Page 16

15.1K 1.2K 53
                                    


Hari sudah menjelang pagi, tapi tidak ada niatan untuk menutup mata indah itu dari tengah malam. Bahkan suara kicauan burung samar-samar ia dengar. Hinata menegakan tubuhnya, ia duduk di atas tatami menatap pintu bercorak putih gading itu tanpa ada minat. Jujur saja pikirannya sedang kacau sejak mendapat pernyataan cinta dari si bungsu Uchiha itu, hatinya menjadi gelisa. Ia tidak bisa membiarkan perasaan yang berawal dari sebutir pasir akan bergembang seperti bola yang menggelinding di salju. Ia tidak bisa menyakiti perasaan Uchiha bungsu itu dan menyakiti perasaannya lagi.

..

"Aku dengar Hinata-sama akan menikah dengan Kazegake dari desa Suna."

"Benarkah? Bukannya Hinata-sama menyukai Uzumaki-san?"

"Mereka menikah karena perjodohan. Aku dengar dari beberapa maid yang ada di mansion Hyuga."

Jujur saja, Sasuke tidak pernah sudi hanya untuk mendengarkan omongan orang tentang dirinya. Ia juga tidak akan membuang waktunya hanya untuk menguping pembicaraan orang lain. Tapi tidak untuk kali ini, indra pendengarannya terasa gatal ketika nama Hinata mereka sebut dalam obrolan mereka. Dan rasanya detik ini juga ia ingin membakar habis seluru pasar ini, ketika ia tau apa yang mereka bicarakan.

Mata hitam seperti jelaga itu berubah menjadi merah darah membentuk pola bunga, tahap ini lebih tinggi dibanding pengaktifan sharingan Sasuke Uchiha membalikan tubuhnya menatap segerombolan wanita yang asik bergosip ria itu dengan eternal mangekyo sharingan. Kekuatan mata ini jauh lebih tinggi dibandingkan mangekyo sharingan sendiri, jika pemakaian mangekyo sharingan akan mengalami kebutaan, jika di pakai terus menerus, maka tidak untuk satu ini. Eternal mangekyo sharingan hanya bisa dibangkitkan oleh dua manusia di bumi ini yaitu Uchiha Madara dan tentu saja Uchiha Sasuke. Banyak alasan mengapa jutsu mata ini bisa ia bangkitkan, salah satunya adalah perasaan amarah yang memuncak.

Semua wanita yang tadi asik bergosip seketika membisu, tubuh yang semula santai kini berkeringat dingin, pasar yang sedari tadi ramai kini senyap. Uchiha terakhir itu murka ia bahkan melakukan genjutsu ke semua grombolan wanita tanpa otak yang tadi membicarakan hal yang memancing kemarahannya. Dengan cepat tubuh berotot itu melangkah menjauh, ada hal yang segera ingin ia lenyapkan.

..

Gerbang mansion yang kokoh itu runtuh tanpa beban. Kediaman yang semulai damai menjadi ricuh, satu-satunya alasan semua ini terjadi ada di depan pintu shoji menatap dengan bengis siapapun yang ada di depannya.

"Minggir atau ku bunuh kalian semua!!" Perkataan dingin tanpa bualan itu terasa mengores setiap kulit para bunke yang menghadang Uchiha bungsu itu di depan. Mereka tidak menyangka di pagi hari yang damai akan ada penyerangan dadakan yang dilakukan si mantan buronan kelas S yang sangat mematikan.

"Tidak akan kami biarkan kau masuk!!"

Sasuke mengertakan giginya hingga bergemelatuk. Ia arahkan kusanagi milikinya ke depan. "Mati, kau!!" Belum sampai ujung kusanagi itu menyentuh leher para bunke. Gadis mungil dengan surai coklat berlari ke arahnya.

"Apa yang kau lakukan bajingan, Uchiha?" Pekik gadis itu setelah sampai. Sasuke menurunkan kusanagi-nya mentap tubuh kecil itu tanpa minat.

"Panggil kakakmu sekarang!"

Hanabi mengantupkan bibirnya, ia tidak salah dengarkan? Ada masalah apa sang kakak dengan pria ini? Belum sempat otaknya memproses semua kejadian ini, ia sudah di kagetkan dengan kedatangan sang ketua klan.

Hanabi menatap sang Ayah yang hanya diam termenung menatap semua kekacauan ini. Dalam hati ia menerka apa yang ada di dalam pikiran sang Ayah melihat semua kekacauan yang dilakukan mantan penghianat desa itu.

Come Back Home [[END]]✔ Where stories live. Discover now