Talk From Mind to Mind

14.8K 2.8K 594
                                    

"Tumben berangkat sendirian. Gembul ke mana?"

Minkyu ke arah Yohan yang sedang membenarkan letak snelli yang membalut tubuhnya. "Wonjin sakit. Kata dokter, harus bedrest selama 3 hari. Dia gak mau dirawat inap, maunya rawat jalan aja."

"Si gembul bisa sakit ternyata. Gue kira kebanyakan makan sehat, gak bisa sakit," gumam Junho sembarangan.

Minkyu menoleh dan tertawa sekilas menanggapi candaan Junho. "Udah sakit dari kemaren-kemaren sebenernya, cuma maksa jaga. Baru kemaren itu pas mau ke kamar mandi, malah pingsan lagi. Ya udah gue bawa ke rumah sakit. Harusnya sih dirawat inap, tapi Wonjin kan bandel. Kemaren dia bertengkar sama dokter jaga. Akhirnya disuruh bedrest selama 3 hari sama check up tiap sore. Kalo selama 3 hari gak ada perkembangan, disuruh rawat inap sama pemeriksaan CT Scan. Kalo masih berlanjut, katanya harus pemeriksaan MRI."

"Sekarang Wonjin di rumah sendirian?" tanya Eunsang sambil mengikat tali sepatunya.

Minkyu menoleh dan berhenti merapikan jasnya. "Gue anterin ke rumah neneknya. Dia gak bisa ngapa-ngapain. Kakinya lemes katanya. Tapi badannya cuma lemes setengah badan. Sebenernya gue lebih pasrah kalo dia dirawat inap, kan gue bisa jengukin tiap ada waktu."

"Pacar lo tuh emang bandel dari jaman kuliah. Udah ngekoass sering pegang pasien beneran juga tetep bandel. Gitu tuh kalo pas bayi minumnya susu kuda liar," gumam Hyungjun sambil merapikan hasil follow upnya. Pagi ini, ia harus mendampingi dokter Dongho visit lagi. Jangan sampai kena wejangan berjam-jam.

Minkyu terkekeh. "Bandelnya bikin sayang. Pengen marahin, tapi gak tega. Mana muka dia pucet banget, mau gue marahin malah gue yang gak tega duluan."

"Yeh, dasar bucin kelas elit," cibir Junho, yang kemudian dihadiahi pukulan keras di lengannya oleh Minhee.

Minhee menatap Junho tajam. "Mulutnya, suka kebiasaan. Temennya sakit bukannya prihatin, malah ngatain."

Junho menatap Minhee kemusuhan. "Kan yang sakit si Gembul, bukan si Cungkring. Gua tadi juga ngatain si Minkyu, bukan Wonjin."

"Kalo entar punya pacar, dia juga pasti sama bucinnya. Dia belum ngerasain aja pacarnya sakit sampe harus bedrest. Belum juga ngerasain pacarnya harus di CT Scan sama MRI," gumam Dongpyo sambil menggelengkan kepala. Kemudian ia beralih menatap Minkyu. "Wonjin sakit apa emang kok sampe harus di CT Scan sama MRI?"

Yohan menoleh menatap Minkyu. "Jarang lho ada pasien di CT Scan atau MRI kalo gak dalam kondisi itu memang diperlukan."

Minkyu mengangkat bahu. "Waktu itu dokter sempat bilang itu gejala meningitis. Masih gejala sih, tapi untuk selanjutnya kalo setelah masa rawat jalan sekaligus masa bedrestnya selesai Wonjin belum baikan, bakal dilakukan CT Scan sama  MRI. Sekalian dirawat inap."

"Kalo ternyata itu bukan meningitis?"

Semua mata mengarah pada sosok Eunsang yang berdiri di dekat meja. Cowok manis berambut bubble gum itu menatap ke arah Minkyu serius.

"Maksud lo, Sang?"

Eunsang menggeleng. "Kalo bukan meningitis gimana? Minkyu gak curiga kalau itu gejala dari penyakit lain? Coba deh Minkyu inget-inget materi perihal Onkologi. Daripada meningitis, gejala lemas di kaki tapi lemas di setengah tubuh diikuti mimisan yang keluar di waktu saat dia pingsan dan sesering apa dia pingsan itu lebih condong ke mana. Berdasarkan beberapa gejala, memang ada kesamaan. Tapi feeling Eunsang bilang, itu bukan meningitis, Kyu."

Minkyu diam. Dia tidak menjawab. Dia hanya menatap ujung sepatunya, mencoba mengingat apa yang telah buku-buku Onkologi berikan padanya saat ia masih memiliki waktu untuk membaca.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Where stories live. Discover now