Chapter 14

2.3K 153 6
                                    

Rusia

"Oh ya Tuhan, siapa dia?" tanya Arvid dengan suara yang keras.

"Ya Tuhan, anak ini. Mulutmu itu seperti spiker ya, kecilkan sedikit!" perintah Alesa seraya melotot kan matanya.

"Oke oke, tapi dia siapa? Aku tidak pernah melihatnya. Omong-omong dia cantik ya."

"Ck, ya jelas kau tidak pernah melihatnya dia itu baru kembali dari Brazil. Namanya Alana Cavhandress, teman masa kecil kak Arslan, aku dan juga Eli. Sebenarnya hanya teman kak Arslan sih, karena dia itu satu sekolah dulu dengan kak Arslan. Aku dan Eli hanya sok kenal sok dekat saja." jelas Alesa membuat Arvid mengangguk paham.

"Lalu, kenapa dia kesini? Kok dia bisa tahu tempat tinggal kita yang sekarang ini?"

"Aku juga tidak tahu, aku juga bingung kenapa dia bisa tahu tempat tinggal kita yang sekarang. Padahal dulu saat dia pergi ke Brazil karena pekerjaan ayahnya, dia itu masih kecil sekitar umur 9 tahun an. Dia juga berteman dengan kak Arslan tidak lama. Tapi ya begitu, dia sepertinya gadis pertama yang bisa memenangkan hati kak Arslan."

"Ah jadi begitu, omong-omong kenapa kita berdiri disini. Kenapa tidak gabung dengan mommy dan juga gadis itu?"

"Ah iya ya, ayo."

Mereka berdua melangkah mendekati sang ibu dan juga gadis cantik yang diketahui namanya Alana Cavhandress.

"Ah bibi, ini pasti Eli kan. Gadis kecil yang lucu itu, ah aku merindukanmu." ujar Alana dengan senyum merekah.

"Oh tidak nak, ini bukan Eli. Ini Ale, Alesa." jelas Aretha.

Terlihat gadis didepannya itu salah tingkah, dan mungkin malu.

"Oh maaf, jadi ini Ale. Dari dulu aku sulit membedakan kalian berdua."

"Ya jelas saja, aku dan Eli kan kembar. Emm kak, kak Alana tahu tempat tinggal kita yang sekarang itu dari mana?" akhirnya, pertanyaan yang hingga dikepalanya bisa tersalurkan.

"Perusahaan Daddy ku berkerjasama dengan perusahaan paman David. Saat itu aku ikut Daddy rapat membahas mengenai pembangunan hotel di Kanada. Dan rekan kerja Daddy waktu itu tidak bisa hadir, paman David tidak bisa hadir dan digantikan oleh orang kepercayaannya. Rapat berjalan lancar sampai pada saat Daddy ingin mengenal lebih lanjut siapa itu David Aderxio dan beserta keluarganya. Orang itu mengenalkan putra pertama paman David, aku terkejut saat mendengar namanya. Arslan Aderxio, aku tiba-tiba teringat dengan teman semasa kecilku. Tapi setahu ku nama Arslan yang aku kenal adalah Arslan Ackles. Saat itu aku menganggap namanya sama, tapi waktu orang itu berlanjut mengenalkan tentang bibi Aretha, aku jadi mulai penasaran."

"Malamnya, aku meminta Daddy untuk mencari tahu mengenai keluarga dari rekan bisnisnya itu. Mulai dari biodata sampai foto anggota keluarga. Aku sangat mengenai rupa bibi Aretha, meskipun aku bertemu hanya dalam waktu singkat, dan itupun saat aku masih kecil. Tapi, untuk wajah Arslan, Ale dan Eli aku tidak mengenali."

"Saat itu aku yakin jika rekan bisnis Daddy adalah keluarga Arslan teman semasa kecilku. Meskipun aku bingung kenapa nama merga-nya berbeda." papar Alana yang cukup dipahami oleh Aretha, Ale dan Arvid.

Tak perlu menjelaskan lagi, mereka pasti tahu apa yang dilakukan Alana sampai-sampai gadis itu tahu kediaman David Aderxio, beserta keluarga.

"Jadi, tujuan mu kemari ingin bertemu kak Arslan atau berkunjung menemui mommy ku, kak Ale dan kak Eli?" pertanyaan Arvid sedikit membuat Alana canggung. Sebenarnya ia sangat ingin bertemu dengan Arslan.

"Arvid, jangan tanya seperti itu." peringat sang ibu.

Selanjutnya Arvid diam, dan membiarkan mommy--nya itu berbincang-bincang dengan gadis bernama Alana itu.

"Maaf ya, Arslan itu tidak tinggal bersama kami. Dia tinggal di Britania Raya, dan sekarang dia sedang ada di Santorini untuk liburan." penjelasan Aretha sedikit membuat Alana kecewa. Seseorang yang sangat ingin ditemuinya ternyata tidak ada.

"Ah tidak apa-apa bibi. Mungkin lain kali kami bisa bertemu. Oh iya aku rasa aku harus segera pergi, ada pertemuan satu jam lagi. Sampaikan saja pada Arslan kalau aku sudah kembali dari Brazil."

Aretha mengangguk dan berdiri mengantar kepergian Alana. "Hati-hati ya nak, nanti pasti bibi sampaikan jika kau datang berkunjung disini."

Alana tersenyum manis, "Terima kasih bibi, nanti malam aku akan telfon bibi untuk melanjutkan cerita kita tadi, haha."

Hanya kedipan mata yang Aretha berikan, cerita yang hanya Aretha dan Alana ketahui.

"Hati-hati nak."

°•°•°•°•°

Kini hanya tersisa Arvid dan Alesa diruang tamu. Tidak ada Aretha karena wanita itu tengah mengantar kepergian Alana.

Arvid terus saja terdiam membuat sang kakak disebelahnya keheranan, "Kau kenapa? Kenapa diam saja?"

"Tidak, aku hanya sedikit merasa tidak suka dengan kehadiran gadis tadi. Kau sama tidak kak?" tanya Arvid seraya menoleh menatap kakaknya.

"Tidak suka seperti apa?"

"Ya tidak suka saja, menurut perasaan ku dia itu bukan gadis baik-baik." sontak ucapan Arvid barusan mendapatkan jitakan dari Alesa.

"Hush bicaramu, tidak baik seperti apa. Bahkan penampilannya saja menunjukkan jika dia adalah gadis baik-baik." ucap Alesa yang tidak sependapat dengan Arvid.

"Penampilan tidak menjamin isi hati kak. Tapi jika menurutmu dia gadis baik-baik ya aku bisa apa. Aku berkata hanya karena perasaan ku saja, kau tidak lupa bukan apa yang aku katakan itu tidak akan pernah meleset. Contohnya saja gadis yang pernah mendekati Elvian." ucap Arvid dan berlalu pergi meninggalkan sang kakak sendirian.

Alesa berpikir dan mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut Arvid--adiknya. Dia akui apapun yang Arvid rasakan saat menilai seseorang tidak pernah meleset. Tapi, ada sedikit keraguan dengan dugaan Arvid.

Apa benar Alana bukanlah gadis baik-baik? Tapi jika benar begitu, memang apa masalahnya? Toh tidak akan berdampak pada keluarganya, atau salah satu keluarganya.

Ah, tunggu.

Arslan?

Berdampak pada Arslan?

°•°•°•°•°•°
.
.
.
TBC!!!
.
.
.
Wait for the update!!!



Crazy Wife || [Aderxio Series#2]Where stories live. Discover now