MAZE 17

13.3K 1.4K 298
                                    

"Kau cemburu?" Jungkook mendekat. "Atau jangan-jangan, kau memang memiliki perasaan khusus denganku. Iya?"

Percayalah, ini adalah pertanyaan yang paling tidak mengenakan.

Beruntung, Mia cepat memahami situasi dan berdecak sebal.
"Ahjussi, aku—"

Satu ciuman membungkam bibir cherry si cantik. Mia semula diam, tapi kemudian mengalungkan tangan ke leher Jungkook dan membalas perlakuan si tampan. Sekejap saja, ruangan sempit itu menjadi panas oleh perbuatan mereka berdua.

"Ahjussi...." Mia menggigit bibir saat Jungkook melepas kancing kemejanya dan memberi tanda di sana.

Tetapi, sebelum Jungkook berlaku lebih jauh, sebuah ketukan memutus kegiatan mereka.

"Apakah masih lama?" tanya seorang kakek-kakek di luar sana.

"Sebentar."

Cepat-cepat Mia memperbaiki bajunya yang berantakan, begitupun Jungkook yang memutar mata kesal. Padahal dia sudah tidak sabar ingin menyentuh lebih jauh. Sebab entah sejak kapan, tubuh wanita di depannya sudah menjadi candu yang memabukkan.

Mia membuka pintu, langsung meminta maaf kepada kakek tersebut. Berbeda dari Jungkook yang hanya menganggukkan kepala dan langsung mengikuti Mia ke kursi mereka.

"Ckck, dasar anak muda zaman sekarang. Di semua tempat pun jadi jika sudah ingin."

—♥—

Hampir subuh saat mereka tiba di Seoul. Supir Jungkook yang menjemput, mengantarkan hingga Nana, Mia dan Tuan Kim sampai di rumah dengan aman.

"Kenapa tidak menginap di sini saja?" Nana bertanya, berat hati jika sang kekasih harus pergi sekarang.

"Aku harus menyiapkan berkas untuk besok," jawab Jungkook sambil merapatkan jaket yang ia pasangkan ke Nana. "Masuklah sekarang, udara semakin dingin," lanjutnya.

"Mm, hati-hati."

Satu kecupan mendarat di bibir Jungkook, membuat lelaki itu tersenyum dan menarik pinggang sang hawa agar ciuman mereka bertambah intens. Tetapi, di sela itu ia juga memandang Mia yang langsung membuang muka melihat kemesraan yang sengaja ditunjukkan.

"Segeralah istirahat setelah semuanya selesai," pesan Nana saat ciuman mereka selesai.

"Iya, Sayang. Masuklah sekarang." Jungkook menjawab dengan senyum.

Nana berbalik dan masuk ke rumah. Mia berniat sama, tapi sebuah kalimat membuat langkahnya berhenti.

"Kau juga, istirahatlah dengan baik. Dan karena tubuhmu rentan dingin, jangan lupa untuk memakai selimut yang hangat."

Setitik perih muncul tanpa diminta, membuat si cantik menggigit bibir dan segera mempercepat langkah masuk ke rumah.

"Kau baik-baik saja?"

Mia hanya melirik Nana yang bertanya barusan. Tanpa jawaban, ia langsung menuju kamarnya yang di lantai atas. Di sana, keluhnya tumpah, pun air mata yang sejak tadi ditahan. Gadis itu menangis, kesal dengan dirinya yang mulai mempermasalahkan perlakuan Jungkook. Hal yang seharusnya tidak boleh ia pikirkan.

Tetapi, sejujurnya ia tak mengerti kenapa seperti ini. Emosinya mendadak tak stabil, pun perasaannya. Padahal sebelumnya dia baik-baik saja. Jadi... ya, bisa dibilang ini sangat aneh. Membuat ia mau tak mau harus menghabiskan beberapa menit ke depan dengan bergundah hati.

—♪

Sedikit rasa pusing dirasakan saat Mia bangun. Mendesis, si cantik pun berpegangan pada nakas saat hendak berdiri. Tetapi, rasa mual malah menyerang, membuat ia langsung menghambur ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang dimakan tadi malam.

[M A Z E] 🔞Where stories live. Discover now