Page 11

15.4K 1.2K 94
                                    


HAPPY READING


Kaki jenjang itu tidak berhenti menendang pepohonan yang ada di depannya. Napasnya sudah mulai tersengkal, keringat sudah bercucuran di wajah dan juga tubuhnya. Tapi pria bersurai hitam itu sepertinya tidak ada niatan untuk menghentikan perbuatannya.

"Hei, Uchiha! Sedang apa kau disini?" Sasuke menengokkan kepalanya menatap pria nanas yang berjalan pelan ke arahnya.

Sasuke hanya mendengus ia kembali menendang pohon itu hingga rubuh.

"Berhenti merusak alam." Ujar pria berklan Nara itu, setelah berkata demikian ia terkekeh sendiri. 'Merusak alam? Cih!'

"Sepertinya kau sedang punya masalah, huh?" Ujar pria itu sembari menyalakan rokoknya.

Sasuke mendecih kasar, ia tatap pria itu tajam. Pikirannya sedang kacau ia sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.

"Kau kesal Naruto mengadakan pesta untukmu?" Pria Nara itu sepertinya memang pura-pura tidak tau situasi. Sasuke masih mengantupkan bibirnya enggan menjawab.

"Atau kau kesal tidak bisa melihat seseorang?" Tubuhnya menegang seketika. Sialan memang pria satu ini!

"Bukan urusanmu!" Gotcha.. Shikamaru menarik sudut bibirnya tipis. Ia tatap pria Uchiha itu dalam hening.

"Datang saja nanti malam, mungkin yang ingin kau lihat akan datang di pesta itu." Shikamaru tertawa dalam hati, menyenangkan sekali ternyata bisa membuat si Uchiha itu salah tingkah.

Shikamaru menghisap rokoknya dalam lalu menghembuskan asapnya ke udara. Lalu ia beranjak pergi meninggalkan pria Uchiha itu sendirian di pinggiran hutan.

Sasuke menghembuskan napasnya kasar. Ia usap surai hitamnya frustasi, direbahkannya tubuh seksinya di hamparan rumput liar. Ia tatap awan yang berjalan di langit sana, pikirannya menerewang, ini sudah seminggu ia tak bisa melihat wanita Hyuga itu? Apa dia baik-baik saja, atau. Ah, rasanya Sasuke mau gila! Ia benar-benar tidak habis pikir pada dirinya sendiri, kenapa ia merasa gelisa hanya karena tidak bisa melihat wajah itu, kenapa ia merana hanya karena tidak bisa menghirup harum baunya. Sialan! Virus gila itu sepertinya sudah menyebar kesetiap sel-sel di tubuhnya. Bagaimana bisa ia gila hanya karena wanita! Bullshit, ia hanya butuh seseorang yang bisa mengalikan pikirannya pada wanita Hyuga itu. Lalu siapa, Sakura? Hell! sampai kapanpun ia tidak akan mau. Ia hanya menganggap gadis itu sebatas teman, toh ia juga kekasih sahabat dobbe-nya.

Sasuke memejamkan iris berbeda warna itu. Kulit tubuhnya yang halus, wajahnya yang memerah, payudaranya yang kenyal dan lembut dan desahannya yang erotis... Sialan!! Sasuke menjambak rambutnya kasar. Demi apapun ia justru membayangkan hal gila itu. Sasuke menggelengkan kepalanya ia benar-benar sudah gila. Kenapa kejadian itu selalu menghantui hidupnya. Kenapa ia begitu merindukan semua hal yang berhubungan dengan Hyuga sialan itu? Sasuke menghela napasnya lagi, ia langkahkan kakinya pergi. Ia tak ingin gila di hutan dan terus mengingat hal tabu itu.

..

Hinata menatap pantulan wajahnya di cermin. Jujur saja ia ragu untuk ikut pesta penyambutan itu, ia masih tidak ingin melihat wajah bajingan itu. Tapi karena Kiba dan Tenten yang terus memaksanya untuk ikut, apa boleh buat? Sikapnya yang enggan menolak itu terasa begitu merepotkan.

Hinata merapikan sedikit riasannya ia hanya memakai kimono bewarna ungu muda dengan aksen bunga. Ia tidak ingin terlihat menonjol dengan riasan tebal ia hanya memoles wajah cantiknya dengan make-up yang natural.

..

Sang tuan pesta sepertinya tidak tertarik untuk bercengkerama atau sekedar menikmati pesta yang berlangsung. Ia justru sibuk mengasingkan dirinya dari para-Nakama. Sasuke mendengus ia mentertawakan dirinya sendiri. Kenapa dia begitu bodoh dengan mempercayai ucapan si pria nanas itu.

Come Back Home [[END]]✔ Where stories live. Discover now