Taeyong-ah," panggil Jaejoong yang membuat anak sulungnya menoleh.

"Ya, Appa?"

"Ikut Appa ke kamar," ucap Jaejoong sebelum melenggang pergi menuju lantai dua rumahnya. Meninggalkan sang anak sulung yang otaknya telah dipenuhi berjuta tanda tanya.

Ada apa dengan Ayah?

Taeyong mengangkat bahu acuh, ikut berjalan dibelakang sang Ayah menuju kamar lelaki pria paruh baya itu. Saat sampai didepan kamar Yunho dan Jaehyun ia tersenyum tipis, keduanya mungkin telah terbaring lelah didalam, pikirnya.

Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now