AB 10: Mei Pertama (4) 🗒

62 17 1
                                    

Pagi ini aku dan rombongan kembali, berfoto ria dan membuat sedikit kenangan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini aku dan rombongan kembali, berfoto ria dan membuat sedikit kenangan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Ketawa-ketiwi sebelum pergi dan menyimpan semua ingatan baik dalam bingkai kenangan.

"Yuk yuk foto, buruan keburu telat ke stasiun." Ujar kak Yosep memberi komando.

Kami pun bergegas menuju halaman markas, lalu berbaris tanpa aba-aba. Semuanya menyusun diri sesuai tinggi dan pastinya aku mendapat bagian depan.

"Ditata yang rapi, biar enak diliat." Lanjutnya sambil standby memegang kamera.

"Dah yang bener, tuh sebelah kiri kosong."
Tegur salah satu teman kak Yosep.

"Oke, siap ya."

Hanya dalam satu perintah, kami pun langsung memasang pose terbaik. Berganti-ganti gaya, hingga akhirnya sesi ini usai juga.

Lalu kami pun berjalan menuju gerbang masuk. Cukup lama menunggu mobil yang akan membawa ke stasiun, sedikit membuat khawatir akan terlambat dan mengundur kepulangan. Apalagi jalanan sangat macet pagi ini, napas-napas penuh harapan berbaur dengan asap yang keluar dari kendaraan. Belum banyak peluh yang meruntuh, namun bukan berarti tanpa keluh.

Matahari semakin meninggi, masih terlalu pagi untuk merasakan panas. Namun cuaca di sini terasa ganas. AC mobil tidak terlalu terasa, mungkin karena terlalu penuh. Tapi bukan kami namanya jika tanpa suara, sepanjang perjalanan kami mengobrol. Membahas apapun untuk sekadar mengisi kekosongan.

"Waduh macet." Ujar kak Faisal mengusir keheningan.

"Iya nih." Sahut kak Nuri.

"Panjang banget tuh." Balasku.

"Eh Binar ngomong, udah enggak nangis lagi Bin?" Ledek kak Melati.

"Ih apaan sih." Jawabku sambil memasang wajah kesal.

"Hahahaha...."Semuanya tertawa.

"Tiap hari begini ya Pak?" Tanya kak Faisal pada sopir mobil.

"Iya, namanya juga jam kerja. Di depan juga lagi ada perbaikan jalan."

"Oh, iya persiapan buat Asian Games ya?"

"Iya, makanya diperbaiki. Soalnya kan bakal kedatangan banyak tamu."

"Pantes macetnya sampai panjang begini."

"Iya, soalnya lagi ada perbaikan juga. Biasanya juga macet, tapi masih bisa jalan pelan-pelan. Kalau sekarang kan sampek berhenti begini."

"Wih Asian Games, tuh kak Mel pengen banget ke Jakabaring." Sahutku.

"Hmmm iya, pengen banget."

"Udah tinggal aja di sini kak, pulangnya besok-besok haha."

Antah Berantah (Tentang Perasaan Kita yang (M)entah)Where stories live. Discover now