The First Cappuccino Spill

1.3K 83 1
                                    

Hi the readers. Before reading my story, don't forget to vote first by ckick the starnya ya... okey 😉.

Selamat membaca. Luv luv luv 😘

***

Tiba-tiba...

"Aaaa!!!" teriakku kaget dan langsung berdiri dari tempat duduk.

Secangkir cappuccino tumpah mengenai t-shirt dan juga jeansku. Semua orang yang berada di cafe sudah memusatkan perhatiannya kepadaku. Ekspresi Sela juga sama kagetnya denganku lalu dia berjalan mendekatiku. Tapi yang lebih mengejutkannya lagi adalah pelayan ganteng yang dikagumi Sela yang menumpahkan cappuccinonya.

"Maaf, saya tidak sengaja." maaf si pelayan itu. "Kerja yang bener dong! Gak liat nih baju gue basah semua?! Udah gitu lengket lagi!" omelku. "Maaf, tadi kaki saya kesandung." Aku mengambil tisu yang berada dimeja lalu mengepal t-shirt dan jeansku yang basah. "Makanya jalan pake mata jangan pake dengkul." Sela ikutan mengomel. "Sekali lagi saya minta maaf, saya tidak sengaja." Aku menatapnya sebal. "Apa yang udah terjadi enggak bisa balik lagi. Kami minta ganti rugi!" seru Sela tapi dengan cepat aku menyenggol tangannya dan memberikan isyarat dengan gelengan kepala.

"Mendingan sekarang bersihin ini semua." suruhku lalu pelayan itu beranjak pergi meninggalkan meja kami. Semua pembeli sudah tidak lagi memperhatikan kami dan kembali dengan urusannya masing-masing.
Aku tidak mau membuang tenaga dengan mengomeli pelayan itu. Dia sudah minta maaf dan itu sudah cukup untukku. Aku tidak suka menjadi bahan tontonan. Kecerobohannya membuat moodku menjadi hilang ditambah dengan penampilanku sekarang, urgh.

"Yuk, Cong! Kita pulang aja! Bad mood gue jadinya." Aku menyambar tas dan handphoneku yang berada di atas meja. "Trus cappucino dan milk teanya gimana?" tanya Sela. "Ya gak jadi lah, udah gak selera." Aku berjalan cepat menuju kasir untuk membayar tiramitsu cakenya Sela.

Ketika mobil yang kukendarai sudah keluar dari area parkir, Sela membuka suara "Key, lu gapapa? Sorry ya, gue jadi gak enak. Seharusnya tadi lu jemput gue aja di kampus."

"It"s okay. It was just an accident."

"Gimana sih tuh orang kerjanya, masa gitu aja pake kesandung segala." Sela menyilangkan tangannya di dada. Aku mengangkat kedua bahuku "I don't know. Mungkin dia lagi gak fokus."

"Iya, bisa jadi. Dia kurang aqua kali." ucap Sela dan aku tertawa.

Aku tidak menuju apartemenku tapi  membelokkan mobilku ke mall. Tujuanku ke mall adalah makan siang. Rencananya aku mau sekalian makan di cafe tapi karena kejadian tadi aku jadi malas makan disana.

"Cong, lu belom makan siang kan?" tanyaku.
"Belom." jawabnya. "Yaudah, kita ke mall sekalian makan siang." ujarku. "Oke. Lalu baju lu gimana?" tanyanya. "Lu bawa jaket gak?" tanyaku balik. "Bawa, ada tuh di tas." Sela menunjuk tasnya yang berada di kursi belakang. "Gue pinjem ya. Nanti setelah sampe, gue beli baju dulu."

Akhirnya kami sampai di salah satu mall di daerah Jakarta Barat. Sebelum keluar dari mobil, aku mengambil jaket dari dalam tas Sela lalu memakainya. "Tas lu taruh di mobil aja, Cong." ucapku. "Iya, gue cuman bawa handphone sama dompet doang."

Ketika sudah berada di dalam mall, aku dan Sela memasuki salah satu toko baju yang terletak di lantai dua. Aku melihat-lihat sampai akhirnya mataku tertuju pada t-shirt dengan model v-neck berwarna hitam. Aku mengeluarkannya dari gantungan dan menunjukkannya kepada Sela "Bagus gak?"

Sela mengangguk lalu seorang pegawai datang menghampiri kami. "Mba, aku mau ini yang ukuran M ya." ucapku. Untuk bawahannya sudah kupikirkan yaitu celana jeans. "Mba, ada celana jeans 7/8?" tanyaku. "Ada kak, sebelah sini." pegawai itu mengarahkanku ke rak celana.

Biasanya, ketika seseorang membeli pakaian, yang akan dilihat terlebih dahulu adalah bagus atau tidak lalu kualitasnya. Begitu juga denganku, aku akan memastikan apakah itu cocok atau tidak ditubuhku karena jika melihat saja tidak akurat, aku harus mencoba memakainya.

Pegawai tersebut memberikanku 2 celana jeans dengan warna yang berbeda. Aku memilih untuk mencoba keduanya karena di mataku kedua celana jeans tersebut sama-sama bagus. Aku masuk ke dalam fitting room. Setelah memakainya, aku keluar dan memperlihatkan kepada Sela untuk menanyakan pendapatnya.

"Cong, ini yang warna gelap." ujarku. "Bagus." ucapnya. Aku masuk lagi ke dalam dan mencoba jeans yang warna terang. "Bagusan yang gelap, Key." ujar Sela. Aku mengangguk-anggukkan kepala "Iya, gue juga lebih suka yang gelap."

Aku memberitahu kepada pegawai yang melayaniku bahwa aku akan langsung memakai baju dan celananya. Aku kembali masuk ke dalam fitting room, mengganti semua pakaianku dengan pakaian baru.
Aku tersenyum menatap pantulanku di cermin. Pakaian yang kukenakan sangat pas melekat di tubuhku dan juga sangat kontras dengan snikers yang sedang kupakai.

Aku menuju kasir untuk membayar dan meminta paper bag untuk t-shirt dan celana pendekku. "Cong, lu ada yang mau dibeli gak? Sekalian sama gue." tanyaku lalu mendapat gelengan darinya. "Terima kasih." ucapku setelah membayar.

Kumpulan restoran ada di lantai paling atas. Sambil berjalan naik dengan eskalator, aku bertanya kepada Sela "Lu mau makan apa?" Sela menjawab sushi dan aku langsung menatapnya datar. Melihatku yang menatapnya seperti itu, dia tersenyum cengir "Oh iya, gue lupa."

Aku tidak menyukai sushi. Mentah atau matang, aku tidak bisa memakannya. Bukan karena alergi atau keturunan karena daddy dan mommy juga tidak menyukainya. Tapi memang di mulutku rasa sushi itu tidak enak, jadi aku tidak suka.

"Gimana kalau steak?" tanya Sela dan aku mengangguk setuju "Boleh."

Restoran yang kami datangi sudah ramai oleh pembeli, tapi untung saja masih ada tempat duduk yang kosong sehingga kami tidak perlu waitting list. "Cong, kalau lu mau makan sushi, beli aja. Take away makan disini." ujarku. "Iya juga ya, kenapa gak kepikiran dari tadi. Yaudah, gue beli dulu. Makanan gue samain aja kayak lu, Key." Sela beranjak pergi untuk membeli sushi dan aku hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Setelah menentukan makanan yang ingin kupesan, aku memanggil pelayan.

Selang beberapa menit, akhirnya pesanan kami datang berbarengan dengan datangnya Sela yang menenteng kantong plastik putih berisi sushi. Kami berdua mulai menyantap makanan kami masing-masing.

Selesai makan, kami tidak langsung pulang tapi menghabiskan waktu dengan jalan-jalan sambil shopping. Kira-kira sampai jam 7 malam kami baru pulang dari mall.

Ketika aku membuka pintu apartemen...

CAPPUCCINO Where stories live. Discover now