Part 26: Apologize

10K 769 23
                                    

Brenda dan Mr. Jorse sekarang sedang berada di ruang tamu berdua. Entah karena mengerti yang namanya privasi atau apalah tapi yang jelas Bagas, Amira, dan Andrew pergi dan membiarkan mereka berbicara empat mata.

Hening.

Brenda masih enggan membuka suaranya karena dia merasa semua orang sedang mempermainkannya sekarang.

"Ekhem!"

Brenda hanya melirik sekilas saat suara dehaman itu tengah memecah keheningan.

"Kamu tidak ingin berbicara dengan, Ayah?"

Deg.

Ayah? Apakah ini semua nyata. Brenda meremas telapak tangannya dengan perasaan tak menentu.

"Brenda.." panggil Mr. Jorse.

Brenda tidak bergeming sedikitpun. Karena sejujurnya Brenda juga sangat kecewa dengan Mr. Jorse, padahal dia sudah mengetahui semuanya tapi kenapa baru sekarang dia datang? Jawabannya sangat mudah, pasti karena dirinya tidak seberharga itu. Iya! pasti itu.

"Tolong ... lihat Ayah."

"Kenapa?" gumam Brenda yang masih bisa didengar Mr. Jorse. "Kenapa Anda baru mencari saya setelah sekian tahun. KENAPA?!" dan emosi Brenda meledak begitu saja. Dia benar-benar kecewa.

Mr. Jorse meraup wajahnya frustasi. "Karena semua tidak semudah itu." Jawabnya sambil menerawang hampa.

Brenda menyeringai kecil. "Kalau Anda sungguh menginginkan saya seharusnya rintangan sebesar apapun Anda bisa melewatinya, Tuan." Sinis Brenda dengan menekankan akhir kalimat.

Sebelah tangan Mr. Jorse menggenggam tangan Brenda lalu mengusapnya pelan. Brenda bahkan sampai tersentak kaget menerima perlakuan seperti itu.

"Asse ... Adikku sendiri, dia pasti akan mengincarmu jika tahu kamu masih hidup," Jorse menghela napas panjang lalu melanjutkan ucapannya kembali. "Maka dari itulah Ayah menunggumu sampai kekuatanmu sempurna seutuhnya karena Ayah juga tahu bahwa tidak mungkin bisa selalu menjagamu." Tambahnya. Mungkin ini adalah kalimat terpanjang pertama yang bisa Brenda dengar dari Mr. Jorse.

Brenda terkekeh sinis. "Oh ya? Apa Anda tahu Tuan. Kalau waktu itu orang tua saya juga mengatakan hal yang sama, eh ... orang tua angkat maksud saya." Ucap Brenda dengan intonasi yang super datar. Mungkin jika bukan karena masalah ini Brenda tidak akan seberani itu untuk bersikap tidak sopan kepada Mr. Jorse.

"Karena kami menyayangimu."

Brenda menoleh spontan. Ah ... Brenda merutuk karena Mr. Jorse langsung tersenyum begitu melihat reaksi Brenda barusan.

"Meskipun mereka bukan orang tua kandungmu tapi mereka begitu menyayangimu, sehingga menyembunyikan rahasia itu dan Ayah sangat bersyukur akan hal itu." Jelas Mr. Jorse lagi. "Dan maafkan Ayah yang baru bisa mendatangimu. Ayah benar-benar menyangimu ... princess kecil Ayah." Terang Jorse dengan begitu halus, bahkan suaranya bergetar dan Brenda hampir tidak mempercayai ini.

Hati Brenda mancleos begitu saja. Iya, kenapa Brenda jadi sangat egois sekarang. Dia selalu berprasangka buruk sebelum mengerti kejelasannya.

Brenda menunduk lalu air matanya merembes keluar begitu saja. "Hiks ... ma..af." Ujar Brenda sambil terisak.

Mr. Jorse langsung menegakkan tubuhnya, senyum sabit muncul di bibirnya dan dengan cepat dia langsung mendekap tubuh Brenda. "Yang penting kamu tidak benci sama Ayah, itu sudah lebih dari cukup." Lirih Jorse sambil mengelus surai coklat Brenda.

Brenda tersenyum ..... hatinya menghangat seketika. Jadi ini rasanya di peluk Ayah.

:::::::::::::::::

Sekolah Sihir [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang