AB 6: April Pertama 🗒

95 27 3
                                    

❀❀❀❀❀❀❀❀

"Lagi apa? Belum bangun ya?"

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Lagi apa? Belum bangun ya?"

"Udah kok, lagi bersih-bersih rumah."

"Kerain belum bangun."

"Tumben juga kamu udah bangun Bar."

"Hehe ada job, mau berangkat sekarang."

"Ya ampun, kayak gitu semalem sok-sokan ngelembur."

"Ya mau gimana lagi, ya udah aku berangkat dulu ya. Jangan lupa mandi."

"Iya, hati-hati. Jangan lupa sarapan sama pake jaketnya."

"Siap komandan."

Pagi itu tumben sekali, kudapati rutinitasnya satu lagi. Aku harus kembali membiasakan diri atas hari-hari yang ia jalani, bagiku poin penting dari kegiatannya kali ini adalah mengabari. Mungkin terkesan sangat ribet, tapi aku yakin dia juga akan khawatir jika aku tidak mengabari. Jika tidak, berarti hanya aku yang khawatir dan bahkan akan bergeser ke arah curiga. Aku sama seperti perempuan lainnya, sifat-sifat alamiah yang mendasarinya aku juga memilikinya, hanya berbeda saja kadar dan cara menyampaikannya.

Kabar merupakan salah satu kunci bagi yang menjalani hubungan jarak jauh. Bagaimana hati dapat terikat, hari-hari terpaut tanpa kabar. Sesekali dapat dimengerti, mencoba memahami, tetapi jika berkali-kali benang merah akan kusut.

Tersadar bahwa menyambungkan kembali benang merah itu sulit, seharusnya apa yang sudah ada disyukuri dan tinggal dijaga. Karena menyambungkan benang merah antara dua orang tidak sekadar menyambungkan, tetapi harus melalui proses mencari, meneliti, dan ketika sudah yakin harus siap-siap terhadap konsekuensi.

Selain berjiwa petualang, Bara juga sosok yang mandiri. Ia sudah mulai mencari pekerjaan sampingan untuk sekadar uang saku dan bantu-bantu biaya kuliah. Inilah salah satu hal yang kukagumi, ia mandiri, berbeda dan baru kali ini aku menemukan sosok pria sepertinya. Melalui keterampilan yang ia miliki, merambat pada ketekukan yang disisipi harapan. Setiap orang mungkin memiliki harapan yang sama, tapi tidak dengan jalannya.

Semua pernah buruk dalam cerita orang lain, tapi setiap orang selalu berusaha yang terbaik demi ceritanya.

Bulan ini bulan milikku, tidak ada pikiran spesial yang berani melintas dibenakku. Semakin mendewasa semakin biasa saja, malah aku berharap semuanya lupa jika aku akan menua. Sungguh, sebenarnya aku belum siap menua, apalagi menua seperti orang-orang lain yang seusiaku nanti telah memiliki banyak prestasi. Prestasi yang telah tertanam pada diri sendiri dan yakin akan terealisasi.

Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن