Bab 18

485 23 0
                                    

Aurel telah siap dengan baju putih polos dan celana hitam panjang, tak lupa dengan rambutnya yang di gerai.

Malam ini adalah malam dimana seorang adiz ulang tahun. Adiz berencana akan mentraktir teman-temannya di cafe milik Alan.

Cafe pertama kali Aurel dan Alan bertemu, Aurel Ingat itu.

"Bang, gua berangkat dulu ya," pamit Aurel pada Robert,

"Mau kemana?" Tanya Robert,

"Rayain ulang tahun temen," jawab Aurel.

"Oh yaudah hati-hati." Sahut Robert, Aurel berjalan menuju luar, dan di sana sudah ada Alan yang baru datang, Aurel langsung menaiki motor Alan lalu Alan menjalankan motornya.

.
.
.
.

Satu persatu teman adiz mengucapkan selamat ulang tahun padanya, tak lupa juga dengan ucapan langgeng untuk adiz dan Salma.

"Pesen.. pesen!!" Sahut adiz menyuruh teman-temannya memesan makanan.

Makan malam itupun berjalan dengan sangat baik, penuh canda tawa dan penuh kehangatan.

"Kan, Salma sama adiz udah jadian. Gua sih masih nunggu Alan sama Aurel! Kapan nih?" Celetuk jafy, menggoda dua orang yang tiba-tiba diam.

"Sama!, Gregetan gua tuh!." Gerutu Salma.

"Doain aja ya,," sahut Alan dengan yakin, Reflek Aurel memukul pelan tangan Alan karna asal-asalan menjawab.

Semuanya pun lanjut mengobrol lagi, tak terasa waktu semakin larut.

"Eh, gua balik ya.." sahut Olla, karna sedari tadi orang tuanya sudah menyuruhnya pulang.

"Hati-hati laa." sahut Akmal pada Olla, semuanya terdiam sambil menahan senyum.

"Haduh, saya mencium bau-bau yang berbeda Gaga!" Sahut jafy pada Gaga, meniru sebuah acara TV.

"Apasih lo!" Ketus Akmal, Olla pun hanya tertawa dan langsung pergi meninggalkan cafe itu.

"Balik yu," ajak Aurel pada Alan, semua yang ada disana fokus terhadap keduanya, bagaikan tontonan gratis.

"Sekarang?" Tanya Alan, Aurel hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah ayo," sahut Alan. Baru dia ingin izin pada teman-temannya ternyata semuanya sedang fokus pada dirinya dan Aurel.

"WOY!" Panggil Alan dengan nada tinggi, "GUA PULANG! ITU MATA BIASA AJA DONG!" Sambungnya, dan disambut oleh tawaan dari teman-temannya.

"Hati-hati bawa ibu negara!." Celetuk adiz sambil tertawa.

.
.
.
.

Sampai di depan rumahnya Aurel, ternyata sudah ada Robert yang menunggu.

Melipat tangan di dada dan memberikan tatapan tajam pada dua orang yang sedang menghampirinya, itulah yang dilakukan Robert kali ini.

"Masuk!" Titah Robert pada Aurel.

"Kenapa sih bang?" Tanya Aurel kebingungan.

Robert menarik tangan Aurel dengan paksa, "MASUK!" Bentaknya. Aurel tak berani melawan, dia hanya menuruti perkataan kakaknya.

"Bang, Lo jangan kasar dong! Dia Adek lo." Gretak Alan tak terima.

"Lalu kenapa? Dia Adek gua! Lo siapa?!" Sindir Robert dengan penekanan disetiap katanya.

"Lo kenapa sih!?" Tanya Alan dengan nada kesalnya.

"Denger ya! Jangan deketin adek gua lagi!. Kalo Lo tanya kenapa, minta penjelasan sama keluarga lo!" Ketus Robert.

ALAN [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora