Chapter 8

4.7K 292 32
                                    

Versi lengkap ada di dreame

Rusia

Dalam mansion besar itu tengah terjadi perdebatan antara dua keluarga. Yang satu dengan emosi memuncak dan yang satu dengan emosi masih stabil. Tidak ada tanda-tanda orang yang akan melerai, kebalikannya perdebatan ini akan semakin panas.

Mereka berdebat tanpa memperdulikan keadaan gadis yang mungkin sekarang sudah hancur hatinya.

"Ibu salah jika menganggap aku tidak menyayangi Elvan. Aku menyayangi anak-anakku ibu, lebih dari apapun itu." ucap Aretha sedikit meninggikan nada suaranya.

"Menyayangi apanya, kau hanya menyayangi anak kandung mu dengan David saja. Tidak dengan anak Elton." bantah Ara, yang notabennya adalah ibu dari mendiang Elton Ackles.

"Apa yang nenek katakan, aku juga anak ayah Elton. Mama juga menyayangiku, mama menyayangi semua anaknya." sela Ale tak terima.

"Menyayangi? Mungkin iya jika kau, Eli dan Elvian. Tapi tidak dengan cucuku Elvan!"

Amarah Ale memuncak, ia sungguh tak terima dengan semua ucapan sang nenek. Terlebih ucapan itu seolah menuduh sang ibu.

"Nenek tidak seharusnya berkata seperti itu, mama juga menyayangi Elvan." sahut Eli dengan lirih.

"Tidak! Jika Aretha menyayangi Elvan, dia tidak akan memaksa Elvan menikahi gadis murahan macam dia." pekik Ara dengan tangan jari telunjuk yang mengarah kearah gadis, yang saat ini sudah tertunduk ketakutan.

"Apa yang ibu katakan, aku memaksa Elvan karena Elvan harus bertanggung jawab karena kesalahannya." balas Aretha.

"Kesalahan apanya, pasti gadis itu yang menjebak Elvan. Lagipula jika memang benar Elvan yang bersalah, aku tetap tidak mengizinkan dia menikahi gadis itu. Nikahkan saja dengan Arslan atau Arvid, jangan dengan cucuku Elvan."

"Hey, nenek kok bicara seperti itu. Saya itu masih kecil nek belum tahu apa itu khem khem kok enak saja minta saya yang menggantikan kak Elvan. Kak Elvan yang bersalah seharusnya mau untuk bertanggung jawab, bukan malah seperti ini." tutur Arvid dengan wajah polos. Atau lebih tepatnya berpura-pura polos, dan hak tersebut membuat emosi Ara memuncak.

"Oh Aretha, begini yang kau ajarkan pada anakmu. Menjadi anak kurang ajar." handrik Ara seraya menatap Aretha tajam.

Aretha yang ditatap hanya menghembuskan nafas panjang. Ia tak mengira ibu Elton akan bertindak dan berperilaku seperti ini, sama sekali bukan Ara Ackles yang Aretha kenal.

"Bu, apa yang Arvid katakan itu benar. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab."

"Tidak, sampai kapanpun Elvan tidak akan menikahi gadis itu."

"Cukup! Saya sudah cukup diam sedari tadi nyonya, mendengarkan perdebatan Anda dan istri serta anak saya. Mau nyonya mengizinkan atau tidak, Elvan akan tetap menikahi Zazya." ucap tegas David. Ia berdiri disamping Aretha dengan satu tangan menggenggam tangan Aretha.

Ya, gadis itu Zazya. Gadis cantik bernasib malang.

"Tidak bisa, siapa dirimu bisa memutuskan hal tersebut. Kau hanya suami Aretha, bukan ayah dari Elvan. Kau tidak berhak tuan David."

"Saya berhak nyonya, karena dari kecil sampai sekarang Elvan adalah tanggung jawab saya."

Ara tersenyum sinis, ia melangkah maju mendekati Aretha dan juga David. Tatapan matanya menghunus tajam, "Camkan ini tuan David. Elvan adalah cucu saya dan Elvan adalah anak dari Elton Ackles."

Elton, kenapa nama mendiang Elton harus disebut-sebut? Tidakkah berpikir apa yang akan Elton rasakan jika mengetahui keluarganya dan keluarga kecil Aretha bermasalah?

"Stop nek, tidak ada gunanya nenek berbicara pada mereka. Nyatanya mereka tidak mendengarkan dan tetap akan memaksaku menikahi Zazya." kali ini Elvan angkat bicara, dia mendekati Ara dan merangkul pundak sang nenek.

"Tidak nenek tidak pernah setuju jika kau menikah dengan gadis itu, kecuali kau menikah dengan Ayesha."

Deg

Seolah putaran waktu berhenti, baik David maupun Aretha keduanya terdiam dan mencerna perkataan Ara. Ketika mereka sadar, ada sesuatu yang menyayat hati mereka.

"Apa yang Anda katakan nyonya?" geram David. Urat lehernya sampai terlihat dipermukaan.

"Aku ingin Elvan menikah dengan Ayesha, bukannya dengan gadis itu." jawab Ara. Entah dimana pikiran Ara dan sifat Ara dahulu. Kenapa seolah Ara yang sekarang adalah Ara yang tidak dikenali Aretha maupun David.

"Apa ibu bercanda dengan yang baru saja ibu katakan? Ayesha adalah putriku ibu, dia anak kandungku dan David. Apa yang ibu pikirkan sehingga bisa mengatakan hal seperti itu? Tidakkah cukup Ayesha mengalami pelecehan karena Elvan. Dan sekarang ibu ingin Ayesha menikah dengan Elvan? Tidak akan ibu, tidak akan!" pekik Aretha. Nada suaranya naik satu oktaf.

"Tapi cucuku Elvan mencintai Ayesha, dan Elvan harus bisa menikahi Ayesha. Lagipula Ayesha itu gadis yang murahan, tidak akan ada pria yang mau mempersunting nya jika bukan Elvan."

Seketika itu juga rahang David mengeras. Sesabar-sabarnya ia mencoba menahan letupan amarah, jika terus disulut dengan perkataan pedas, amarah itu meletup tanpa diminta.

"Tutup mulut Anda nyonya. Putri saya bukan gadis murahan, yang membuatnya seperti itu adalah Elvan. Cukup sedari tadi saya menahan amarah, sebelum amarah saya meledak cepat pergilah dari sini nyonya." geram David. Kedua tangannya mengepal erat. Namun perkataan David sepertinya tidak dipedulikan oleh Ara. Wanita baya itu melangkah mendekati Ayesha, yang berdiri dibelakang Ale.

"Kau, menikahlah dengan Elvan. Lagipula kau dan dia bukanlah saudara kandung. Hanya sama ibu saja, jadi tidak masalah. Lagipula jika kau menikah dengan cucuku itu, kau akan mendapatkan segalanya. Lebih dari yang ayahmu punya, kau akan menjadi istri dari pria kaya raya."

Tanpa diduga semuanya. Telapak tangan Ale dengan lancarnya mendarat di pipi kanan Ara, neneknya sendiri.

Sekarang, Ale tidak bisa menyebut orang didepannya ini sebagai nenek saat kata-kata tak pantas terucap dari bibir keriputnya.

Diusianya yang semakin tua ini tidak menjadi pribadi yang lebih baik, malah menjadi pribadi yang buruk.

"Ya Tuhan Ale, apa kau kau lakukan?" histeris Aretha. Ia mendekat kearah Ale.

"Satu tamparan itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan ucapannya barusan ma, sungguh ucapannya keterlaluan. Aku tidak perduli walaupun dia itu nenekku, karena sekarang aku tak lagi menganggapnya nenek. Nenek ku hanya nenek Vaniesya dan nenek Catline." setelah menyeruakkan semuanya. Ale beranjak pergi dengan membawa Ayesha bersamanya.

Elvan yang melihat Ayesha pergi, ingin berniat menyusul. Akan tetapi niatnya terhenti karena Elvian mencekal lengannya dengan kuat.

"Mau apa kau? Dan aku camkan ini, aku tidak akan membiarkan dirimu bersama dengan adikku Ayesha." desis Elvian.

Mereka semua pergi meninggalkan ruang tengah, diikuti Aretha dan juga David. Meninggalkan Ara dan Elvan sendirian. Keduanya merasa jengkel sendiri, merasa harga dirinya diinjak-injak.

°•°•°•°•°•°
.
.
.
TBC!!!
.
.
.
Wait for the update!!!

Belum ke Arslan wkwkw

Crazy Wife || [Aderxio Series#2]Where stories live. Discover now