MAZE 26

12.5K 1.3K 231
                                    

"Sepertinya aku jatuh cinta denganmu, Kim Mia."

Ada jeda selama beberapa detik sebelum akhirnya Mia tersenyum miring. "Bullshit!" umpatnya kemudian.

"Mia, aku--"

"Bastard!"

Dengan tatapan tajam, gadis memakai blus biru tosca itu berbalik dan meninggalkan atasannya begitu saja. Toh, dia tidak perlu menghormati Jungkook, 'kan?

—♪

Jimin menyusuri lorong rumah peristirahatan dan berhenti di salah satu almari berisi guci, foto seorang gadis dan bunga tulip segar. Setelah menyelesaikan urusannya di rumah, dia memang memutuskan mampir sebelum ke kantor.

"Annyeong, Sayang. Oppa datang." Dia berkata dengan senyum tersampir. Manis sekali.

Namun, senyumnya perlahan menghilang. Menyisakan wajah dengan ekspresi sedingin es.

"Sedikit lagi, Sayang. Dan semua akan selesai."

—♪

Meski ada banyak kejadian, tapi hari berlalu begitu cepat. Matahari perlahan tenggelam, mengganti terang menjadi cahaya remang yang lama-lama jadi gelap. Rintik gerimis membasahi kota Seoul, tapi tak menyurutkan semangat para pejuang nafkah. Bahkan di beberapa kios, pelanggan silih berganti datang dan memesan.

Di kediaman keluarga Kim, denting sendok dan garpu jadi pemecah hening. Mia dan Nana tak sekalipun bertegur sapa. Mereka diam, fokus ke makanan masing-masing dan akhirnya kembali ke kamar tanpa bicara. Berhasil membuat Tuan Kim mengerutkan kening.

Di kamar, Nana duduk di jendela. Sepuntung rokok terselip di bibir, menghangatkan dirinya dari terpaan angin dingin. Seharian ini dia memikirkan banyak hal; dimulai dari Jungkook, hingga Jimin. Dan otaknya jadi kusut gara-gara semua hal itu.

"Bajingan!" umpatnya tiba-tiba, tak jelas ditunjukkan untuk siapa. "Dasar berengsek!" makinya lagi.

Tetapi, setelahnya ia justru tersenyum. Hanya saja apa arti senyumnya sulit diartikan, antara benci dan kesedihan jadi satu. Senyum yang menyakitkan.

—♪

Di rumah yang sama.

Mia bergelung di dalam selimut, mencoba untuk tidur tapi gagal. Dia belum mengantuk sama sekali dan malah mengingat Jungkook dan ungkapan perasaannya tadi.

"I hate you, Ahjussi," bisiknya seraya menutup mata dengan pergelangan tangan; coba melupakan bayangan lelaki tampan yang mencuri perhatiannya belakangan ini.

"Please... leave me alone."

—♪

Esok hari berjalan normal, kecuali Mia yang tak sama sekali melihat ke Jungkook--meski laki-laki itu terus mengarahkan pandangan kepadanya. Dan itu berlangsung hingga setengah hari.

"Sajang-nim, ini file rekaman CCTV yang Anda minta."

Jungkook yang sedang mempelajari saham hari ini mengangkat kepala. Di depannya, salah satu petugas ruang kendali berdiri hormat dengan sebuah flashdisk di tangan.

"Mm, terima kasih."

Petugas itu mengangguk. Dengan sopan ia menaruh flashdisk di tengah-tengah meja, dimaksudkan agar atasannya tak perlu jauh-jauh mengambil. Dan sebelahnya, ia langsung izin kembali ke ruang kendali.

Jungkook tak banyak bicara, hanya mengangguk dan membiarkan petugas itu keluar dari ruangannya.

Benda kecil berwarna putih itu diambil, lantas dipasang ke laptop yang menyala. Jari si tampan lincah mengklik mouse, membuka satu-satunya video yang terdapat di sana.

[M A Z E] 🔞Kde žijí příběhy. Začni objevovat