Talk of Two Coass

16.3K 2.7K 373
                                    

Malam itu hujan deras dan sialnya Yohan harus jaga malam dengan Junho. Hanya berdua dengan Junho, tanpa koass lainnya. Untungnya, bukan jaga IGD, melainkan jaga bangsal rawat inap Anyelir. Ke mana koass lainnya? Apakah mereka pulang? Tidak. Minhee, Dongpyo, dan Minkyu harus jaga IGD. Eunsang, Hyungjun, dan Wonjin harus menjaga bangsal Jasmine. Tidak ada koass yang menganggur malam ini karena pasien penyakit dalam sangat banyak.

Stase penyakit dalam, menurut yang sudah didengar para koass adalah stase yang paling melelahkan dan di sinilah tempatnya para koass yang tadinya polos atau masih sedikit terasah benar-benar ditempa untuk menjadi seorang dokter. Ketahanan ala tim elit. Dan Dokter Dongho sebagai konsulen mereka mengatakan bahwa Ilmu Penyakit Dalam adalah induk dari ilmu kedokteran, jadi saat seorang koass di awal stase sudah menguasai setidaknya 25%, itu sudah bisa menjadi bekal untuk stase-stase berikutnya.

Dan benar, di sini mereka benar-benar ditempa untuk menjadi dokter lebih keras daripada dua stase sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pasien yang masuk dan banyaknya pasien yang dipegang tanggungjawabnya oleh para koass, yang membuat para koass ini harus selalu siaga dan tidak boleh sampai lalai memfollow up pasiennya, mendengarkan keluhan-keluhan pasien atau bahkan keluarga pasiennya. Di sini juga, rasa empati para koass diuji. Apalagi saat ada pasien yang mengalami masa kritis. Bukan hal yang aneh jika para koass ini menyaksikan kematian hampir setiap hari. Tapi inilah jalan hidup yang sudah mereka pilih.

Yohan bertopang dagu di meja, memperhatikan Junho yang tampak menulis laporan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital pasiennya. "Jun," panggilnya.

"Hm?"

"Junho."

"Hm?"

"Cha Junho?"

Junho menoleh. "Apaan, Han?"

"Sibuk banget dari tadi. Ajakin gue ngomong dong. Lo dari tadi sibuk banget perasaan, Jun," kata Yohan sambil menarik kursinya mendekati Junho.

Junho tertawa sekilas dan menggaruk pelipisnya. "Pasien yang gua pegang banyak, Han. Nanti jam 5-an gua juga harus mulai follow up satu-satu, masih harus visit bareng spesialis, masih jaga poli, lanjut lagi jaga malem. Dateng pagi-pagi buta buat follow up pasien lagi. Emang lo gak ada pasien apa?"

Yohan mencebik dan mengangguk. "Ada kok. Banyak juga. Tapi kan follow up masih nanti jam 5 pagi dan biasanya spesialis atau residen visitnya jam 9-an. Kenapa lo kalang kabut sekarang?"

Junho menatap Yohan datar dan kembali menulis laporan hasil pemeriksaan fisik dan cek tanda-tanda vital keduabelas pasiennya dengan teliti. Jangan sampai ada yang tertukar atau habis riwayatnya besok pagi saat visit dengan dokter Jonghyun. Bukan disembur oleh dokter itu, tapi akan disembur dokter Dongho karena dokter berwajah sekuriti itu mewanti-wanti para konsultan, spesialis, residen spesialis, perawat, petugas lab, dan semua yang ada di rumah sakit untuk melaporkan koass-koass yang melanggar aturannya, apapun bentuknya.

Inilah yang membuat Junho akhirnya benar-benar sibuk. Jangan sampai ada yang terlewat selama follow up, bahkan hal-hal tidak penting juga ikut ia tanyakan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jun."

"Heh? Apaan?"

"Menurut lo, dokter Yuvin gimana?"

Junho menoleh dan berhenti menulis. "Kenapa? Tumben nanyai dokter Yuvin? Bukannya lo yang deket sama dokter Yuvin?"

"Ya gue minta pendapat lo sebagai orang yang paling deket sama gue dan lo juga tau apa permasalahan gue, Jun. Gue takut saat gue udah nekad ngelewatin batas, dia justru cuma ngasih gue harapan. Gue gak mau nekad gue sia-sia."

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Where stories live. Discover now