Epilog

984 23 3
                                    

"Jadi? Gaun mana yang paling cantik?" Tanya Aurel meminta pendapat pada Alan.

"Kamu sangat cantik memakai ketiganya. Tapi aku lebih suka kalau kamu memakai gaun berwarna biru laut itu." Saran Alan pada calon istrinya itu.

Semenjak kecelakaan Alan, keduanya semakin dekat. Alan akan menikah dengan Aurel jika sudah memegang perusahaan papahnya–Reno.

Dan hari ini adalah hari pelantikan Alan sebagai pengganti dari Reno di tambah lusa adalah hari pernikahan Alan dan Aurel.

Status mereka sekarang adalah sepasang tunangan yang berbahagia. Bahkan teman-temannya Aurel maupun Alan sempat iri melihat kemesraan mereka.

"Omong-omong, kau akan memakai jas berwarna apa nanti?" Tanya Aurel sambil menatap wajah tunangannya itu dengan intens.

"Aku akan memakai jas berwarna biru. Maka, pakailah juga gaun berwarna biru itu agar kita terlihat serasi." Rengek Alan pada Aurel.

"Oke..oke. Aku akan mengambil yang ini." Ucapnya dengan senyuman yang selalu saja mengembang tanpa memudar.

.
.

Malam pun tiba, Aurel hadir paling awal di acara pelantikan Alan, sekaligus dia sedikit membantu calon mertuanya merapihkan beberapa yang kurang.

Ketika semua sudah berkumpul dengan rapih dan tepuk tangan riuh terdengar saat Reno menaiki panggung untuk menyampaikan pidatonya.

Reno menyampaikan pidato miliknya dengan khidmat, lalu dia juga menyebut nama 'Alan angkasa' sebagai penerusnya di perusahaan besar milikinya.

Suara tepuk tangan makin riuh ketika Alan menaiki panggung dan mengucapkan rasa berterimakasih-nya serta meminta bantuan pada beberapa tetua maupun karyawan yang ada di perusahaan itu.

"Sekian dari saya, dan silahkan nikmati pesta kalian." Tutup Alan lalu turun dari atas panggung, dia langsung menghampiri gadisnya yang tengah berbicara dengan pria asing disana.

"Sayang, siapa dia?" Tanya Alan dengan menekan kata sayang.

"Dia farhan." Ucap Aurel dengan singkat, sedangkan tatapan mengintimidasi dari Alan menuju ke arah pria bernama Farhan.

"Ah, saya farhan..pak. Saya Sekretaris bapak di perusahaan Vounci." Jawabnya. Vounci adalah perusahaan yang baru saja di ambil alih oleh Alan.

"Saya Alan. Bisakah tidak memanggil saya bapak, saya terlihat tua dengan sebutan itu." Sahut Alan, masih dengan nada dinginnya.

"Baik tuan." Ucap farhan.

"Saya juga terlihat terlalu tinggi jika dipanggil begitu." Ketus Alan, nada dinginnya bertambah.

"Lalu kau ingin di panggil apa?." Tanya Aurel sedikit ketus pada Alan.

"Kau membelanya?." Tanya Alan tak percaya.

"Hey.. ini bukan waktunya cemburu. Dia sekretaris mu dan kau lelaki ku." Ucap Aurel menyadari bahwa Alan cemburu padanya.

Alan menatap kekasihnya itu dengan intens, "baiklah panggil namaku saja jika sedang di luar kantor." Ucap Alan dengan tatapan sinis pada farhan.

"Ekhmm.." Aurel berdeham pelan. "Kenapa cuaca disini menjadi dingin sekali." Sahutnya dan langsung berlalu meninggalkan dua pria yang sedang canggung itu.

Alan menatap punggung kekasihnya, dia berjalan ke arah meja kawannya seperti adiz, salma, dan lainnya berkumpul.

"Maaf atas kelancangan saya tuan, tapi kekasih anda sangat cantik." Ucap farhan berniat membuat marah bos nya itu.

ALAN [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora