6. Bimbingan Pertama

47.6K 2.2K 30
                                    


Sesuai intruksi, Hana dengan melasnya menemui Satria di perpustakaan. Padahal Hana sangat malas untuk membahas pelajaran itu. Mendengarnya saja sudah membuat otaknya ingin meledak.

"Rese banget sih si Satria baja hitam itu" Kata Hana sambil memakan cemilan yang dia beli waktu semalam.

Tring

+628150.....

Gue udah di perpus, cepetan lo kesini. Jangan lelet!

Hana mengerutkan dahinya karena menerima pesan singkat dari nomor baru.

"Ini pasti si Satria itu, dapet dari mana nomor gue?"

So, kalian disini pasti belum tahu. Hana sudah mendapatkan ponsel barunya karena taulah mana ada orangtua yang tega dengan kebutuhan anaknya.

Yogi sering melihat Hana selalu menghubungi Rena tentang tugas, padahal Yogi tidak tahu jika Hana hanya bertanya tapi ujung-ujungnya menyontek juga.

Yogi tidak tega, makanya dia membelikan ponsel dengan merek terbaru untuk Hana atas seizin istrinya tercinta. Kinara yang dulunya tidak setuju tapi setelah di bujuk ini itu dia bersedia agar memberikan izin untuk membelikan benda pipih itu.

Kembali ke laptop!

"Perasaan gue gak ngasih nomor deh. Apa jangan-jangan Rena atau si Asep? Awas aja kalian yah" Dengan langkah cepat Hana berjalan menuju perpus.

Bruk

Hana melempar tas tepat di meja di depan Satria yang tengah membaca materi.

Wajah Hana kesal tapi Satria malah bersantai sambil tersenyum penuh arti.

"Gue gak mau belajar" Kata Hana seraya duduk dengan lagat kesal.

Satria langsung menghentikan aktivitasnya "Lo mau Pak Caryadi marah?"

"Ya bodo amat, lagian kan masa bimbingan masih lama juga. Besok juga bisa kan? Gue males belajar sekarang. Cape" Kata Hana sambil menenggelamkan kepalanya di sela-sela kedua tangannya.

"Terus?"

"Gue gak mau belajar"

"Terus?"

"Gue mau pulang pengen makan"

"Terus?"

"Gue laper"

"Terus?"

Hana geram dengan perkataan Satria yang terus-terusan bilang terus.

"Terus-terus mulu lo! Gue jotos mata lo nih" Kata Hana sambil menggebrak meja.

"Tolong jangan berisik, ini perpustakaan" Kata penjaganya.

"Iya tau pak, siapa yang bilang WC" Jawab Hana jutek.

"Gue gak mau belajar matematika, ribet, penuh dengan perhitungan"

"Lo pernah suka sama orang gak?" Tiba-tiba Satria bertanya seperti itu membuat Hana menoleh ke arahnya.

"Hah?"

"Lo tuli atau conge siiih, gue nanya lo pernah suka sam cowo gak?"

"Pernahlah" Jawab Hana jutek

"Perhitungan gak?"

"Maksudnya?"

"Apa lo pernah perhitungan kalau lo suka sama orang? Dia harus ganteng, dia harus tajir, dia harus baik, dia harus sayang sama gue, kayak gitu"

"Yaiya lah, itu sih wajib"

"Nah ini sama kayak Matematika, dimana lo harus perhitungan dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang penuh dengan misteri. Contohnya, lo suka sama seseorang. Otomatis, lo terus menggali hal-hal kecil yang dia suka, lo terus berusaha agar dia ngelirik lo. Dan lo butuh perhitungan yang mateng buat dapetin dia. Dalam arti lo gak mempermainkan dia dengan cara-cara yang salah. Itu semua kayak lo di mendapatkan soal matematika dengan rumus yang sulit dan lo harus memecahkan rumus itu agar mendapatkan jawaban yang benar" Kata Satria panjang lebar.

SATRIA (Completed)Where stories live. Discover now