Epilog

15.5K 1.2K 97
                                    

Jungkook menggesek telapak tangannya yang dingin meski sedari tadi sudah dimasukkan ke saku mantel tebal yang ia kenakan. Swiss sedang musim dingin, tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk menemui gadis cantik yang tengah disibukkan dengan pembeli makanannya di seberang sana. Senyum ramah itu tak berubah meski sudah dua tahun berlalu, tetap riang dan menebar kebahagiaan bagi siapapun yang melihat.

Tepat setelah pembeli terakhir pergi, si cantik akhirnya menyadari kehadiran Jungkook yang segera melambaikan tangan dan tersenyum lebar.

"Ahjussi!" panggilnya senang, bahkan tanpa pikir panjang ia langsung menyeberang dan menubruk lelaki yang ia sayang. "Bogoshipo...," manjanya ketika memandang wajah tampan yang tersenyum lebar.

"Aku juga merindukanmu." Jungkook merapikan topi bulu yang Mia pakai, lantas mengecup gemas hidung bangir yang indah. Dia tidak peduli orang-orang yang memandang. Toh, baginya Mia adalah yang terpenting. "Tapi kita harus menutup kiosmu dulu." Jungkook melirik ke seberang jalan, tepatnya ke tempat Mia menjalani pekerjaannya selama dua tahun ini, kios mungil tapi terus dipadati pengunjung setiap hari.

Berat hati Mia melepas pelukan dari Jungkook. Tetapi, ketika lelaki itu menggenggam tangannya, senyum manis pun kembali muncul dan dengan riang ia mengikuti langkah Jungkook yang menuju kios.

Beberapa menit membereskan, semuapun akhirnya selesai. Namun, Mia tidak segera pulang, melainkan diam sejenak memandang ruang kecil yang memiliki banyak kenangan selama dua tahun belakangan. Jungkook yang menyadari itu langsung merangkul pundak gadisnya dan mengusap lembut.

"Say goodbye," bisiknya mengingatkan.

Mia menghela napas berat. "Terima kasih sudah jadi tempat yang berharga untukku," ucapnya pelan ditujukan ke kios tersebut.

Jungkook kembali mengusap pundak Mia, mengecup topi yang menutupi rambut, baru pelan-pelan mengajak agar gadisnya mau pulang ke rumah, sebab mereka harus bersiap untuk besok pulang ke Korea.

-♪

"Dingin!!" Mia buru-buru melepas mantel dan menarik selimut tebal untuk menghangati tubuhnya yang kedinginan. Dia duduk meringkuk, bersandar di headboard ranjang seperti anak kucing yang lucu, membuat Jungkook yang menggantung mantel di belakang pintu jadi tertawa.

"Dingin, huh?" Lelaki itu mendekat, dan tanpa terduga mengangkat dagu sang hawa dan mengusap bibir yang pucat akibat dingin. "Mau kuhangatkan?" bisiknya seksi.

Mia mengerjap. Dia paham maksud Jungkook. Tetapi, bukannya terlalu cepat jika mereka melakukan itu sekarang, mengingat bahwa mereka baru bertemu setelah sekian lama.

"Itu... Ahjussi... aku...."

"Come on, Baby... Daddy tidak suka penolakan."

Sial! Mia mengumpat dalam hati karena kadar keseksian Jungkook sepertinya naik beratus-ratus persen saat ini dan itu membuat dia jadi tidak bisa menolak. Apalagi... yah, kau tahu sendiri bahwa selama ini ia selalu sendirian. Jadi tidak heran jika hormonnya sekarang jadi tidak terkendali jika di depan lelaki tampan.

"Ahjussi...."

"Hmm?"

"Please take me to heaven."

-♪

"Sudah kubilang pakai warna ungu di sini!"

"Tapi warna biru lebih cantik."

"Tapi aku mau ungu!"

"Nana, kita harus memperhatikan keindahan dan keserasian."

"Jadi menurutmu pilihanku akan membuat dekorasi jadi tidak indah, begitu?"

[M A Z E] 🔞Donde viven las historias. Descúbrelo ahora