Page 7

16.8K 1.2K 110
                                    

HAPPY READING


Hinata membuka kelopak matanya pelan, sinar redup menyapa indra penglihatannya. "Sudah sadar rupanya." Hinata menengokan kepalanya ketika suara rendah itu terdengar.

"Dasar lemah! Begitu saja sudah tidak sadarkan diri selama berjam-jam. Merepotkan!!"

Ingin rasanya sekarang Hinata menyumpal mulut Uchiha itu dengan patung Hokage. Tidak bisakah ucapannya ia jaga hanya sebentar saja. Ya, sampai Hinata benar-benar mengumpulkan nyawa setelah terlelap. Sialan!! Memang Uchiha satu ini.

"Gomen."

Dia Hinata catat!! Tidak ada yang bisa ia katakan selain hal itu. Menjadi pendiam dan lemah terkadang merepotkan dan ia membenci itu.

Sasuke hanya memutar bola matanya jenuh. Ia terkisap ketika si pria pucat menjengkelkan itu tiba-tiba berada di antara mereka berdua. Berdiri di ambang pintu dengan makanan di tangannya.

"Ohayo! Hinata-san, apa kau sudah baikan?"

Hinata tersenyum lembut, ada sedikit rona merah di pipi gembilnya. Ia menganggukan kepalanya pelan. "Aku sudah lebih baik, arigatou."

Sasuke masih menatap wajah wanita Hyuga itu. Entah kenapa ia suka warna yang bertengger manis di pipi gembilnya. Menggemaskan!! Sial apa katanya? Rasanya Sasuke mulai tidak waras.

Sai berjalan mendekat, meletakan nampan berisi sup itu di dekat nakas. "Makanlah, ini baik untuk menambah chakra."

Hinata kembali tersenyum, ia memangku nampan itu dan mulai memakan sup yang diberikan Sai padanya.

"Arigatou, Sai-kun." Ujar Hinata lembut setelah menghabiskan supnya.

Sasuke melebarkan matanya, menatap kedua manusia itu dengan tajam. Apa yang baru saja ia dengar tadi? Sai-kun. Hell, kenapa wanita Hyuga itu memanggil pria pucat itu dengan sunffix 'kun'. Menjengkelkan!!

"Setelah ini kita akan kembali ke Konoha. Sebelum itu kita harus berkumpul terlebih dahulu di Hoshigakure."

Hinata mengganggukan kepalanya pelan, meremas ujung obi-nya dengan gugup saat tidak sengaja iris lavendernya bertemu dengan mata kelam milik pria raven itu. Entah kenapa Hinata merasa tatapan itu terlalu mengintimidasi seakan mampu menusuk jantungnya saat ini juga.

Sasuke melangkahkan kakinya keluar. Melihat manusia pucat itu bercengkrama dengan gadis Hyuga itu membuat dadanya sesak. Mungkin saja udara di sana sangat minim hingga mampu membuat dadanya terasa menyesakkan. Ya, itu pasti.

..

Sasuke, Sai dan Hinata melanjutkan perjalanannya menuju Hoshigakure, daerah subur yang terkenal akan ramuan peningkat hormon seksualitas. Errrtt!! Mungkin terdengar aneh dan sedikit kasar, tapi itulah hal yang mereka banggakan sebagai rakya Hoshigakure.

"Kita cari penginapan terlebih dahulu." Ucap Sai mendahului mereka berdua.

Hinata berjalan mengekori Sai dengan kepala terunduk. Entah kenapa sejak kesadarannya dari tidur sementaranya itu atmosfir pekat melingkupi si Uchiha terakhir. Hinata meringis dalam hati, ia sadar sekarang mungkin Sasuke kesal padanya karena tidak berguna sama sekali. Harusnya ia membantu Sasuke melawan musuh itu, tapi apa yang terjadi? Dia justru terkenah genjutsu dan terkapar tidak berdaya. Miris dan tidak berguna.

Come Back Home [[END]]✔ Where stories live. Discover now