MAZE 29

13.8K 1.3K 160
                                    

Jungkook menggigit cemas kuku jarinya yang pendek. Dari tadi perasaannya tidak tenang. Gelisah, tapi tidak tahu kenapa. Di pikirannya berputar nama Mia, gadis yang ia cinta. Tetapi, dia coba abaikan. Toh, baru tadi pagi mereka berpisah.

Ponsel berbunyi, menandakan satu pesan telah masuk. Tak sabaran dia membuka, berharap yang mengiriminya pesan adalah gadis bersurai lurus dengan senyum manis.

Tetapi, harapannya luntur ketika melihat foto Mia yang berada di ranjang yang didorong oleh beberapa perawat rumah sakit. Diperbesarnya foto tersebut, menjelasi bahwa yang ada di sana adalah Mia, gadis yang ia tunggu kehadirannya.

"Sial!"

Secepatnya Jungkook menyambar kunci mobil dan berlari keluar. Raut tegasnya menyimpan cemas. Bahkan di setiap detik dia memohon agar kesayangannya baik-baik saja.

•••••


Satu jam yang lalu.

Nana menatap sekilas adiknya yang berlalu ke dapur ketika dia menonton televisi di ruang tengah. Gadis Kim itu tersenyum sinis, lantas mengikuti sang adik ke belakang.

"Jadi, sejauh mana hubungan kalian?" tanyanya seraya menuang air dari teko di meja makan.

"Tenang saja, aku tidak berniat menjadi miliknya." Mia membuka kulkas, mencari-cari susu yang biasa ia minum tanpa memerhatikan sosok cantik sang kakak. "Tiga kali tidur dengannya sudah membuatku puas," sarkasnya kemudian.

Nana memegang erat gelas di tangan. Mia menarik napas, kecewa karena susu kesukaannya habis. Gadis itu berbalik, lalu tersenyum tanpa rasa bersalah.

"Aku tidak pernah berniat mengambil semua yang jadi milik Eonni. Mereka saja yang menyayangiku,"--diungkitnya kalimat Nana tadi,--"lain kali bersikaplah lebih baik agar orang lain menyayangi Eonni," lanjutnya menyindir.

"Memangnya aku kurang apa dibanding bocah sepertimu, huh?!" tanya Nana dengan nada dingin, tak terima dengan kalimat sang adik barusan.

Mia mengangkat bahu. "Cobalah berkaca dan ingat kejadian dua tahun lalu, awal mula semuanya berubah seperti ini," jawabnya datar.

"Yak...."

"Aku mau ke minimarket. Bye, Eonni." Seraya tersenyum manis, Mia melenggang pergi dari hadapan Nana. Seperti keinginan sang bayi, dia harus mendapat susu sekarang.

Naasnya, di jalan pulang ketika ia hendak menyeberang, sebuah mobil tak dikenal meluncur laju tanpa memedulikan lampu hijau bagi penyeberang kaki sudah menyala. Tidak perlu waktu lama, tubuh mungilnya sudah terhempas ke aspal, mengaburkan semua pandangan dan menyisakan jerit ngeri dari orang-orang di sekitar. Susu strawberry yang baru dibelinya pecah, membasahi jalan dan bercampur dengan darah.

"Tolong...," lirihnya dengan sudut mata basah. Kepala dan perut yang sakit, serta pandangan yang terus menghitam membuat segalanya terasa mengerikan.

"Tolong...."

Telinganya berdegung, matanya pun sepenuhnya menutup. Kesadarannya hilang, menyisakan kepanikan dan kecemasan bagi orang-orang yang berkerumun.

•••••

Sesampainya di rumah sakit, Jungkook langsung berlari ke bagian resepsionis. Tanpa jeda ia menyebutkan nama dan ciri-ciri Mia, membuat petugas berparas cantik itu kebingungan dan menyuruh agar ia lebih tenang.

Menarik napas, Jungkook pun mengulang apa yang tadi diucap, kali ini lebih jelas dan membuat petugas itu tak kesulitan mencari siapa yang dimaksud.

[M A Z E] 🔞Where stories live. Discover now