Get Well Soon, Sunshine

15.3K 2.5K 363
                                    

"Hey, sunshine."

Minkyu melingkarkan kedua lengannya di pinggang Wonjin dan menumpukan dagunya di bahu Wonjinm kemudian mengamati bagaimana tangan pacarnya mengaduh susu di meja dapur. Ia melesakkan hidungnya di ceruk leher Wonjin dan menghirup aroma menenangkan yang menguar dari tubuh pacarnya.

Wonjin mengganti parfumnya. Dari morning dew yang memberi efek menenangkan ke summer swing yang lebih segar. Tapi apapun itu, Minkyu menyukai semua yang digunakan Wonjin, meski sebenarnya itu adalah parfum bayi. Minkyu suka.

Minkyu memberi kecupan kecil di leher Wonjin, membuat pacarnya itu tertawa pelan dengan suara serak. "Sejak kapan kamu ganti parfum hm?" tanyanya lembut.

Wonjin menoleh sebentar ke arah Minkyu yang masih betah mengendusi lehernya. "Nenek salah beli parfum. Aku nitipnya morning dew malah dibeliin summer swing. Kamu gak suka?"

Minkyu menggeleng, membuat rambutnya menggelitik leher Wonjin. "Aku suka. Apapun tentang kamu, aku suka."

"Kamu duduk di meja dulu ya. Aku buatin susu juga mau?"

Bukannya menyingkir seperti yang diperintahkan Wonjin, Minkyu justru semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Wonjin dan menyandarkan kepalanya di bahu pacarnya. "Aku kangen. Ruang koass sepi gak ada kamu. Aku kesepian," ungkapnya.

"Sekarang udah ketemu kan? Masih kangen?" Wonjin membalikkan badannya menghadap Minkyu dan kali ini bukan Minkyu yang menyandar di bahunya sambil memeluknya, namun ialah yang memeluk Minkyu dan menyandarkan kepalanya di bahu Minkyu.

Minkyu menatap Wonjin yang memeluknya. "Kamu gimana? Udah enakan atau masih sama kayak kemaren-kemaren?"

Wonjin menggeleng. "Aku belum bisa makan apa-apa. Dari tadi pagi tiap makan selalu muntah, ada bau makanan selalu mual. Kepalaku juga masih sakit. Semua obat yang dikasih dokter gak ada yang manjur, Kyu. Kalo aku mikir sebentar, pasti sakit lagi. Badanku juga lemes."

Minkyu melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah pacarnya yang semakin hari semakin mucat. Berbanding terbalik dengan aroma tubuhnya yang menyenangkan dan segar, Wonjin justru terlihat tidak dalam keadaan yang menyenangkan dan segar. "Kita periksa lagi ya ke rumah sakit?" tanyanya lembut.

Wonjin menggeleng. "Gak mau. Palingan cuma kecapekan karena aku maksa jaga padahal lagi sakit dan gak tidur beberapa hari. Besok pasti udah baikan."

"Ini udah lewat 2 hari sejak masa bedrest kamu. Seharusnya sesuai anjuran dokter, kamu dirawat inap. Kalo kamu gak ada perkembangan yang baik, dokter bisa mulai CT Scan atau MRI. Kita ke rumah sakit ya?"

Wonjin tetap menggeleng dan menyandarkan kepalanya yang terasa berat di bahu Minkyu. "Gak usah, Kyu. Aku gak papa. Aku cuma sakit biasa. Kamu gak usah berlebihan sampe harus CT Scan atau MRI segala."

"Aku khawatir sama kamu."

Wonjin mengangkat kepalanya dari bahu Minkyu dan menangkup pipi tirus pacarnya. Ia menatap ke dalam mata Minkyu yang dengan jelas menyiratkat kekhawatirannya, kemudian ia tersenyum. "Jangan khawatir. Aku gak papa. Selama aku masih bisa bicara dan dengar suara kamu, jangan pernah khawatir."

Minkyu menangkup kedua sisi wajah Wonjin dan mengusap pipi tembam pacarnya dengan ibu jarinya perlahan, sebelum akhirnya menyatukan bilah bibirnya dengan bibir Wonjin, membawanya pacarnya ke dalam sebuah ciuman panjang penuh perasaan.

Minkyu mengkhawatirkan Wonjin lebih banyak daripada mengkhawatirkan dirinya sendiri.

Minkyu memikirkan Wonjin lebih banyak daripada memikirkan dirinya sendiri.

Minkyu menyayangi Wonjin lebih banyak daripada menyayangi dirinya sendiri.

Minkyu mengernyit saat sesuatu yang basah dan lengket menganggu ciumannya, mengalir melewati hidungnya, kemudian hadir dan mengalir di sela-sela bibirnya dan bibir Wonjin. Rasanya aneh dan lengket. Baunya juga tidak menyenangkan. Kemudian ia merasakan Wonjin berhenti membalas ciumannya, bibirnya hanya diam, namun bergetar dengan alasan yang tidak bisa Minkyu mengerti.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Where stories live. Discover now