Rencana Renjun 5.0

811 86 8
                                    

Arin membuka lokernya dan melihat 10 buah sticky notes di sana. Entah siapa yang menaruhnya. Dia celingak-celinguk sendiri, tapi enggak ada satupun orang yang keliatan cocok buat dituduh. Ya... Kecuali Hwamin, sih. Tapi Arin hafal tulisan tangannya Hwamin dan ini bukan.

"Min, lo naro ini sticky notes?" tanya Arin ke Hwamin yang ada di sampingnya.

Hwamin nengok terus geleng-geleng cantik. "Gaklah. Kurang kerjaan banget gue ngasih lo kumpulan kertas."

Arin tengok kiri, kanan, ku lihat saja banyak pohon cemara~a~a~

Bukan-bukan. Arin kaget liat sosok manusia yang enggak tahu sejak kapan udah berdiri di samping loker dengan tampang rich-nya.

 Arin kaget liat sosok manusia yang enggak tahu sejak kapan udah berdiri di samping loker dengan tampang rich-nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Padahal mau gue masukin duit aja tuh ke sana."

Arin kaget liat alumni sendiri. Serasa abis maenan Jelangkung, soalnya pada dateng tapi enggak diundang. Arin bacain lah satu-satu sticky notesnya. Baca singkat dulu, pahaminnya nanti.

"Tumbenan ke sekolah, Kak? Perasaan lo udah lulus," kata Arin.

"Jangan bilang, ternyata lo tinggal kelas," timpal Hwamin.

Chenle langsung kedip-kedipin matanya kaget dibombardir sama pertanyaan. "Gila lo ya, masa gue memalsukan kelulusan sendiri. Jelas-jelas nama gue dipanggil sama kepsek waktu kelulusan. Lo pada kan liat sendiri gue naik ke panggung."

Arin ngangguk-ngangguk paham dan ngangkat 10 kertas yang ada di tangannya. "Terus ini buat apaan, Kak? Tumbenan."

"Itu semua titipan, yu know."

"Dari?"

"Ada-lah seseorang."

Arin manyun. Lagi-lagi pertanyaannya enggak kejawab kayak kemaren-kemaren. Kenapa, sih orang hobinya bikin penasaran. Kan Aein pengen tahu yang bikin dirinya cem punya pengawal siapa.

Wooseok lewat depan congor Chenle, terus dia natap sinis. Dia lihat kertas yang ada di tangan Arin. Pas mau ngambil, Arin refleks ngumpetin itu kertas. "Lihat," pinta Wooseok sambil manyun-manyun lucu.

"Inget umur lo ucok-ucok. Masih aja manyun-manyun kek gitu," kata Chenle. Dia manggil ucok bukan karena tau namanya Wooseok terus dipelesetin. Cuma ya emang tiba-tiba jadi kebiasaan gara-gara mainan sama tukang bubur deket rumah mulu. Abangnya suka manggil Chenle Ucok, kan jauh :)

"Komen aja lo."

Arin enggak mau percakapan mereka berlanjut. Jadi dia langsung ngomong, "Kak Chenle balik dah. Gue terima kertasnya. Makasih, ya."

"Heh lo ngusir?"

"Ya, enggak, sih. Tapi ke sini cuma mau ngasih ini, kan?" tanya Arin.

"Iya juga, sih. Gue balik dah. Dibaca dah tuh kertas perbucinan," kata Chenle. Enggak lupa ngusap kepala Arin sama Hwamin. "Belajar yang bener!"

Pas Chenle udah pergi, Wooseok berusaha ngelirik ke arah kertas-kertasan di tangan Arin. Cuma enggak berhasil karena Arin keukeuh nyembunyiin. Wooseok hela napas kesel tapi ada satu ide tercetus di otak nya. Cara ngebucinin Arin.

STICKY NOTES // HUANG RENJUN
Copyright ⓒ 2019 bobaspearl-s


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ganteng banget jajaran calon suami :)

STICKY NOTES。 [Antrian 01]Where stories live. Discover now