Chapter 4

6K 387 41
                                    

         Tak dapat dipungkiri jika seharian ini Arslan terus saja memikirkan wanita yang dilihatnya siang tadi. Sumpah, wanita itu sangat cantik. Namun ada satu yang membuat Arslan bingung.

"Dia sangat cantik, tapi..."

"Siapa yang sangat cantik hem? Dan ini perlu disampaikan kepada bibi Aretha, jika putranya ini baru saja memuji seorang wanita." celetuk Stevano, membuat Arslan langsung menatapnya dengan tatapan mengajak ribut.

"Ck, pergi sana kau, jangan disini. Kau tahu aku tadi bertemu wanita cantik, tapi gara-gara map mu yang tertinggal di resepsionis membuat aku kehilangan jejak wanita itu." gerutu Arslan meluapkan kekesalannya. Sedangkan Stevano yang mendengar, langsung terkekeh sangat keras.

"Oh ya? Berarti kau belum beruntung dude, hahahaha."

Arslan memutar bola matanya jengah, ia sungguh kesal dengan Stevano. Tapi, entah kenapa juga ia kesal hanya karena kehilangan jejak wanita itu, ini bukan seperti Arslan Aderxio saja.

Dimana Arslan yang cuek dengan para wanita? Dimana Asrlan yang masa bodoh? Oh damn, wanita itu berhasil mengendalikan pikiran seorang Arslan.

"Tapi, tumben kau begitu tertarik dengan wanita? Secantik apa dia di matamu?" tanya Stevano mencoba serius.

Arslan menoleh menatap wajah Stevano yang sudah mulai serius, "Cantik, dia sangat cantik. Tapi, bukan cantiknya itu yang membuat aku tertarik, tapi apa yang aku lihat di wajahnya."

"Maksud mu? Dan apa yang kau lihat di wajahnya?"

"Kau tahu wa--"

"Ya jelas aku tidak tahu, kan kau belum bilang bodoh." potong Stevano cepat. Dan hal itu membuat kepala Stevano mendapat timpukan tangan dari Arslan.

"Lain kali kalau aku bicara jangan pernah memotongnya."

"Hahaha iya, iya. Omong-omong kau lihat apa di wajahnya?"

"Wajahnya terdapat luka. Sudut bibirnya berdarah dan sepertinya pipi nya memerah. Meskipun dari jauh aku melihatnya, aku yakin jika benar ada luka di wajahnya."

"Terus?"

"Terus, aku sampai sekarang kepikiran wanita itu terus. Besok, antar aku berkeliling Santorini, siapa tahu aku kembali bertemu dengan dia." ucap Arslan mantap.

"Ha--"

"Jangan menolak!"

°•°•°•°•°•°

Tak pernah terpikirkan oleh Rexia, untuk mencintai pria lain. Baginya, Robert adalah cinta sejatinya dan akan kembali padanya suatu saat nanti. Rexia bukanlah wanita yang mudah mencintai, dia adalah orang yang keras serta jarang berdekatan dengan para pria. Dia juga tak mudah terbawa perasaan. Tapi, sekarang ada seorang pria yang sudah menempati hati Rexia, yaitu Robert.

Bagi Rexia, sifat Robert saat ini hanyalah sifat sementara, Rexia yakin Robert akan menjadi seperti Robert yang pertama kali di kenalnya.

"Sudah lah Rexia sayang. Sudah berapa kali mommy bilang, Robert itu tak akan pernah berubah. Stop mencintai dia." nasihat Fawnia untuk sekian kalinya.

Tapi, Rexia terdiam tak menjawab. Wanita cantik itu malah merebahkan dirinya dirajang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Rexia, sampai kapan kau berharap Robert akan kembali pada mu? Sampai kapan?"

Diam

Crazy Wife || [Aderxio Series#2]Where stories live. Discover now