Chapter 7

4.7K 314 11
                                    

SUDAH ADA DI DREAME!!!!

Pagi harinya, Arslan kembali menjalani masa diliburannya di Santorini. Setelah semalam mendapat telfon dari Ale, pikirannya sedikit kacau dan cemas akan keadaan seseorang. Siapa lagi kalau bukan adik kecilnya, Ayesha.

Tapi kecemasan itu hilang ketika dering ponsel terdengar dan muncul nama 'baby Ayesha'

Singkat cerita, Ayesha menelfon hanya untuk menanyakan kabarnya saja. Dengar? Menanyakan kabar. Bahkan gadis kecil itu masih bisa menanyakan kabar orang lain, disaat dirinya sendiri sedang terpuruk.

"Kakak menyayangimu Yesha." gumam Arslan. Ya, Yesha adalah nama panggilan sayang dari Arslan.

Cukup lama Arslan terdiam, ia hari ini tidak berniat pergi kemana-mana. Bahkan niatan yang sudah dari semalam ia rencanakan akan berakhir sebagai wacana.

Rencana apalagi jika bukan menemui wanita itu, iya itu.

Mungkin lain kali ia bisa mengunjungi rumah wanita baya kemarin dan kembali menemui putrinya. Sungguh, anak wanita baya itu sangat memikat hati Arslan, tidak hanya karena kecantikannya saja tapi ada sesuatu yang---tidak bisa dijabarkan namun mampu meluluhkan hati.

Dan perlu diingat, wanita itu hebat karena sampai sekarang masih memenuhi pikiran Arslan.

"Hay dude, apa kabar? Bagaimana pagimu? Menyenangkan?" tanya Stevano yang datang tiba-tiba, bahkan kehadirannya pun tak diketahui Arslan.

"Lain kali jika mau masuk ketuk pintu dulu."

"Oh, oke." jawab Stevano. Pria itu mengusap tengkuknya, ia merasa canggung sekarang.

Bukanya apa, tapi nada bicara Arslan tidak seperti biasanya. Ini terkesan datar dan dingin, sepertinya sedang ada masalah.

"Hmm, apa ada masalah?" pertanyaan spontan itu membuat Arslan menoleh dan mengangguk singkat. Tanpa diberitahu pun Stevano sudah bisa menebak jika Arslan sedang ditimpa masalah.

"Mau cerita?" Arslan tersenyum sinis. Cerita? Arslan rasa masalah kali ini tidak harus ia ceritakan. Mengingat sudah terlalu banyak masalah yang dia ceritakan kepada Stevano, tentang Elvan. Kali ini mungkin tidak.

"Kenapa? Masalah Elvan? Come on dude, ceritakan. Aku tak akan bosan dengan ceritamu, jika itu yang kau takutkan hahaha."

Selanjutnya Arslan berdiri dan melangkah kearah balkon hotel. Kedua tangannya mencengkram erat pembatas balkon, dan tatapan matanya menajam.

"Elvan menghamili seorang gadis."

"What the fuck. Seriously? Kau tidak mengada-ada kan?" terkejut, tentu saja Stevano terkejut. Ini lebih parah dari cerita Arslan yang lainnya tentang Elvan.

"Untuk apa aku mengada-ada, gadis itu yatim piatu dan dari kalangan tidak mampu. Aku merasa kasihan dengan nasibnya, Elvan sudah menghancurkan masa depannya."

"Wait, wait. Umur gadis itu berapa memangnya?"

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya masih sangat muda. Nanti akan aku tanyakan lagi pada Ale."

"Yeah, kau harus tanyakan itu." balas Stevano santai. Pria itu ikut berdiri dan menghampiri Arslan.

Kedua pria itu saling diam, yang satu dengan pikiran entah kemana dan yang satu dengan pikiran yang mengarah kesosok wanita kecil, cantik yang selalu mengisi relung hatinya.

Mungkin jika orang-orang tahu ia akan dikatakan pedofil. Tapi bagaimana lagi, rasa itu tidak bisa hilang bahkan ketika mendengar semua cerita Arslan mengenai Elvan dan Ayesha. Marah Stevano rasakan.

"Kau tidak ada niatan untuk pulang ke Rusia?"

Arslan menggeleng pelan, "Sebenarnya ada, tapi Ale tidak memperbolehkan. Katanya biar masalah disana mereka yang mengatasi."

Stevano hanya memangut paham.

"Jangan melamun lagi, bagaimana jika kita mengunjungi kediaman nyonya Fawnia?" tawaran yang cukup menggiurkan bagi Arslan. Namun, rasa malasnya mendominasi, sehingga tawaran itu terasa hambar.

"Lain kali saja."

"Why? Nanti disana kau pasti bisa bertemu Rexia."

Arslan menolehkan kepalanya menatap Stevano dengan alis terangkat satu, "Rexia? Ayo kalau begitu."

Tanpa menunggu Stevano, Arslan bergegas keluar dari kamar hotel. Sedangkan Stevano hanya menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum tipis.

°•°•°•°•°

Hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai dikediaman Fawnia. Yang membutuhkan waktu lama adalah jalan menuju rumahnya, sebab mobil tidak bisa masuk kedalam kawasan itu. Karena jalannya sangat sempit.

Disinilah mereka, didepan rumah Fawnia. Rumah sederhana namun berpenghuni luar bisa.

"Sepertinya tidak ada orang." ucap Arslan.

"Kata siapa, jangan sok tahu kau."

Stevano berlalu meninggalkan Arslan. Ia mendekati pintu rumah dan mengetuknya sebanyak tiga kali, dan ketukan terakhir pintu terbuka. Muncullah sosok wanita dengan paras cantik. Siapa lagi jika bukan Rexia.

Arslan yang melihat itu langsung mendekati Stevano.

"Hm hello Rexia." sapa Stevano kikuk. Sedangkan Arslan yang dibelakangnya langsung menggeser tubuh Stevano, agar berpindah kebelakang.

"Hai, apa kabar?" kini bergantian Arslan.

"Mau apa kalian kemari?" tanya Rexia langsung. Sepertinya wanita itu merasa risih dengan kehadiran dua pria dirumahnya.

"Bertemu nyonya Faw--"

"Bertemu dengan mu." sela Arslan cepat. Stevano yang ucapannya diselapun mendecak kesal.

Jika begini Arslan seperti pria yang tengah mabuk cinta. Menggelikan!

"Pergilah." satu kata dari Rexia, namun mampu membuat keduanya tercengang.

"Kenapa kau mengusir kami?" pertanyaan itu membuat Rexia marah. Sungguh tidak peka sekali menjadi pria.

"Jika aku mengusir, tandanya kehadiran kalian tidak diharapkan." ucap Rexia.

"Rexia kau bicara apa."

Ketiganya menoleh dan mendapati Fawnia tengah berdiri tak jauh dibelakang tubuh Rexia. Wanita baya itu berjalan mendekat dan tersenyum pada Arslan dan juga Stevano.

"Silahkan masuk, maafkan ucapan Rexia."

Arslan dan Stevano mengangguk dan mengikuti Fawnia masuk kedalam rumah. Sedangkan Rexia hanya menatapnya datar dan berlalu pergi. Sebenarnya Arslan sedikit penasaran dengan sikap Rexia, tapi mungkin nanti ia bisa tanyakan itu pada Fawnia.

Biarlah sekarang ia dalam kebingungan, sebelum mengetahui segalanya dan menyiapkan segalanya. Akankah terus mendekati sosok Rexia, atau menjauh setelah mengetahui semuanya.

Hanya takdir yang menentukan jalan pikiran dan hatinya.

°•°•°•°•°
.
.
.
TBC!!!
.
.
.
Wait for the update!!!

Maaf lama, udah sebulan lebih ya gak update. Maaf, soalnya dunia nyata banyak banget urusan yang harus diselesaikan. Maaf🙏🙏🙏🙏


Crazy Wife || [Aderxio Series#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang