23 회

10K 1.9K 153
                                    

Taeyong melenguh pelan saat merasa pasokan oksigen yang masuk ke paru-parunya semakin menipis. Ia mendorong pelan dada Jaehyun hingga tautan bibir mereka terlepas. Jujur saja Taeyong kaget, ketika ia membuka mata lelaki yang amat dirindukannya itu tiba-tiba duduk di sisi kosong ranjang sembari menatapnya dalam.

Karena lagi-lagi tak ingin terlihat lemah, Taeyong pun bangkit dari posisinya yang tengah terbaring meski kepalanya masih sangat pusing. Namun, seolah tak membiarkan ia untuk membuka suara, Jaehyun lebih dulu membungkam bibirnya dengan ciuman tergesa. Terkesan memaksa dan melampiaskan sesuatu yang entah apa.

Jaehyun menatap lekat wajah pucat Taeyong, kedua tangannya masih bertengger pada pipi lelaki itu. Sang empu sendiri memilih untuk menunduk, seolah tak mau menatap wajah sosok yang sebenarnya amat ia rindukan seminggu belakangan.

"Kenapa kau melakukan hal bodoh seperti ini, Taeyong?" Tanya Jaehyun dengan suara pelanㅡhampir menyerupai bisikan. Ia mengusap pipi lembut sang dokter hewan dengan ibu jari sebelum kembali bersuara, "Apa masih karena Seulgi, hm?"

Bagus, mari kita lanjutkan permainan ini, Jaehyun.

Taeyong menggeleng pelan, masih setia menatap selimut tipis yang menutupi paha hingga kakinya. Melihat hal itu membuat Jaehyun mengangkat dagunya, mempertemukan pandangan mereka hingga terkunci untuk beberapa saat.

"Lalu kenapa, Taeyong-ah?"

"Kau tak perlu memikirkannya," Taeyong kembali menghindari tatapan Jaehyun, "Aku hanya... Kelelahan."

Mendengus pelan, lelaki berlesung pipi dihadapan Taeyong kembali menangkup wajah tirus sang dokter hewan.

"Apa setiap kelelahan kau selalu melukai dirimu?" Tanyanya lalu menggeleng pelan, "Jangan coba-coba membohongiku, Taeyong. Mata indahmu tak bisa berdusta."

"Lalu apa yang ingin kau dengarkan?" Taeyong bertanya dengan suara bergetar, "Aku sudah menjawab pertanyaanmu. Jadi berhentilah bertanya."

Jaehyun tersenyum miring, menyibak sedikit poni yang menggangu mata Taeyong lalu berucap, "Aku ingin mendengar alasanmu menyakiti dirimu sendiri." Ia mengambil nafas sejenak, "Jika ini semua karena Seulgi, aku bersumpah akan mencari wanita itu lalu membunuhnya."

"Lalu bagaimana jika ini semua karenamu, Jaehyun?"

Taeyong menatap lamat wajah Jaehyun yang dipenuhi raut keterkejutan. Ia menarik senyum terpaksa sebelum kembali bersuara, "Apa kau akan bunuh diri?"

Jaehyun terdiam. Ia masih tak menangkap maksud dari ucapan Taeyong. Namun secercah harapan dalam benaknya muncul ketika lelaki terkasihnya itu kembali mengeluarkan suara.

"Kau yang membuatku seperti ini, Jaehyun." Ujar Taeyong, "Aku tersiksa karena terus memikirkanmu dan kejadian dimalam itu. Bahkan ketika aku sudah mencoba untuk menghapus namamu dari ingatanku, semua itu hanya percuma dan semakin membuatku terganggu."

"Lalu?"

Menurutmu, bajingan?

"Aku tidak tahu," Taeyong menepis tangan Jaehyun yang masih menangkup wajahnya, "Pergilah, tolong jangan membuatku membencimu."

"Apa kau mulai mencintaiku, Lee Taeyong?"

Aku sudah memulainya jauh sebelum kau mengenalku.

"Tidak."

Jaehyun menarik salah satu ujung bibirnya, "Tatap mataku dan katakan itu sekali lagi."

Menarik nafas dalam, Taeyong menuruti instruksi sang pujaan hati. Menatap kedua iris kecoklatan favoritenya cukup lama sebelum berucap,

"Ya, aku mencintaimu brengsek."

Jaehyun tak kuasa menahan senyum sumringahnya. Tanpa menunggu jarum panjang jam dinding berpindah ke menit berikutnya, ia refleks menarik Taeyong kedalam pelukan hangat. Sangat erat hingga lelaki mungil itu merasa sedikit sesak.

"Terima kasih telah membalas perasaanku, Taeyong-ah," Jaehyun menenggelamkan wajah pada pundak lelaki dalam dekapannya, "Aku sangat mencintaimu, sayang."

"Bohong," lirih Taeyong sebelum menarik diri dari pelukan Jaehyun. Ia menatap sendu wajah kebingungan lelaki berlesung pipi itu lalu berkata, "Kau mencintai Jihyo, bukan aku."

Lelaki mungil itu mengulum bibir sejenak. Memejamkan mata sembari meminimalisir nafasnya yang memburu. Untuk kali ini Taeyong tak bercanda dan melanjutkan perannya belaka, membayangkan Jaehyun menikahi Jihyo membuatnya sesak tiba-tiba.

"Kau hebat, Jaehyun." Taeyong tertawa sarkastik, "Bahkan disaat kau sebentar lagi akan menikahi kekasihmu, kau masih bisa membuat orang lain jatuh hati padamu."

Jaehyun memandangi wajah murung Taeyong. Dadanya berdenyut perih mendengar suara lirih sang lelaki terkasih. Ia tak ingin seperti ini, Taeyongnya tak boleh bersedih. Tapi disatu sisi, ia masih tak bisa memilih. Karena kedua orang itu sama-sama penting dan menjadi kunci kebahagiaannya nanti.

"Taeyong-ah..."

"Sudah cukup, Jaehyun."

Taeyong mengusap bahu lelaki dihadapannya, "Pergi dan nikahilah kekasihmu, buat Jihyo menjadi wanita paling bahagia di dunia karena memiliki suami sepertimu."

"Tidak, kau harus menjadi milikku." Jaehyun menggenggam erat jemari Taeyong lalu mengecup punggung tangannya pelan, "Tolong berikan aku waktu, Taeyong. Kita akan bahagia bersama, aku berjanji."

"Aku tak ingin menjadi yang kedua, Jaehyun." Taeyong menggeleng pelan, "Aku juga tak ingin dicap sebagai perusak hubunganmu dengan Jihyo."

Jaehyun kembali menarik Taeyong kedalam pelukannya. Mengusap punggung ringkih lelaki itu sembari berkata, "Aku akan menikahimu, tolong percaya padaku. Berikan aku waktu sedikit lagi."

Diam-diam Taeyong tersenyum dalam dekapan Jaehyun. Mendengar nada pasrah dan kebingungan lelaki itu membuatnya seakan terbang di atas awan. Ini yang ia harapkan, kebimbangan seorang Jung Jaehyun.

Ternyata rencana yang semula ia kira akan gagal dapat terselamatkan hanya karena goresan kecil pada pergelangan tangannya. Taeyong juga harus berterima kasih pada Lisa, ia yakin sahabatnya itulah yang membawa Jaehyun bersamanya.

"Tidak Jaehyun," Taeyong bergumam sembari menenggelamkan wajah pada ceruk leher lelaki berlesung pipi itu, "Jangan membuat Jihyo sakit hati. Biar aku saja, sudah menjadi resikoku karena hadir sebagai opsi kedua."

Jaehyun menarik tubuh Taeyong, menatap kesal kearah wajah lelaki itu.

"Siapa bilang kau opsi kedua hah?!" Bentaknya lalu menarik dagu Taeyong, "Kau segalanya bagiku, Taeyong-ah." Sambungnya dengan suara pelan.

Ya, cukup buktikan ucapanmu dengan meninggalkan Jihyo bajingan.

"Apa yang harus kita lakukan Jaehyun?" Lirih Taeyong lalu kembali meneteskan air mata buaya nya, "Aku bingung. Jihyo pasti akanㅡ"

"Sst..." Jaehyun mengusap bibir Taeyong dengan ibu jarinya, "Kau tak perlu memikirkannya. Tolong dengarkan aku sekali ini saja, Taeyong-ah."

"Aku percaya padamu, Jung Jaehyun."

Sedikit lagi Taeyong, sedikit lagi.

to be continued

120 vote + 30 comment for the next episode, cmiw!

120 vote + 30 comment for the next episode, cmiw!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Loving Her Boyfriend | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now