Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk hadir. Mengisi rotasi hingga menjadi nadir. Saling sapa, kecap-kecup dalam setiap bahasa. Hingga akhirnya kembali menjadi asing.
Selamat kembali menjelajah, jangan terburu-buru dan punah. Kita hanya pernah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pagi ini aku dan rombongan kembali, berfoto ria dan membuat sedikit kenangan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Ketawa-ketiwi sebelum pergi dan menyimpan semua ingatan baik dalam bingkai kenangan.
"Yuk yuk foto, buruan keburu telat ke stasiun." Ujar kak Yosep memberi komando.
Kami pun bergegas menuju halaman markas, lalu berbaris tanpa aba-aba. Semuanya menyusun diri sesuai tinggi dan pastinya aku mendapat bagian depan.
"Ditata yang rapi, biar enak diliat." Lanjutnya sambil standby memegang kamera.
"Dah yang bener, tuh sebelah kiri kosong." Tegur salah satu teman kak Yosep.
"Oke, siap ya."
Hanya dalam satu perintah, kami pun langsung memasang pose terbaik. Berganti-ganti gaya, hingga akhirnya sesi ini usai juga.
Lalu kami pun berjalan menuju gerbang masuk. Cukup lama menunggu mobil yang akan membawa ke stasiun, sedikit membuat khawatir akan terlambat dan mengundur kepulangan. Apalagi jalanan sangat macet pagi ini, napas-napas penuh harapan berbaur dengan asap yang keluar dari kendaraan. Belum banyak peluh yang meruntuh, namun bukan berarti tanpa keluh.
Matahari semakin meninggi, masih terlalu pagi untuk merasakan panas. Namun cuaca di sini terasa ganas. AC mobil tidak terlalu terasa, mungkin karena terlalu penuh. Tapi bukan kami namanya jika tanpa suara, sepanjang perjalanan kami mengobrol. Membahas apapun untuk sekadar mengisi kekosongan.