24 회

10K 1.9K 403
                                    

Jaehyun merapikan jasnya sejenak, memandangi penampilannya melalui pantulan cermin lalu tersenyum tipis. Ia dan sang AyahㅡJung Yunho akan melakukan perjalanan bisnis di Jeju selama satu Minggu. Sudah menjadi rutinitasnya untuk ikut bersama lelaki paruh baya itu, Jaehyun sudah seperti asisten pribadi bagi ayahnya.

"Kau sudah siap?"

Jung Yunho memerhatikan Jaehyun yang masih saja berdiri didepan cermin kamarnya. Ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya memang benar adanya. Sang anak sama saja dengan dirinya, narsis dan tak bisa jauh dari cermin untuk memastikan penampilan agar selalu terlihat sempurna.

"Iya, Appa. Kita berangkat ke bandara sekarang?"

"Hm," Yunho bergumam lalu melipat lengan, "Tapi temui calon istrimu dulu, ia menunggu dibawah dari tadi."

Jaehyun tersenyum simpul, mengangguk pelan sebelum mengikuti langkah sang Ayah yang lebih dulu meninggalkan kamarnya.

"Ayah menunggu di mobil," teriak Jung Yunho sembari melewati ruang tamu dimana Jihyo tengah terduduk. Wanita itu membungkuk sopan kepada sang pria paruh baya sembari memamerkan senyum tipisnya.

Tak lama berselang, sosok yang Jihyo tunggu sejak dua puluh menit lalu akhirnya datang. Jaehyun melebarkan lengan dan bersiap-siap untuk memeluknya. Tapi ia menolak, menghindari sang kekasih sembari memasang tampang cemberut.

"Hei, ada apa lagi dengan calon Nyonya Jung ini, hm?" Jaehyun menggoda kekasihnya yang tengah berdiri sembari melipat lengan dan menghindari tatapannya.

Terkekeh pelan, Jaehyun menghampiri Jihyo lalu memeluknya dari belakang, "Hanya satu Minggu, sayang."

"Awas jika kau berani melirik wanita Jeju," ancam Jihyo lalu mencubit lengan Jaehyun. Pelukan lelaki itu terlepas, sontak ia berbalik dan menarik tengkuk kekasihnya hingga jarak wajah mereka kian dekat, "Jaga dirimu baik-baik, makan dan tidur teratur." Ucapnya pelan.

Jaehyun mengangguk, sedikit menunduk hingga ia bisa dengan leluasa meraup bibir kekasihnya. Jihyo pun tak akan menolak, satu Minggu ditinggal oleh sosok yang tak lama lagi akan menjadi suaminya pasti akan membuat ia rindu berat, pikirnya.

"Aku berangkat sekarang," bisik Jaehyun didepan wajah wanita itu.

"Hm, cepat pulang."

Lelaki berlesung pipi itu hanya tersenyum tipis mendengar rengekan Jihyo yang sudah seperti anak kecil. Ia mengusap surai sang kekasih sebelum berjalan keluar rumah dan sesekali melambaikan tangan.

Ayahnya telah menunggu di dalam mobil. Lelaki paruh baya itu memasang tampang menggoda seolah telah tahu apa yang dilakukan Jaehyun bersama sang kekasih barusan.

"Apa Jihyo menangis?" Ucap Yunho saat Jaehyun masuk kedalam mobil, duduk disampingnya pada jok belakang.

Terkekeh pelan, Jaehyun menggeleng "Untungnya tidak, Appa."

Jung Yunho memberi respon anggukan sebelum menginstruksikan kepada sang supir pribadi untuk segera melakukan mobil menuju bandara. Sementara sang ayah tengah sibuk membaca berkas ditangannya, Jaehyun merogoh ponsel pada saku jasnya. Mengetik pesan singkat disana seraya tersenyum sumringah.

Diam-diam Jung Yunho memerhatikan gelagat sang anak. Ia menyipitkan mata sejenak sebelum menggeleng pelan. Padahal di rumah tadi mereka telah bertemu, dasar anak muda, pikirnya. Ia menebak jika Jaehyun mengirim pesan untuk kekasihnya, Jihyo.

Taeyong-ah, maaf aku tak bisa menemuimu satu Minggu kedepan

Jangan merindukanku

Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now