Chap 21

27.1K 1.3K 90
                                    

Rasa sakit membuatmu kuat, rasa kehilangan membuatmu tegar, ia pernah ada di posisi itu. Posisi dimana kau membenarkan apa yang kau lihat, menulikan apa yang kau dengar. Ia pernah salah, ia pernah terjatuh dilubang gelap hingga ia sadar setiap rasa luka menghantarkan tawa, setiap rasa sakit menghantarkan bahagia.


Hidup bukan hanya hitam dan kelabu, terkadang mereka butuh jingga dan ungu. Hidup tidak meluluh rasa sakit dan ambisi mereka butuh tawa dan merelahkan. Jika dulu ia menyimpan segala dendam yang tidak pernah berkesudahan sekarang ia memyimpan segenap cinta yang tidak akan pernah ada habisnya.

Menjadi satu-satunya Uchiha dimuka bumi berarti harus sanggup memikul semua kebencian, bukan hal mudah menerima semua bentuk cacian dan hinaan yang mereka berikan. Ia tau ia pendosa yang keberadaannya hanya menjadi aib, tapi bukankah hidup ini sumber dari dosa itu. Ia hanya anak naif yang dipencundangi dunia, hingga ia sadar ikatan yang membuatnya terluka justru menyelamatkannya. Ia sadar apa itu kekuatan bukan bersumber saat kau mengalakan temanmu tapi saat kau bersisian denangannya. Naruto benar hidup ini hanya seberapa ambisi yang kau punya dan apa ambisi itu. Tapi kita melupakan ketika hadir perasaan itu kita telah melupakan hal yang paling kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Ambisi membutakannya, rasa sakit menyelimutinya. Hanya pria Junchiriki itu yang tau apa itu ikatan yang sebenarnya. Ikatan yang lebih kental dari darah.

"Doakan aku agar cepat menyusul, Teme!"  Senyum secerah mentari itu tidak pernah luntur sejak pemberkatan.  Rasa bahagia bukan hanya dirasakan oleh mempelai pengantin saja, tapi semua undangan yang hadir merasakan euforia yang sama.

Sasuke hanya mengangguk, ia alihkan pandangannya kepada sang heroin yang nampak begitu cantik.

Jantungnya berdetak keras, ia sudah mendapatkannya, tapi kenapa jantung sialannya selalu berdetak diambang batas wajar jika menatap wajah cantik itu? Kulit putih porselen, hidung mungil nan mancung, bulu mata lentik, iris mata yang indah dan bibir...

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Jantungnya berdetak keras, ia sudah mendapatkannya, tapi kenapa jantung sialannya selalu berdetak diambang batas wajar jika menatap wajah cantik itu? Kulit putih porselen, hidung mungil nan mancung, bulu mata lentik, iris mata yang indah dan bibir mungil namun berisi itu. Rasanya Sasuke ingin menarik Hinata ke kamar dan menikmati waktu mereka berdua saja, tidak ada warga yang berdesakan ingin bersalaman dengannya, tidak ada para nakama yang sibuk berbuat onar, tidak ada klan kolot yang terus mengawasinya. Ya, hanya dia dan sang belahan jiwa berdua di kamar, itu adalah pilihan yang bagus.

Sasuke genggam jemari lentik itu erat, ia bahagia. Perjuangan panjang untuk menemukan sebuah arti yang selama ini ia tanyakan terjawab sudah. Ia sudah menemukan cahaya di dalam hidupnya yang gelap, ia temukan tujuan hidup disaat tidak ada kepastian. Ia menemukannya, menemukan sumber bahagia dan lukanya, ia menemukan pelanginya di ujung badai.

Sasuke tersenyum tipis, ia kecup kening wanitanya. Perasaan bahagia kini mendesak di relung hatinya, Tuhan telah memberikan warna lain dihidupnya, Tuhan berikan perasaan lain selain luka.

Come Back Home [[END]]✔ Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ