16. Terpikir

37.5K 1.9K 10
                                    


Hana tengah berada di rooftop sekolah. Pulang sekolah dia habiskan disana dengan menikmati senjuknya angin sore.

“Kalo menurut gue, dia tuh suka sama lo. Gak tau kenapa gue bilang gitu, dan gue bisa merasakan posisi lo. Gue bukan cenayang yang bisa memberikan kejadian kedepannya seperti apa dan takdir lo, tapi gue bisa menebak hati cowo itu dan jawabannya dia suka sama lo dan dia akan tetap mengutamakan lo daripada yang lainnya”

Hana selalu teringat akan kata-kata itu, dia tidak mengerti dengan sihir dari penyiar itu.

"Plis plis pliss hapus ingatan itu. Gak mungkin Satria suka sama gue" Hana sembari memukul kepalanya sendiri pelan untuk melupakan semua itu.

"Lita"

Hana terkejut bukan main, suara itu? Hana dengan sigap menengok ke belakang, dia melihat Satria disana.

Satria tengah berdiri dengan tasnya di sebelah kiri "Ngapain disini?"

"O..ooohh i..ini lagi belajar, iya belajar matematika" Jawab Hana sembari menampilkan deretan giginya.

"Duh kenapa grogi sih" kata Hana dalam hati.

Satria berjalan ke arah Hana dan duduk di sampingnya "Belajar matematika gak pake rumus atau buku? Hebat banget lo yah" Satria tertawa mengejek.

"Heh, gue tuh udah pinter"

"Woow, pinter yah?"

"Iya, malahan kelewat jenius" jawab Hana dengan menyilangkan tangannya di dada.

Satria hanya merespond dengan menautkan alisnya sambil tersenyum.

Kembali hening beberapa menit hanya terdengar angin sepoi-sepoin dan membuat rambut Hana yang di gerai tertiup angin.

"Lo dari tadi?" Tanya Satria.

"Iya, pas jam akhir gak ada guru. Jadi gue kesini"

"Gak sama temen lo?"

"Temen gue gak mau ikut. Mereka bilang lebih baik mengisi waktunya dengan tidur di kelas"

Tidak ada jawaban dari Satria.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Hana dengan menyipitkan kedua matanya.

"Ini tempat ternyaman gue"

"Kenapa gak pulang?"

"Lo juga kenapa gak pulang? Mau nginep disini? Ko gue gak liat tanda-tanda lo bakalan nginep disini?"

"Brisik Sat brisik. Gue pusing tau"

"Kenapa emang? Kuping lo bermasalah?"

Hanya menggelengkan kepalanya.

"Terus? Lo sakit? Ohh lo lagi patah hati yah?"

"Apaan sih" jawab Hana dengan cepat.

"Belum jawab isi hati lo ke gebetan lo itu?"

Hana melihat sekilas wajah Satria yang senyum tapi matanya sebaliknya. Ada cahaya redup disana.

"Bukan urusan lo"

"Uuh si mba nya lagi PMS yah? Galak bener"

"Satria yang baik dan tidak sombong apalagi rajin menabung plisssss jangan bicara mulu. Otak gue lagi ambyar" Hana menutup telinganya sembari memancarkan wajah kesalnya.

Satria malahan tertawa kencang "HAHAHAHAH NGAKAK BANGET GUEE"

"Ko lo ketawa? Gak ada yang lucu Sat"

Tapi tetap saja Satria tidak berhenti untuk tertawa. Hana kesal dengan nya "Iiihhh Satria nyebelliiin" Hana menggigit tangan Satria.

"Aw aw sakit Lita sakit. Lo kenapa ngigit gue? Lo vampir yah? Idih gue kena virus" Satria mengusap kasar tangannya yang telah di gigit oleh Hana.

SATRIA (Completed)Where stories live. Discover now