Part 21: Kedatangannya

9.8K 787 6
                                    

Tepat hari ini sekolah menjadi beda dari biasanya. Bila hari biasa mungkin semua siswa dan siswi akan bisa berbincang ria di koridor, tertawa lepas saat berbincang maka hari ini pengecualian.

Mr. Jorse sang pemimpin Akademegicial yang terkenal dingin itu akan datang.

HARI INI!!!

Brenda dan yang lainnya akan menjadi patung hidup hari ini demi keselamatan mereka.

"Gila aja, hari ini bener-bener beda." Ungkap Resa.

"Iya sih, kan hari ini Mr. Jorse bakal datang ke Akademegicial. Jadi pasti semuanya akan takut lah." Jawab Brenda sambil mengunyah keripik kentang nya.

Mereka saat ini tengah berkumpul di aula bersama dengan murid yang lainnya. Entahlah kenapa mereka dikumpulkan di sini tetapi yang pasti ini ada sangkut pautnya dengan kedatangan sang pemimpin, Mr. Jorse.

"Aaah ... lihat tuh gerombolannya Dona udah kayak cacing kepanasan, tuh lihat ya ampun dandanan nya medok kayak ondel-ondel ditambah pakaiannya kayak kurang bahan. Idih amit-amit jabang bayik!" celetuk Resa tiba-tiba sambil menunjuk gerombolan Dona yang memang hari ini super wow, benar-benar gila penampilannya bukan seperti seorang siswi.

"Kenapa kok mereka dandan begitu, sih?" tanya Brenda keheranan.

Bia memukul pundak Brenda pelan, " jelas untuk menarik perhatian Mr jorse, lah!" jawabnya sambil meneguk soda di dalam kaleng.

Brenda cengo seketika, mereka begitu hanya demi Mr. Jorse, apa tidak salah?!

"Kamu kok kayaknya kelihatan kaget gitu sih, Bren?" tanya Resa heran melihat ekspresi Brenda yang terlalu berlebihan.

"Ya gimana aku nggak kaget, mereka mau menarik perhatian pria berumur '42' tahun, apa gak salah?" ucap Brenda sambil memberi tanda kutip pada angka 42 tahun.

Resa dan Bia tiba-tiba cekikikan sendiri, emang ada yang salah ya dengan ucapannya, pikir Brenda.

"Apaan sih Gi, kok aku nggak paham sama ucapan mereka?" tanya Brenda akhirnya menatap Megi yang daritadi seperti patung bernyawa, atau emang dasarnya Megi patung ya. Hihihi.

Megi hanya menggendik lalu kembali fokus ke depan seolah ucapan Brenda hanya angin lalu. Yassalam! Itu mulut emang kalau dipake ngomong bisa rugi apa? Heran Brenda.

"Apaan sih, cepetan jelasin ke aku. Bikin kepo aja deh!" kesal Brenda menuntut Resa dan Bia.

"Kamu nggak pernah ketemu atau lihat Mr. Jorse gitu?" kali ini Bia menyahuti ucapannya.

Brenda mengernyit sambil berpikir, "tidak." Jawab Brenda yakin.

"Jelas aja!" pekik mereka berdua membuat Brenda berjengkit kaget dan beberapa orang di sampingnya sampai membuat isyarat seperti menyuruh mereka diam, mereka langsung meringis lalu minta maaf. Sukurin!

"Apa sih maksud kalian, aku nggak paham?" tanya Brenda masih dengan wajah bingung.

"Mr. Jorse itu ganteng banget, hot banget deh pokoknya very very handsome." Jelas Resa yang sangat hiperbola itu.

Brenda masih tidak percaya, "masa sih pria berumur 42 tahun masih kelihatan ganteng?" celetuknya tak yakin.

"Yee ini bocah dibilangin ngeyel, dia itu emang umurnya 42 tahun tapi wajahnya nya 25 tahunan." Jelasnya lagi.

Sebelum Brenda sempat menjawab, Megi membuat isyarat untuk mereka diam membuat mereka menatap kearah depan, dan Brenda langsung tercengang melihatnya ternyata benar Mr. Jorse itu sangat tampan.

Oh my god! Demi apapun Brenda benar-benar tercengang!!!

Mungkin kalau umur Mr. Jorse itu masih sekitar awal 30-an Brenda tidak akan begini, namun jika umurnya sudah menginjak kepala empat dan wajahnya seperti orang berumur 25 tahun, Brenda kok jadi iri ya.

"Baiklah semuanya, perkenalkan nama saya Mr. Jorse pemimpin Akademegicial ini!" lantang Mr. Jorse dengan wajah datarnya. Terkesan dingin dan arogan.

"Saya hanya akan memberitahu kalian bahwa beberapa hari ke depan saya akan rutin mengunjungi Akademegicial untuk mengawasi perkembangan sekolah ini. Terima kasih!" jelasnya yang sangat singkat, padat, dan jelas.

Apakah bila berbicara lebih panjang suaranya akan hilang?

Saat akan pergi mata nya tak sengaja bertubrukan dengan mata Brenda, dia tersenyum sekilas lalu setelahnya benar-benar pergi. Beberapa murid yang melihatnya menjerit tertahan dan yang ada di benak Brenda adalah. 'Apakah tadi Mr. Jorse tersenyum padanya?'

:::::::::::::::

Seperti biasa Brenda saat ini berada di halaman belakang Akademegicial, tempat favorite nya.

Saat tengah mengamati pemandangan sekitar, tidak sengaja mata Brenda melihat Stev yang sedang bersama dengan seorang perempuan.

'Siapa perempuan itu?' batin Brenda.

Brenda terus mengamati Stev dengan perempuan yang belum Brenda lihat wajahnya itu karena membelakanginya. Mereka tampak membicarakan hal yang serius, Brenda jadi dibuat semakin penasaran olehnya, kenapa tiba-tiba Brenda merasa tidak senang saat melihat Stev dengan perempuan lain. Hatinya terasa panas.

Saat perempuan itu berbalik badan justru Brenda lebih dibuat tercengang olehnya, ternyata perempuan itu adalah Megi temannya sendiri.

'Apa hubungan mereka?' batin Brenda makin bertanya-tanya entah pada siapa.

"Hayo ngintipin, ya!" suara di belakangnya membuat Brenda gelagapan kaget setengah mati.

"Rian!" ketus Brenda saat melihat Adrian yang saat ini sudah memposisikan dirinya di samping Brenda.

"Cemburu, ya?" ejek Adrian sambil melihat kearah pandang Brenda tadi.

Brenda yang merasa terciduk pun langsung mengelak, "kata siapa!" bantahnya.

Adrian terkekeh pelan, "Iya iya Bren, santai dong kalau nggak benar nggak usah panik gitu." Katanya sambil menahan tawa melihat ekspresi lucu Brenda.

Brenda mencuatkan bibirnya kesal, "bodo ah aku mau pergi aja." Brenda lalu mulai bangkit diikuti Adrian di belakang nya.

"Ngapain kamu ngintilin aku?!" ketus Brenda.

"Emangnya ini sekolah milik nenek moyang kamu Bren, terserah aku dong mau ngintilin kamu kek ngikutin kamu kek. Ya terserah aku dong!" tukas Adrian dengan tampang menyebalkannya itu.

Brenda hanya memberengut kesal, bodo amat deh!

"BTW ngintilin sama ngikutin itu sama aja kalik!" dengus Brenda lalu mulai pergi diikutin Adrian.

***

TBC.

Sekolah Sihir [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang