MAZE 18

13K 1.4K 240
                                    

"Kenapa?" Mia menatap nanar wajah tampan lelaki yang sudah menidurinya beberapa kali. "Ahjussi sudah milik Nana, dan tidak seharusnya kita seperti ini!"

"Lalu, seharusnya kita seperti apa?"

"Ahjussi...."

Sekali lagi, Jungkook mengecup Mia. "Untuk hari ini aku mengizinkanmu untuk libur. Jadi pulanglah dan beristirahat dengan baik."

"Yak, Ahjussi!"

"Atau kau mau tetap bekerja? Memandangiku seharian dari mejamu?"

Mia cemberut, tapi malah membuat Jungkook tertawa. Dikecupnya bibir si cantik, lalu diberi senyuman yang sangat manis. "Pulanglah sekarang. Kau perlu istirahat," ucapnya lembut.

"Turunkan aku dulu."

Jungkook menyipitkan mata gemas, tapi menuruti apa yang dimau wanitanya.

"Bagaimana bisa kau meminta agar hubungan kita dihentikan, sedangkan kau selalu semenggemaskan ini," komentar Jungkook sebelum Mia pergi.

"Aku memang menggemaskan."

"Termasuk di ranjang?"

"Ahjussi...!"

Jungkook terkekeh, senang sekali bisa menggoda Mia.

"Aku pulang. Permisi, Sajang-nim."

"Mm, berhati-hatilah."

Mia tak menjawab dan langsung keluar dari ruangan tersebut, menyisakan Jungkook yang langsung termenung mengingat ucapan Mia tadi.

Iya, memang tidak seharusnya mereka seperti ini. Dia milik Nana, gadis yang mencintainya dengan tulus. Tetapi, jujur, Jungkook pun tak bisa membohongi perasaannya yang menginginkan tetap bersama Mia. Senyum gadis itu, tawa dan bentakannya, seolah sudah menyatu dengan dirinya. Mengingatkan ia akan perasaan yang sama dengan yang beberapa tahun lalu. Sebuah perasaan yang sempat menghilang dari hatinya.

Mengingat hal tersebut, Jungkook langsung menghubungi sekretaris Song melalui telepon yang ada di meja.

"Tolong carikan bunga tulip, dan kosongkan jadwal makan siangku hari ini. Ada tempat yang harus kudatangi."

Setelah mendengar kalimat persetujuan dari sekretaris Song, Jungkook pun memutus sambungan. Dihelanya napas, kemudian membuka laci paling bawah. Foto berukuran sedang ia keluarkan, lantas dipandang sendu. Itu foto dirinya bersama seorang gadis dengan senyuman hangat.

"Dia benar-benar mirip denganmu, Na-ya," gumamnya pelan sembari menyentuh foto berbingkai hitam tersebut.

"Aku tidak bisa melepaskannya. Aku seolah bisa melihatmu di dalam dirinya." Jungkook menelan ludah. "Apa yang harus kulakukan, Marina? Aku tidak mau menyakiti mereka berdua, tapi aku tidak bisa melepas salah satunya."

Ruangan itu hening. Hanya suara pendingin yang bisa didengar, hingga rasanya Jungkook bosan dan memilih untuk menarik napas lebih kencang. Foto tadi dikembalikan ke tempat semula, lantas ia mencoba untuk fokus ke pekerjaan yang menumpuk.

—♪

Mia berjalan lambat. Shie Ra sibuk, tidak bisa absen dari pekerjaannya. Teman-temannya yang lain juga sama. Ah... membosankan.

Namun, langkahnya berhenti ketika berada di depan toko bunga. Ada lima tangkai tulip yang dipajang indah dengan vas keramik sebagai wadah. Bunga kesukaannya, juga seseorang. Tanpa sadar hal itu membuatnya tersenyum.

"Ada bunga yang kau cari?" Seorang wanita paruh baya menyapa Mia. Senyumnya hangat, menyenangkan untuk dilihat.

"Ah... ya. Aku perlu seikat tulip, Bi." Mia menjawab ramah, ciri khasnya yang tak hilang.

[M A Z E] 🔞Where stories live. Discover now