AB 4: Februari Pertama 🗒

193 70 164
                                    

❀❀❀❀❀❀❀❀

~Now Playing~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~Now Playing~

NAIF - Karena Cuma Kamu Satu♫

Denganmu semua air mata
Menjadi tawa suka ria
Akankah kau selalu ada
Menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia
Denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku
Karena kamu cuma satu
Untukku ♫ ♫

Sorotan cahaya menyapaku pagi ini, tidak ada firasat apapun yang menaungi, yang kutahu aku hanya harus terus melewati hari. Rasanya sangat bosan, beberapa kali keluar masuk laman media sosial. Jariku terlihat sangat mahir bergerilya, hitung-hitung sebagai olahraga. Menggesernya ke atas lalu ke bawah, ke kanan dan ke kiri tanpa ada satu unggahan yang kuamati dengan jeli. Tidak ada satu pun unggahan yang berhasil memikat hati.

Beberapa notifikasi yang berdering kuabaikan, aku sedang tidak menaruh ketertarikan di dalamnya. Barangkali nanti, atau bahkan tidak akan kubukan sama sekali hari ini. Tapi tunggu, kali ini ada bunyi yang berbeda. Tidak sengaja terbaca lewat layar ponselku, tanpa perintah jariku menekannya dengan ramah. Aku terlalu penasaran dengan pemberitahuan asing yang mengajakku tenggelam dalam rasa ingin tahu.

Bumi Barameru.”

Nama yang asing, tapi sepertinya aku pernah melihatnya.

Oooo jadi ini dia dan Bumi Barameru adalah namanya.” Aku beregeming di depan ponsel yang mungkin ia menaruh curiga padaku. Bertanya-tanya atas raut yang kusuguhkan di hadapannya.

Kutekan tombol terima untuk permintaan pertemanannya, lalu aku kembali melanjutkan aktivitasku menjelajahi laman-laman media sosial yang sedari tadi menemani. Lama kelamaan rasa kantuk datang menghampiri, setengah sayup terdapat bunyi dering penghantar pesan dari orang yang belum kukenali. Rasanya kelopak mataku sedang ditarik-tarik agar segera menutup, tapi kuputuskan untuk membuka pesannya.

Berani sekali menggangguku padahal baru pertama kali bertemu.”

Assalamualaikum, ini anak UKM Jurnalistik kan?”

Lumayan lama aku mengamati, baru saja beberapa waktu kuterima permintaan pertemanannya, sekarang sudah mulai menyapa. Mungkin ada hal penting yang akan ia sampaikan mengenai kegiatan yang bersangkutan dengan malam itu. Aku dan dia kan berkecimpung pada kegiatan yang sama, apalagi kalau bukan itu. Tidak mungkin kan kalau tiba-tiba ada hal lain.

Pikirku waktu itu seraya membalasnya, “Waalaikumsalam, iya kak.”

Aku juga memang tidak berharap apa-apa. Karena aku tahu orang memang suka sekali datang dan pergi sesukanya. Tidak hanya pria, wanita pun sama. Apalagi hanya dalam pertemanan yang tidak berkelanjutan. Mereka sering berusaha masuk atau dimasuki dalam cerita lalu pergi tanpa alasan berarti, anehnya lagi ada yang memilih kembali seolah kesalahan tidak pernah terjadi.

Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)Where stories live. Discover now