Part 23: Tertangkap Basah

9.6K 772 7
                                    

Brenda hanya diam seperti patung saat ini. Bagaimana dia bisa santai kalau sedari tadi Mr. Jorse menatapnya intens.

"Kita mulai bicara sekarang," katanya terjeda. "Brenda." Lanjutnya membuat Brenda menatapnya.

"Apa yang ingin Tuan bicarakan dengan saya?" tanya Brenda dengan formal.

Mr. Jorse tidak menjawab ucapan Brenda dan wajahnya tetap datar membuat Brenda kesulitan mengerti jalan pikiran lelaki itu.

"Siapa nama lengkapmu?" tanya Mr Jorse setelah sekian lama hening.

Brenda awalnya mengernyit tapi tak ayal dia menjawab juga. "Brenda Carolyn, Tuan." Jawabnya sedikit heran dengan pertanyaan itu sebenarnya.

Mr. Jorse tetap datar, benar-benar tidak menampilkan secuilpun ekspresi.

"Benarkah?" tanyanya seperti sedang menguji.

Brenda menatap aneh Mr. Jorse, apa maksud dari ucapannya barusan coba?

"Benar Tuan, kalau tidak percaya Tuan bisa mengeceknya di daftar nama murid." Papar Brenda sangat pelan, dirinya sangat ketar-ketir setengah mati sekarang. Bayangkan jika hanya dengan mendengar nama Mr. Jorse saja bisa membuat takut lalu apa kabar Brenda yang saat ini tengah berbicara dengannya.

EMPAT MATA!!!

"Kupikir namamu adalah Brenda Carolyn Bagashada." Ujar Mr. Jorse tenang.

Deg!

Brenda terbelalak kaget, bagaimana dia bisa tahu nama panjangnya.

"Dari ekspresimu aku bisa menyimpulkan jika ucapanku itu benar bukan?" itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.

"B-bagaimana Tuan bisa tahu nama panjang saya?" tanya Brenda syok.

Seperti biasa wajahnya tetap sama, DATAR! Brenda jadi heran sebenarnya itu wajah atau tembok sih, gak ada ekspresinya.

"Hm.." Mr. Jorse menggumam pelan lalu menatap lurus dengan pandangan kosong. "Kamu tidak perlu tahu, tapi benar bukan apa yang barusan ku katakan." Ucapnya lagi dengan nada tegasnya.

Brenda gelagapan sendiri. Dirinya bimbang antara harus jujur atau berbohong. Tapi sepertinya percuma saja kalau dia bohong karena Mr. Jorse itu seperti tahu segalanya, sangat misterius.

"Iya, benar." Jawab Brenda akhirnya memilih opsi jujur.

"Dan kamu menyembunyikan nama margamu untuk mencari anggota 'Sartro' di Akademegicial, kan?" papar Mr. Jorse dengan penekanan pada beberapa kalimatnya.

WHAT THE HELL?!!!

Brenda melongo, ditambah matanya yang hendak seperti meloncat dari tempatnya. DARI MANA LAGI MR. JORSE TAHU ITU!!! Itukan rencananya bersama orang tuanya sewaktu mereka memberi tahu kalau dirinya itu adalah sage dulu.

"Lagi-lagi dari ekspresimu sepertinya aku benar lagi bukan?" Mr. Jorse memiringkan sedikit kepalanya lalu tersenyum sangat tipis, bahkan hanya seperti garis lurus.

Glek!

Brenda meneguk ludahnya susah payah. Rasanya kerongkongannya seperti kehabisan cairan dan suaranya hilang begitu saja.

Ini benar-benar menakutkan. Rasanya Brenda ingin hilang saat ini juga.

"Katakan apa yang kamu tahu, maka aku akan melepaskanmu." Katanya kemudian, namun kali ini terdengar nada peringatan di dalamnya.

"Sa-saya tidak mengerti apa yang Tuan katakan tadi." Ujar Brenda dengan menahan kegugupan yang luar biasa.

Mr. Jorse berdiri membuat Brenda langsung memundurkan langkahnya. "Aku tidak perduli meskipun kamu itu adalah sage." Tunjuknya di depan wajah Brenda, "yang aku tahu kamu memata-matai anggotaku, dan jika kamu tidak mau menjelaskannya padaku alasannya. Maka jangan salahkan aku jika kamu akan diberi hukuman." Lanjut Mr. Jorse dengan suara berat dan dalam.

Brenda menunduk lemah, dirinya sudah tertangkap basah sekarang. "Baiklah saya mengakuinya." Jujur Brenda dengan nada pelan.

Mr. Jorse mengangkat sebelah alisnya seolah sedang menyindir ucapannya barusan yang akhirnya mengaku. Dasar menyebalkan!

"Jelaskan!" tegasnya.

Brenda membasahi kerongkongannya berkali-kali sambil memjamkan matanya erat, lalu mengangkat kepalanya setelah dirasa usaha menenangkan dirinya itu sia-sia. Lalu ngapain dilakukan coba?

"Itu adalah rencana orang tua saya." Brenda memulai ucapannya, "dan sejujurnya mereka tidak menjelaskan alasannya, jadi saya tidak mengerti alasan mereka menyuruh saya." Jelas Brenda melanjutkan.

"Kalau begitu..." Mr. Jorse nampak menjeda ucapannya.

"Ayo kita ke rumahmu dan menemui kedua orang tuamu." Tambah Mr. Jorse dengan wajahnya yang seperti biasa. Datar!

::::::::::::::::::::

::::::::::::::::::::

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brenda dan Mr. Jorse sudah sampai di kediaman Brenda sekarang.

Tanpa menunggu Brenda, Mr Jorse dengan entengnya masuk ke dalam rumah yang kebetulan pintunya terbuka itu. Seperti biasa tidak lupa Mr. Jorse juga datang bersama Andrew, asistennya.

'Orang penting mah beda!' cibir Brenda dalam hati.

"Brenda!"

Brenda, Mr. Jorse, dan Andrew menoleh ke arah suara. Ternyata yang memanggilnya itu adalah Amira, Ibunya.

"Ada apa ini?" tanyanya sepertinya kaget melihat kehadiran tamu yang tak diundang.

"Mere—"

"Saya Mr. Jorse." Potong Mr. Jorse membuat Brenda meliriknya sinis. Seenaknya saja, dasar!

Andrew nampak diam seperti patung, tidak berniat mengenalkan dirinya, entahlah. Brenda tidak mau dan tidak berniat mengenalkannya juga.

"M-Mr. Jorse." Ucap Amira tergagap. Sepertinya dia juga merasakan apa yang Brenda rasakan tadi.

Kalian pasti heran bukan kenapa semua orang sepertinya segan dan takut pada Mr. Jorse padahal dia hanya pemimpin Akademegicial. Tapi jangan salah! Karena sebenarnya Mr. Jorse itu harusnya yang menjadi Raja Negeri ini, bukan malah Adiknya Asseloe. Benar! Kalau Mr.Jorse adalah Kakaknya Raja Asseloe dan entah apa penyebabnya membuat Asseloe menggantikan kedudukan Mr. Jorse, padahal dalam segi apapun jelas lebih unggul Mr. Jorse.

"Ada siapa sayang?" tanya Bagas yang baru datang dari kamar dan setelah sampai di hadapan Mr. Jorse dia langsung mematung seketika.

Bagas dan Mr. Jorse bertatapan dengan pandangan yang sangat aneh. Brenda memandang mereka lama lalu setelahnya menghela napas pelan.

'Sepertinya masalah ini bukan hal yang sepele, haaah .... kenapa masalah suka sekali sih menempeliku!' gerutu Brenda dalam hati.

***

TBC.

Sekolah Sihir [complete]Where stories live. Discover now