Yunseong di Tengah Ramainya Keluarga Hwang

14K 2.5K 543
                                    

"Adek! Kebiasaan banget sih kalo habis minjem barang suka gak dibalikin ke tempatnya?!"

"Udah adek balikin, kak. Kakak aja yang nyarinya pake mata kaki, makanya gak ketemu!"

"Udah berani ya kurang ajar sama kakak? Kakak aduin papa nih biar uang jajanmu dipotong!"

"Kakak curang! Ada apa-apa semua ngadu papa! Adek aduin mama nih nanti!"

Yunseong duduk dan memasang tampang cengo di ruang tamu keluarga Hwang saat mendengar perdebatan dua anak keluarga Hwang yang sedang dikunjunginya malam ini. Rumah ini tidak begitu besar, tapi selalu ramai. Seperti malam ini saat Yunseong mengunjunginya untuk berdiskusi dan berkonsultasi perihal hasil CT Scan dan pemeriksaan neurologis Ham Wonjin di rumah keluarga Hwang Minhyun, rumah ini kembali menunjukkan taji ramainya. Ternyata kuat juga dokter Minhyun tinggal di rumah seramai ini.

Yunseong benar-benar masih tak habis pikir dengan keramaian rumah keluarga Hwang ini.

"Maaf ya dek Yunseong kalo anak-anak saya rame. Dua-duanya emang suka rame kalo malem. Mamanya di rumah sakit, gak tau kapan pulangnya jadi mereka agak kumat gitu gak warasnya." Dokter Minhyun muncul dari ruang keluarga sambil membawa sekaleng besar camilan dan meletakkan di meja depan tempat Yunseong duduk.

Yunseong mengangguk dan tersenyum kaku. "Sebenernya saya mau konsultasi ini di rumah sakit, tapi dokter gak bisa ditemui karena masih ada urusan, makanya saya ke sini. Saya gak ganggu waktu dokter sama anak-anak dokter kan?"

Minhyun tertawa sekilas dan menggeleng. "Gak kok, dek. Saya yang minta maaf kalo semisal anak-anak saya rame, dek. Mereka emang gak bisa diem, jadi harap maklum ya, dek Yunseong."

"Adek, kamu ya yang makan es krim kakak di kulkas? Ngaku gak kamu?!"

"Bukan adek yang makan. Jangan asal nuduh... eh? Eh? Apa sih kak? Ngapain sih bawa-bawa sapu? Papa... kakak nyari gara-gara nih!"

Dan detik berikutnya, Yunseong dikagetkan dengan kemunculan seorang bocah laki-laki berumur sekitar 12 tahun sedang berlari kalang kabut keluar rumah melewatinya sambil dikejar seorang bocah perempuan berusia sekitar 16 tahun dengan sapu di tangan kanannya.

"Papa... tolongin adek!"

"Sini kamu, dek!"

Minhyun memijat pangkah hidungnya pelan dan tersenyum kaku pada Yunseong. "Bentar ya, dek. Saya tinggal ngurus anak-anak dulu. Kalo mamanya gak ada, mereka emang suka lupa, mana rumah, mana hutan."

Yunseong tersenyum kaku dan menatap kepergian kepala keluarga Hwang itu menyusul kedua anaknya ke luar rumah sambil sesekali mengagumi betapa konyol dan uniknya keluarga Hwang ini. Dan seketika ia teringat saat masa koassnya dulu, dokter Minhyun termasuk dokter residen yang banyak membantunya dan memberikannya saran. Mungkin karena tidak lepas dari titel bahwa dulu dokter Minhyun adalah koass emas pada masanya.

"Yeji, Jinyoung, berhenti dulu dong. Papa ada tamu nih, mau diskusi pasien. Kalian jangan ribut sendiri. Kalo mau ribut, sana di kamar atau di garasi sekalian. Pusing papa denger suara kalian."

Well, setelah menjadi seorang dokter spesialis bedah, Hwang Minhyun menikah dengan rekan sesama koassnya dulu, Miyawaki Sakura, setelah persaingan sengit dengan rekan sesama koassnya dulu juga. Mereka dianugrahi dua anak yang seringkali lupa mana rumah mana hutan bernama Hwang Yeji dan Hwang Jinyoung.

Anak pertama mereka, Hwang Yeji, memiliki nama yang sama dan wajah yang mirip dengan adik perempuan Minhyun. Bedanya, kalau Yeji adik Minhyun itu agak miring dan suka mengambil kesimpulan berdasarkan pikirannya sendiri, sedangkan Yeji anak Minhyun, sifatnya benar-benar campuran dari Minhyun, Sakura, Yeji, dan sifatnya sendiri. Cuma sedikit lebih galak dan hobinya adalah mengusili adiknya.

Anak bungsu mereka, Hwang Jinyoung, yang sering diejek sebagai anak mama karena sangat manja pada mamanya, tapi sering marah-marah pada papanya dan hanya bersikap baik pada papanya kalau ada hal yang diinginkan. Komponen utama keramaian keluarga Hwang dan sasaran kejahilan kakak perempuannya. Sifatnya tidak jauh-jauh dari sifat kedua orang tuanya, tapi dia sedikit lebih manja daripada kakaknya.

"Ayo salam dulu sama Om Yunseong. Minta maaf karena udah bikin keributan. Bikin terganggu Om Yunseong mau diskusi sama papa. Cepetan atau uang jajan kalian papa kalian potong."

Yunseong meringis saat melihat kedua anak keluarga Hwang mati kutu di tempatnya sambil menundukkan kepalanya, sedangkan Minhyun berdiri dengan wajah galak di belakang mereka.

Yeji menoleh menatap papanya. "Papa kan takut sama mama. Palingan juga dipelototin udah lari kalang kabut."

Minhyun melotot ke arah Yeji. "Diem napa, kak."

Yeji menoleh menatap Yunseong. "Om Yunseong, kalo om nikah nanti, jangan jadi suami takut istri kayak papa. Papa tuh gede badannya doang, disemprot mama langsung mengkerut. Gayanya aja papa tuh konsultan bedah apalah itu namanya, disembur mama semenit aja udah kalah. Dasar budak cinta."

Oke, Yunseong harus mengatakan bahwa berdiskusi tentang hasil CT Scan di kediaman keluarga Hwang bukan hal bagus dan bukan pilihan yang tepat. Bukannya mendapatkan pengarahan dan pandangan lain dari seseorang yang sudah ahli dalam bidang tumor dan kanker, ia justru harus terlibat dalam ramainya keluarga Hwang.

"Kak, kamu masuk sana ke kamarmu. Belajar sana. Kamu juga, dek. Kerjain tugasmu. Jangan ganggu dulu. Papa mau diskusi soal pasien nih. Nanti kalo mama pulang, papa pesenin Pizza Hut deh 3 kotak."

Hwang Jinyoung menatap papanya. "Janji ya? Kalo bohong, bobok di luar."

"Iya, papa janji. Udah masuk sana. Jangan suka ganggu suasana serius kayak om Jinhyuk dong. Kebiasaan banget suka main sama om Jinhyuk."

"Biarin. Enak juga main sama om Jinhyuk, dijajanin terus. Daripada main sama om Yuvin. Bukannya dijajanin, malah Yeji terus yang diejekin anak papa."

Yunseong meringis. Anak-anak keluarga Hwang ini memang dekat dengan para residen karena orang tua mereka adalah pembimbing para residen sekarang saat masih menjadi seorang koass. Tapi sejauh ini, yang benar-benar dekat dengan Yeji dan Jinyoung adalah Jinhyuk, Wooseok, Midam, Seungwoo, Byungchan, dan dirinya. Sedangkan Yuvin selalu menjadi musuh utama anak-anak keluarga Hwang.

Yeji menoleh pada Yunseong dan tersenyum lebar. "Kapan-kapan ajakin Yeji main dong, Om. Kata mama, Om Yunseong udah punya pacar. Yeji ini fujoshi lho, Om. Nanti Yeji bantu fotoin deh. Gratis. tapi jajanin Yeji ya?"

"Kakak, masuk ke kamar!"

Yunseong hanya meringis mati kutu. Mungkin seperti kata Minhyun, terlalu banyak bergaul dengan Jinhyuk, anak-anak keluarga Hwang mulai beralih aliran menjadi penuh keghaiban.

"Om Yunseong, salam ya buat pacarnya, dari Yeji. Bilangin Yeji pengen ketemu dan ditunggu undangan nikahnya!"

"Hwang Yeji!"

"Iya, iya, Hwang Minhyun! Berisik banget, heran! Laporin mama nih!"

"Iya, iya, Hwang Minhyun! Berisik banget, heran! Laporin mama nih!"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

.
.
.
.
Ini hanya intermezzo gaes. Intermezzo sebelum memulai chapter yang sedikit lebih berat hehehe 😁

Sekalian mengenalkan keluarga si dokter spesialis bedah konsultan bedah onkologi yang "katanya" Ahli Kanker 😁

Sampai jumpa di stase bedah dengan konsulen ini karena stase penyakit dalam hampir berakhir hehehe 😁

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin