Sidang

1.4K 175 0
                                    

Renjun ngetok pintu yang ada di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renjun ngetok pintu yang ada di hadapannya. Dia bela-belain ke rumah Arin dengan alesan kangen di jam 8 malem. Enggak paham lagi lah sama spesies tampan yang satu ini.

Yang bukain pintunya bukan Arin, tapi papanya. Renjun salam terus bilang, "Malem om, maaf ganggu. Arinnya ada?"

"Oh, ada. Siapa, ya?"

"P-"

Sebelum selesai ngomong, Arin muncul di pintu dengan muka panik dan motong omongan renjun, "Eh Kak Renjun, masuk sini."

"Arin ini siapa?" tanya papanya.

"Ini temen aku, pa." Denger jawaban yang keluar dari mulut arin, renjun ngerutin jidat.

"Cakep juga temen kamu."

"Oh iya, dong."

Arin narik tangan Renjun ke ruang bacanya. Iya, rumah arin seluas itu sampe punya ruang baca. Renjun lipet tangan di depan dada, minta penjelasan.

"Maaf, kak. Tapi, papa belum ngizinin aku pacaran."

Renjun paham kok sama problem-problem gini. Tapi, agak sakit, ya kalo dibilang temen. Padahal, kan pacar ;-;

"Terus kenapa kamunya pacaran?"

"Lah, emang kak renjun gak mau aku pacarin?"

Renjun gemes sendiri liat muka polos arin pas nanya. Malah pertanyaannya juga polos banget lagi.

Renjun nyubit pipinya arin sambil ngomong, "Pertanyaan kamu itu, lho. Kalo aku gak mau pacaran sama kamu, ngapain aku tembak, hah?"

"Hehehe, iya juga."

Masih dalam posisi yang sama, pintu kebuka. Papanya arin berdiri sambil natep datar anaknya. "Kayaknya, tadi bilang cuma temen."

Arin-renjun : "mampus" *sweatdrop*

Naas, semuanya disuruh kumpul di ruang tengah, sampe mamanya arin pun dipanggil. Sidang besar-besaran dilakuin sama papanya arin yang pasang mudat daritadi.

"Kenapa kamu bohong sama papa?"

Arin kaget, terus jawab, "Maaf, pa."

"Sejak kapan kalian pacaran?"

"Baru 2 minggu, pa."

"Kalian bukannya sekolah dulu yang bener, malah pacar-pacaran. Nanti kalo nilai turun, jangan nangis-nangis depan papa."

Mamanya arin pasang tatepan ke suaminya kayak, "wtf?!"

"I-iya, arin minta maaf, pa," jawab arin sambil nunduk.

Renjun jadi ngerasa bersalah liat pujaan hati diomelin sama calon mertua. Renjun tarik napas, terus buang napas. Dia berlutut di depan mama papanya arin. Arin sama mamanya kaget.

"Maaf, om, tante. Saya yang nembak arin duluan. Saya gak tau kalau arin belum boleh pacaran. Tapi, saya janji untuk bantu dia belajar biar nilainya gak turun. Jadi, saya mohon jangan marahin arin lagi," pintanya panjang lebar.

"Nak, Renjun gak perlu sampe berlutut gitu," kata mamanya arin yang ngerasa enggak enak.

Suasana tegang tadi tergantikan oleh tawa papany arin yang menggelegar. Dia deketin Renjun terus nepok-nepok pundaknya beberapa kali," Arin sekali pilih langsung dapet bibit unggul." Terus papanya arin ngasih jempol.

"Si papa mah, kasian itu anak orang," timpal mamanya arin sambil ketawa.

Arin sama renjun tatep-tatepan. "Jadi, kak renjun lolos dari sidang papa?"

"Lah, ya iya. Kapan papa pernah nyidang temen-temen kamu yang cowok seserius ini?"

Arin langsung meluk papanya, "Thank you, pa. Jantung arin mau copot tau gak, sih."

"Gak jadi copot, kan? Ya, udah."

"Njun, gak sakit apa berlutut terus, duduk di sofa." Renjun yang tadinya cengo langsung balik ke dunia nyata.

"Makasih, om udah lolosin saya. Sampe keringet dingin ini."

"Hahaha, om restuin bukan berarti kamu bisa macem-macem sama anak om."

"Siap, komandan," kata Renjun sambil kasih hormat.



STICKY NOTES。
ft.
HUANG RENJUN
「ⓒbobaspearl-s, 2019」

Notes :
Pagi yorobun

STICKY NOTES。 [Antrian 01]Where stories live. Discover now