-Negeri Impian-

28 2 0
                                    


AGATA'S POV

Sejak lama aku mengagumimu perlahan-lahan jua aku mendekatmu. Ternyata sulit juga dan beberapa kali aku harus bersabar menunggumu. Tibalah saatnya aku mesti jujur dengan perasaanku kepadamu. Hatiku sudah tidak mampu menampung banyak rasa untukmu dan sudah terlalu lama menyimpan rasa padamu.

Aku belum tahu tentang perasaanmu jua padaku. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja bukan memaksamu untuk menerima atas perasaanku. Aku takkan sanggup melihatmu terpaksa atas perasaanku padamu. Kamu berhak untuk menolak perasaanku."

Kataku padanya dengan menatapnya dalam-dalam dengan tulus di hadapan banyak orang. Sementara Hanifan dan Sifa baru tiba dirumah Agata.

SAFA'S POV

Hanifan melihatku di Agata dan telah mendengar sepotong kalimat dari Agata padaku. Hanifan terlihat cemburu melihatku dengan Agata dan Hanifan menyesali tak pernah sempat untuk menyatakan perasaannya padaku.

"Maukah kamu menjadi teman bahagiaku?" Kata Agata padaku sambil menjongkok di hadapanku.

"Kalau kamu menerimaku. Kamu akan mengambil bunga mawar ketiga dariku." Dia melanjutkan sambil memegang setangkai bunga mawar merah lagi. Mungkin aku harus menerimanya terlebih perasaanku yang telah jatuh padanya. Berutuntungnya, apa yang kurasakan terbalas olehya tanpa kuberitahunya duluan.

HANIFAN'S POV

"Jangan diterima dulu Safa. Jangan. Masih ada aku di sini yang akan menjagamu lebih dari dia." Dalam hatiku berharap Safa menolak Agata. Aku begitu cemas menunggu jawaban Safa.

SAFA'S POV

Dengan tenang aku mengambil bunga yang dipegang oleh Agata pertanda aku menerimanya. "Iya aku mau." Jawabku atas pertanyaannya.

Dia langsung berdiri dari sikap jongkoknya tadi dan tersenyum bahagia di depanku. "Serius kamu, Saf?" Agata menanyakan ulang. "Memangnya aku kelihatan berbohong ya?"

Aku merespon dengan bertanya ulang tentang aku yang belum pasti olehnya. Aku yang juga membalas senyumnya pertanda bahagiaku karena cinta yang tak bertepuk sebelah tangan.

"Gak kelihatan bohong sih." Dia telah tahu keseriusanku menerimanya.

"Ya begitulah." Jawabku setelah keyakinannya.

HANIFAN'S POV

"Terlambat untukku." Kata hatiku. Untuk sementara aku ingin keluar dari rumah Agata. Hanya untuk memperbaiki perasaan. Aku menjambak-jambak rambut dan menganggap diriku sebagai orang terlelet di dunia.

"Bodoh banget sih loe, Nif!" Sambil menyandarkan tangannya ke tembok ia berkata sebagai tanda kekecewaannya.

"Aku bahkan lebih dulu mengenalmu daripada Agata. Tapi Agata bahkan punya banyak kesempatan dibanding aku." Kataku pada tembok.

"Setidaknya dari dulu akan kukatakan padamu tentang cintaku."

AUTHOR'S POV

"Nif? Ternyata kamu di sini. Aku daritadi mencarimu. Masuk yuk, Nif. Di dalam aku gak ada kenalan. Masa aku sendirian di dalam." Tiba-tiba Sifa berada di belakang Hanifan dan Sifa meminta tanggungjawab Hanifan yang telah membawanya ke sana.

"Iya." Hanifan menjawab dan menemani Sifa masuk kembali ke dalam rumah Agata.

"Lihat Nif. Ternyata Safa jatuh cinta juga sama Agata. Padahal dia pernah bilang dia itu sangat membenci kak Agata. Kalau dia sampai jatuh cinta aku adalah orang pertama yang akan menertawakan dia." Kata Sifa di Hanifan sambil menertawakan Safa yang berada di dekat Agata. Hanifan hanya terdiam mendengarku berbicara. Sifa seperti orang gak waras tertawa sendiri tanpa direspon oleh siapapun.

"Kamu ketawa juga kali, Fan." Kata Sifa padanya berbisik.

TBC

Negeri Impian Where stories live. Discover now