MAZE 25

12K 1.4K 146
                                    

Nana buru-buru mendorong Jimin, bangun dan memunguti pakaiannya yang berserak. Ingin ia menyumpah, tapi semuanya sudah terlanjur terjadi. Mereka memang melakukan itu, sampai puas dan lelah.

"Nana...." Jimin ikut turun, memasang celananya dan menyusul gadis yang ditidurinya tadi malam.

"Kim Nana!" Dicekalnya tangan si cantik, tepat ketika Nana hendak keluar dari kamar. "Apa begini sikapmu dengan orang yang kau goda?!" Ia menuntut.

"Ya memangnya kau berharap aku berlaku bagaimana?! Toh, aku melakukannya di saat tidak sadar."

Manik gelap yang memikat menatap lurus ke Jimin yang juga memandang tajam. Kelihatan ada rasa tak senang di wajahnya, tapi Nana tak peduli akan hal itu.

"Lepas! Aku mau pulang."

"Tidak."

"Yak...!"

"Aku menyukaimu."

Gerak berontak Nana berhenti. Gantinya, gadis cantik itu memandang heran ke orang yang barusan bicara. Ayolah... bukankah itu terdengar seperti omong kosong belaka? Bagaimana bisa Jimin suka dengannya secepat itu?

"Aku jatuh cinta dengan gadis bermahkota, yang memiliki pelindung sekeras baja. Angkuh, tapi rapuh. Membuatku ingin terus melindunginya dari orang-orang jahat yang akan melukai hatinya."

Demi Tuhan, Nana benar-benar tidak mengerti sekarang. Haruskah ia percaya apa kata Jimin begitu saja?

"Na--"

"PARK JIMIN! KELUAR KAU!"

Suara teriakan dari luar terdengar, disusul dengan gedor tak sabaran.

"Pacar berengsekmu sudah datang." Jimin melepas tangannya dari Nana, kemudian menuju pintu sebelum seseorang di baliknya bertindak lebih buruk.

"Bajingan!"

Nana menjerit kaget saat Jimin terhunyung karena tinju Jungkook mengenai rahangnya dengan telak. Lelaki Jeon itu menatap marah, tapi kemudian langsung menghampiri sang kekasih dan menariknya keluar.

"Lepas!" Nana berontak, tapi cekalan Jungkook terlalu kuat.

"Jungkook, lepas!"

Permintaan dipenuhi ketika mereka di lift. Mata gelap Jungkook menatap marah ke gadis yang jadi kekasihnya selama dua tahun terakhir, tapi si cantik malah balas menatap tanpa ada rasa takut.

"Tidur dengan lelaki lain, bagus sekali!" Nada suara Jungkook terdengar dingin dan menusuk.

Tetapi, Nana justru tersenyum miring. "Bagaimana denganmu sendiri? Bukannya kau tidur dengan Mia?" balasnya tak mau kalah.

Ada raut kaget di wajah tampan Jungkook, tapi secepatnya ia menutupi hal tersebut.

"Kau--"

"Kenapa? Kaget karena aku tahu perbuatan kalian?"

Jungkook mendongak, lantas menarik napas dalam-dalam.

"Apa kau tahu bahwa Mia sahabat Marina?"

Mata kelinci Jungkook menyipit. Yang barusan dikata Nana adalah fakta baru yang sungguh tak ia sangka.

"Sahabat Marina?" ulangnya.

Nana tertawa. "Sudah kuduga kau tidak tahu," cemoohnya.
Jungkook terdiam.

"Tenang saja, aku akan memutuskan hubungan kita. Lagipula selama ini kau tidak pernah benar-benar mencintaiku."

Lift terbuka. Nana lebih dulu keluar, secepatnya menuju jalan raya dan menghentikan sebuah taksi. Jungkook ditinggal, tapi lelaki itu juga tak peduli. Dia justru melangkah gontai ke mobil yang terparkir sembarangan.

[M A Z E] 🔞Where stories live. Discover now