Bab 15

477 25 0
                                    

Hanya satu orang yang kini menjadi pertanyaan Aurel, Alan.. dimana dia?. Aurel merutuki dirinya karna berpisah dari teman-temannya hanya karna ingin mencari Alan.

Dia sendiri bingung kali ini. Party ini sangat ramai, semua murid menikmati pesta. Tapi Aurel malah kehilangan teman-temannya.

"Mbak, sendirian aja?" Tanya seseorang. Suara yang sangat familiar terdengar jelas di telinga Aurel, dia pun membalikan badan

Aurel melihat sosok yang dicarinya, dia reflek memeluk Alan dengan erat. Ada kehangatan di pelukan itu. Semua rindunya tumpah disana.

Alan kaget, dia masih memproses apa yang terjadi. Tapi dia membalas pelukan itu. Dia tersenyum, senyum yang sangat manis, "nyariin aku?"

Aurel yang sadar akan kelakuannya, dia langsung melepas pelukan itu, tapi ditahan oleh tangan Alan. Akhirnya mereka pelukan untuk beberapa menit kedepan.

"Alan.. lepas.." Ucap Aurel dengan malu-malu. Alan terkekeh sebentar lalu melepaskan pelukannya.

"Mukanya merah tuh.." Goda Alan. Pipi Aurel semakin panas ketika mendapat godaan dari Alan.

"ALAN!!." Teriak Aurel yang malu karna godaan dari Alan.

Melihat Alan hanya terkekeh geli, Aurel langsung membuka suara, "Gua mau minta maaf.." lirih aurel. Membuat Alan yang tadinya tertawa langsung diam.

Alan mentap Aurel. Menunggu pujaan hatinya beberapa Minggu ini melanjutkan perkataannya.

"Gua, gak maksud buat cuekin lu kayak kemaren." Sambung Aurel, membuat Alan melipat tangannya di depan dada.

"Iya, maaf. Jangan mandangin gua kayak gitu dong!." Cibir Aurel karna risih dan.. malu.

"Ada syaratnya!" Sahut Alan.

"Apa?" Tanya Aurel.

"Gampang kok, mulai detik ini, kita pake aku-kamu dan bukan gua-elo." Jawab Alan sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

"Alan, gua serius!." Ketus Aurel.

"Aku juga serius!." Ketus balik Alan.

"Ih! Jijik tau kalo pake aku-kamu!." Protes aurel.

"Terserah." Jawab Alan santai.

"Yaudah iya. Aku.." sahut Aurel sambil menunjuk dirinya, lalu beralih menunjuk dada pria dihadapannya, "kamu..".

"Oke, dimaafin!." Ucap Alan dengan senyum mengembang.

Alan dan Aurel berjalan bersama, mengelilingi berbagai meja yang tersusun rapih. Alan yang mengajak, sekalipun di tolak .. dia tak terima penolakan.

Ketika sedang asik mengitari pesta berdua, ada suara yang .. mungkin dia pernah dengar.

"IYA DEH IYA YANG LAGI BAHAGIA!!IYA!!" Celetuknya dari tempat yang tadi dilewati Aurel dan Alan.

Alan hanya tersenyum geli, melihat tingkah orang itu yang di sambut dengan jitakan kepala dari beberapa teman-teman disampingnya.

"L-kamu kenal mereka?" Tanya Aurel. Sudah jelas Aurel mengenal mereka, tapi Alan?sejak kapan dia memiliki teman lain kecuali Satya, adiz, Akmal, itulah yang Aurel pikirkan.

"Kenal, mereka temen aku." Jawab Alan tanpa kebohongan.

"SINI LAN!!REL!!" Teriak adiz dari meja yang sama. Alan pun menarik tangan Aurel untuk menuju kesana.

"Gimana, kangennya udah terbalas?" Ledek Akmal pada Alan.

"Kayak yang lo liat," jawab Alan dengan senyuman lebar.

ALAN [End]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें