Spesial Part

14.7K 981 195
                                    

Siapa yang masih simpen cerita ini di library??

Jadi gini ... aku buatin part khusus buat kalian pembaca setia karna banyak yang minta lanjut, huhuhu (betapa bahagianya author), sebelumnya aku ga lanjutin soalnya aku pikir cerita ini membosankan dan yah... kurang bagus makanya aku kira kalian ga suka.

Oke! Nikmatin part khusus ini yha!!!

#####

Wanita berambut coklat sepinggang itu mengulas senyum kalem seperti biasa, menatap ke arah dua bocah yang sedang berlarian kesana kemari, dengan manik mata coklatnya yang berkilau diterpa sinar matahari. Dia lalu membentuk eyes smile, perasaan bahagia begitu membuncah tidak terkendali dalam dirinya, dia sangat-sangat bahagia.

"Alex! kan udah di bilangin jangan coba-coba buat terbang!!" wanita itu berlari kecil sambil menatap garang bocah berumur 5 tahun itu, membuat bocah itu mau tidak mau merengut kesal.

"Curang ih!! Kak Excel aja boleh, masa aku nggak boleh, sih?!" berontak bocah itu sambil menunjuk-nunjuk Kakaknya yang hanya terdiam di tempat.

"Begini ya sayang," wanita itu menekuk lututnya, membelai surai lembut Putra bungsunya itu lalu tersenyum sayang. "Kak Excel itu udah bisa terbang dengan baik, kamu belum. Makanya kamu nanti latihan dulu, ya." Excel, bocah yang juga sama berumur 5 tahun itu mendatangi mereka dengan wajah datar seperti biasa.

"Dedek tuh masih kecil, jangan ikut-ikutan Kakak!"

"Halah orang kita cuma beda satu jam aja!" Alex menatap Excel dengan kesal. Kakaknya sok dewasa ih!

"Ada apa ini?" tiba-tiba suara baritone muncul dari belakang, membuat mereka bertiga kompak menoleh ke arah suara.

Alex tersenyum lebar, kemudian berlari cepat ke arah pria itu. "PAPA!!!" sambil melompat kearah gendongan pria itu, untung saja sang pria dengan sigap menangkapnya.

"Masa ya Pah..." Alex mulai memasang wajah sok teraniaya nya, "Bunda sama Kakak larang Alex terbang, padahal Kak Excel aja boleh terbang tuh!!" sambil mempoutkan bibirnya dan menunjuk-nunjuk kedua orang yang berada di seberang sana.

"Anak kamu tuh Pah, bandel banget." Sang wanita dan Excel yang berjalan mendekat itu mengejek Alex. Alex lagi-lagi memberengut masam, "tuh kan Pah lihatkan! Bunda jahat!"

"Yang Bunda katakan itu benar," Alex menatap Papahnya cepat, "kamu belum bisa terbang dengan baik, kalau kamu maksa terbang terus kamu jatuh yang sedih siapa? Bunda sama Papa, kan." Sang pria mencoba menjelaskan dengan telaten, Alex awalnya memberengut namun akhirnya dia mengangguk paham. Yang diucapkan Papahnya itu memang benar.

"Iya, maaf ya Bun." Brenda yang juga menggendong Excel itu tersenyum bahagia mendengar penuturan Putra bungsunya itu, dia maju selangkah lalu tangan kanannya yang bebas mengelus pipi Alex dengan lembut.

"Iya sayang, kamu nggak perlu minta maaf sama Bunda, yang penting jangan diulangi lagi. Janji!" Alex hanya mengangguk-angguk patuh.

"Sayang," Brenda menoleh kearah suaminya dengan kening berkerut, "kita langsung ke rumah Ayah kamu ya habis ini!" Perintahnya yang langsung di angguki Brenda.

"Tapi Meisya dijemput dulu, ya?" pinta Brenda.

"Enggak usah, nanti biar Ayah aku aja yang langsung bawa Meisya kesana, kita langsung aja ke rumah Ayah kamu." Dan mereka pun langsung bergegas menuju rumah Ayah Brenda, Jorse.

Sudah 1 bulan ini mereka belum mengunjunginya.

:::::::::::::::::

Seperti yang kalian ketahui sebelumnya. Brenda dan Stev sudah menjadi sepasang pasutri sekarang, suami istri. Terasa agak aneh, mengingat dulu saat masa-masa sekolah mereka selalu terlibat berbagai masalah yang sangat berat, namun sekarang seolah semua telah terbalas. Mereka telah mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Sekolah Sihir [complete]Where stories live. Discover now