I'm Afraid You Run Away Part 2

12.5K 2.4K 443
                                    

"Kamu ngomong apa sih? Nggak peduli separah apapun kamu sakit, aku udah berkomitmen buat nggak ninggalin kamu dengan alasan seenggak logis itu. Kamu cukup percaya sama aku. Aku nggak peduli siapa yang lebih baik dari kamu, lebih sehat dari kamu, lebih kuat dari kamu atau lebih sempurna dari kamu, karena sejak awal komitmenku adalah kamu, bukan yang lain."

Wonjin terkejut. Ia lantas menoleh ke belakang dan mendapati Minkyu berdiri di belakang kursi rodanya dengan tatapan dingin.

"Kyu..."

Minkyu mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan pipi Wonjin. "Aku emang pernah suka sama Hyungjun, tapi bukan berarti setelah aku sama kamu dan keadaan kamu lagi begini, aku berniat buat ninggalin kamu. Kamu pernah minta aku buat nyari pengganti kamu dan aku nggak kamu, karena emang nggak ada yang bisa gantiin kamu."

Air mata Wonjin mengalir semakin banyak. Sekarang isak tangisnya adalah satu-satunya suara yang bisa didengar siapapun yang lewat di lorong rumah sakit, di tengah keremangan. Minkyu menarik napas panjang dan berlutut di depan kursi roda Wonjin. Kedua tangannya terulur untuk menangkup kedua sisi wajah pacarnya dan menghapus air mata di sana dengan kedua ibu jarinya.

"Apa yang bikin kamu setakut itu aku bakalan ninggalin kamu? Karena kamu sakit parah?"

Wonjin mengangguk, masih terisak.

"Karena kamu ngira kalo nyawa kamu udah nggak panjang lagi?"

Wonjin mengangguk lagi, kali ini isakannya terdengar lebih keras.

"Karena kamu nggak sesehat dulu?"

Wonjin mengangguk untuk kesekian kalinya, air matanya turun semakin banyak membasahi tangan Minkyu.

"Karena kamu ngerasa kalo kamu selalu nyusahin aku?"

Wonjin mengangguk. Ia mengangkat tangannya untuk menggenggam tangan Minkyu yang tengah menangkup wajahnya, berusaha menghapus air matanya.

Minkyu menggeleng dan tersenyum. "Nggak, aku nggak akan ninggalin kamu. Kalo nantinya kita pisah, bukan aku yang ninggalin kamu. Tapi emang takdirnya udah bilang gitu. Selama kamu di sini, aku akan jadi kaki buat kamu saat kamu nggak bisa jalan, aku akan jadi tangan buat kamu."

Wonjin semakin terisak, ia mengulurkan tangannya untuk memeluk leher Minkyu dan dokter muda itu mendekat untuk ikut memeluk pacarnya. "Kamu selalu ngomong gitu, tapi aku selalu takut kalo kamu ninggalin aku karena aku nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Aku takut semua orang ninggalin aku buat alasan yang nggak bisa aku terima, Kyu."

Minkyu melepaskan pelukan Wonjin dan menatap ke dalam mata pacarnya. "Kalo kamu emang belum bisa percaya, itu bukan masalah buat aku. Setiap orang punya kekhawatiran mereka. Kalo kamu terlalu takut buat berharap sama aku, cukup rasain tiap momen tiap kita bisa bareng-bareng gini. Oke?"

Wonjin mengangguk kaku dan berusaha menghapus jejak air matanya.

Minkyu tersenyum, kemudian bangkit dari posisi berjongkoknya. Ia menatap ke arah Wonjin penuh makna dan membungkuk sebentar untuk mencium puncak hidung Wonjin. "Kita ke taman pavilliun sekarang ya? Nanti pancakesnya keburu dingin," katanya.

Wonjin mengangguk dan mendongak menatap Minkyu, dengan seulas senyum di bibir pucatnya.

Minkyu kembali mendorong kursi roda Wonjin menuju  taman dekat pavilliun rumah sakit. Sebenarnya ia belum sempat membantu Hyungjun untuk mencari etiologi dari keluhan yang disebutkan oleh pasien yang pagi ini difollow up oleh cowok itu, namun ia merasa bahwa tidak benar untuknya jika ia meninggalkan Wonjin yang sedang sakit sendirian di lorong rumah sakit yang remang-remang, terlebih lagi ia pergi bersama Hyungjun.

COASS COOPERATE 2.0 [ProduceX101 Ver]Where stories live. Discover now