MAZE 33

15.1K 1.2K 153
                                    

Jungkook memandang sekali lagi ke cermin mobil. Rambut yang sebenarnya sudah rapi, ia lebih rapikan lagi agar jadi sempurna. Setelah cukup puas, baru ia membuka pintu dan memantapkan diri menapaki rumah sakit yang luas tersebut. Tak lupa pula, sebuket bunga tulip beragam warna yang dibelinya tadi juga dibawa.

Ah... rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu Mia.

"Ahjussi!"

Senyum lebar Jungkook langsung hadir ketika ia baru membuka pintu dan gadis yang duduk di ranjang berseru ceria.

"Ahjussi... aku lapar," lapornya menggemaskan ketika Jungkook mendekat. "Lapar...," ucapnya lagi dengan aegyo.

"Lapar, hmm?" Jungkook menaruh buket bunga ke meja, melepas coat birunya, baru menarik kursi dan duduk di samping Mia. "Mau makan apa?" tawarnya.

"Ayam."

"Oke."

Jungkook mengeluarkan ponsel keluaran terbaru miliknya, membuka sebuah aplikasi pemesan makanan dan menyerahkannya kepada Mia. "Pesan saja yang kau mau," katanya enteng.

"Woah... jinjja?!"

"Mm."

Mia bertepuk tangan senang. Ponsel lipat Jungkook sudah berpindah ke tangannya, dan tidak perlu lama, beberapa makanan yang harganya tidak murah sudah dipesan oleh si cantik Kim. Namun, meski demikian Jungkook tidak kaget melihat total jumlah pembayaran. Baginya, Mia adalah prioritas utama, jadi menggelontorkan uang jutaan untuk kesenangan gadis itu bukan masalah.

"Jadi, apa rencanamu hari ini?" Jungkook membuka percakapan baru setelah ia menyimpan ponsel ke saku. "Jalan-jalan?" lanjutnya menawarkan ide.

Namun, Mia menggeleng dan menyebutkan bahwa dia belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Otomatis mereka hanya bisa menikmati waktu seharian di tempat ini. Jungkook bergumam paham, lanjut memikirkan ide lain yang bisa dipakai untuk mengusir bosan.

"Ada satu tempat yang ingin kudatangi di rumah sakit ini." Mia tiba-tiba bersuara, memutus jembatan hening yang sempat tercipta beberapa waktu. "Atap! Aku mau ke sana!" pintanya semangat.

"Atap?" Jungkook menaikkan alis. "Kau mau bunuh diri atau bagaimana?"

"Yak, Ahjussi...."

Tawa ringan meluncur dari Jungkook. Dia hanya bercanda tentu saja, tapi melihat respon si cantik menggemaskan seperti ini, dia jadi senang. Sebab itulah, tangannya terulur mengacak rambut yang lurus. "Mm, kita nanti ke atap," putusnya, membuat sebuah senyum langsung melengkung manis di bibir Mia.

"Terima kasih, Ahjussi!"

Lelaki muda itu hanya mengangguk. Dan tak lama setelahnya, seorang kurir datang membawa pesanan. Senang hati, mereka menerima dan mulai memakannya bersama. Kebetulan, Jungkook juga lapar.

-♪-

Di lain tempat, Nana justru sedang sarapan bersama sang ayah. Beberapa kali gadis cantik itu melirik, sebab begitu tidak nyaman jika situasi seperti hanya diisi dengan kesunyian. Tetapi, jikalau ingin bicara, dia bingung harus mengatakan apa.

Denting sendok dan garpu yang ditumpuk jadi satu adalah tanda bahwa Tuan Kim telah menyelesaikan sarapan. Tetapi, meski begitu dia tak segera beranjak kembali ke kamar untuk bersiap ke rumah sakit.

"Nana, ada yang Appa harus bicarakan denganmu." Kalimat tegas itu membuat Nana yang sebelumnya fokus ke makanan harus memandang ayahnya. "Tentang hubunganmu dengan Jungkook," lanjutnya memperjelas.

Pelan, Nana menghentikan makan dan menaruh rapi sendok dan garpunya ke piring.

"Sebelumnya Appa ingin tahu, bagaimana perasaanmu ke Jimin?"

[M A Z E] 🔞Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin